

Judul: On The Island
Penulis: Tracey Garvis Graves
Format: paperback, 322 hal.
Bahasa: Inggris
Penerbit: Plume (2012)
Genre: adults, romance
Cerita
Anna, seorang guru berumur 30 tahun, menerima pekerjaan paruh waktu mengajar pemuda 16 tahun, TJ yang mengharuskannya tinggal di Maldives selama beberapa waktu. Anna memakai kesempatan ini untuk menenangkan diri dan memikirkan kembali hubungannya selama 8 tahun dengan sang kekasih, John, yang jalan di tempat.
Tak diduga, pesawat yang ditumpangi Anna dan TJ jatuh di atas perairan, dan akhirnya mereka berdua terdampar di pulau tak berpenghuni. Awalnya mereka hanya berpikir untuk bertahan hidup selagi menunggu pertolongan tiba. Tapi begitu pertolongan tak kunjung datang hingga hitungan tahun, Anna dan TJ mulai menggantungkan harapan yang tersisa pada satu sama lain. Mereka menjadi begitu terikat.
TJ mulai berpikir kalau apa yang tak mungkin terjadi antara dirinya dan Anna pada kehidupan mereka yang dulu mempunyai kesempatan untuk terjadi di tengah pulau itu, sedangkan Anna yang menyaksikan TJ perlahan-lahan tumbuh menjadi lelaki dewasa harus berkutat dengan perasaannya kepada TJ dan moralnya sendiri.
3 Points for:
Additional information/message
Level of Interest
Buku ini hasil pinjeman dari Ren. Thanks, ya, Ren.
Sebenarnya bingung mau kasih 4 bintang atau 5 bintang, karena aku menemukan cliche di mana-mana tapi chemistry dan konflik age gap-nya yang terasa riil membuat aku sangat sangat suka cerita ini.
Ya, topik apa lagi yang paling seru untuk dibahas dari novel ini kalau bukan age gap antara Anna dan TJ yang sampai 14 tahun. Reaksi lingkungan sekitar mereka, dan terutama kesadaran Anna atas perbedaan tahapan dalam hidup yang ia dan TJ jalani rasanya lebih terasa dan menguras emosi pembaca daripada dalam Jane’s Melody yang bertema sama. Dalam Jane’s Melody, walaupun perbedaan umurnya juga jauh tapi Jane dan Caleb sudah sama-sama dewasa (25 tahun dan 40 tahun) jadi rasanya tidak seganjil hubungan Anna dan TJ (33 dan 20 tahun, atau 30 dan 16 tahun saat cerita bermula).
Hodgkin’s lymphoma
Dalam buku ini TJ diceritakan baru menjalani perawatan untuk Hodgkin’s lymphoma yang dideritanya. Limfoma adalah sejenis kanker darah, mirip dengan leukimia yang juga bersumber dari limfosit atau sel darah putih. Pada penderita limfoma, sel darah putih menjadi abnormal, membelah diri lebih cepat daripada seharusnya atau hidup lebih lama daripada masa hidup normmalnya lalu membentuk tumor. Sedangkan Hodgkin’s lymphoma adalah limfoma yang tumbuh di nodus limfosit, bagian dari sistem limfatik (getah bening) yang berfungsi sebagai filter bagi virus dan penyakit.

Penyakit yang pertama kali ditemukan Thomas Hodgkins pada 1832 ini ditandai dengan menyebarnya limfoma dari satu grup nodus limfosit ke bagian-bagian yang lain. Penyakit ini umumnya diobati dengan kombinasi kemoterapi dengan tingkat keberhasilan sampai 93%, menjadikannya salah satu kanker yang paling dapat disembuhkan.
Breadfruit
Anna dan TJ diceritakan mengkonsumsi breadfruit sebagai sumber karbohidrat. Tadinya aku penasaran breadfruit itu apa. Kedengarannya seperti buah tropis yang setipe dengan kentang. Setelah googling ternyata…ealah, yang dimaksud adalah Artocarpus altilis alias buah sukun.

Buah tropis ini memang digadang-gadang sebagai sumber alternatif karbohidrat di masa depan. Sukun yang masih bersaudara dengan buah keluwih sering disebut breadfruit oleh orang barat karena teksturnya yang menurut mereka seperti roti setelah dimasak. Padahal aku makan sukun goreng rasanya nggak mirip roti, tuh. Rasanya malah mirip ubi goreng.
Tapi mashed breadfruit buatan Anna kedengarannya enak juga, sih. Sukun bakar ditumbuk, terus dicampur santan sedikit. Yumm..
Questions For On The Island’s Readers
Di halaman terakhir buku, penerbit mencantumkan pertanyaan-pertanyaan menarik berikut untuk menjadi bahan diskusi pembaca. Ini adalah hasil jawabanku.
1. The first sentence of the book tells you there is going to be a plane crash, and yet the author builds tension even before the crash. Why do you think the author structured it this way?
Entahlah. Barangkali karena plot ceritanya sudah bisa ditebak sejak awal, penulis menginginkan pembaca untuk menanti-nanti kapan dan bagaimana tepatnya kecelakaan pesawat itu akan terjadi.
2. What were your first impressions of Anna and TJ? How did they change? At what point do you think Anna started seeing TJ as an adult? When did you see him as an adult?
Menurutku Anna adalah orang dewasa yang cool, terutama dari caranya memperlakukan TJ dan sahabat TJ, Ben. Tidak sok tua alias menggurui, tapi juga tidak sok muda/sok seru yang terkesan ‘tidak sadar umur’. TJ meskipun masih terlihat sikap kekanakannya tapi jauh lebih dewasa daripada umurnya dan dia menghadapi berbagai masalah dengan tenang dan bijaksana (untuk ukuran remaja tentunya).
Menurutku Anna mulai melihat TJ sebagai orang dewasa saat TJ menunjukkan tekadnya untuk bertahan hidup dan berdaptasi kondisi mereka di pulau, terutama saat TJ mampu melakukan banyak hal seperti membuat api dan berburu sendiri. Di sini tampak kalau TJ lebih bisa diandalkan daripada Anna.
3. Anna wishes desperately that the bag containing all the summer readings she packed for her trip would wash ashore. What five books would you pack if you knew you were facing years alone on a desert island?
Pertama, Al Quran. Meskipun tidak terlalu religius, aku masih sangat yakin dengan Tuhan dan selalu menggantungkan harapan kepadaNya 😀 Lagipula siapa lagi tempat berharap terbaik kalau bukan Dia?
Kedua, buku kosong dan pensil agar aku bisa menulis jurnal atau sekedar curhatan. Sepertinya itu akan sangat berguna untuk menjaga kewarasanku.
Tiga, buku survival guide, agar aku tidak sampai mati keracunan karena makan tumbuhan tak dikenal seperti si bego di film Into The Wild itu.
Empat, buku yang bisa membuatku merasa optimis saat membacanya agar aku punya semangat untuk bertahan di pulau, mungkin Chicken Soup For The Soul atau Robinson Crusoe (Anna Karenina or Wuthering Heights would be a bad choice).
Kelima, buku yang lucu untuk sedikit mengobati depresi, mungkin salah satu komik Hai, Miiko! milikku atau Kungfu Komang.
4. Anna and TJ face a number of hardships on the island and talk about their greatest fears. Which would you fear the most? Losing the one person you are stranded with? Dying of rabies or dehydration or allergic reaction? Running out of water?
Semuanya menakutkan. Tapi kurasa yang paling menakutkan adalah kematian itu sendiri, apapun caranya. Kurasa aku orang yang cenderung bisa memaksakan diri untuk menjadi lebih kuat saat sendirian, jadi sepertinya aku bisa bertahan sendirian meskipun proses kehilangannya akan menguras seluruh energi dan emosi (I’m not good at dealing with the loss of people I care about). Tapi kalau mati, tak ada lagi apapun yang tersisa, kan?
5. Do you think it was realistic that Anna and TJ waited so long to be together? Would you have waited that long?
Masuk akal, kok, kalau Anna ragu untuk menanggapi ‘usaha’ TJ selama itu (yes, that boy obviously ‘tested the water’ with her all the time). Dibesarkan dalam lingkungan bermoral pastinya membuat siapa saja yang masih sadar norma sosial ragu-ragu untuk memulai hubungan dengan pria semuda itu, bahkan meskipun di pulau tak ada orang lain untuk menghakimi dan menilai semua tindakannya.
Oh, yes I would waited that long. Me, 26 years old dating someone 14 years younger? 12! Are you kidding me? Let’s wait until you’re 20, boy.
6. How do Anna and TJ change and evolve throughout the course of the story? What events trigger such changes?
Yang paling banyak berkembang kepribadiaannya dalam cerita ini menurutku adalah TJ. Sepertinya kemungkinan bahwa pertolongan tak akan pernah datang dan rasa syukur TJ karena setidaknya dia masih hidup (pernah sakit kanker ganas membuatnya sangat menghargai hidup) membuat dia menghadapi kondisinya dan Anna dengan tabah dan membuatnya belajar untuk beradaptasi dengan kehidupan liar di pulau.
Begitu juga saat mereka kembali ke kehidupan yang lama. TJ bersikap sangat dewasa dalam memahami perasaan orangtuanya dan menerima empat tahun masa remajanya yang terlewat (we know that high school is the most unforgettable moments in life, right?).
7. Strangely, 2004’s devastating South Asian tsunami is what ends up saving Anna and TJ (more than 200.000 people died in the tsunami. If you were Anna or TJ how would you feel about the event?
Feel really sorry for the victims, but still thankful because I’m saved.
8. Imagine you were the one getting the call that a loved one was still alive all those years. Do you think your reaction would be similar to Anna’s sister’s?
Yes, of course.
9. The press conference scene was particularly dramatic for Anna and TJ. How would you handle becoming an overnight celebrity?
Aku tidak pernah populer dan sama sekali bukan tipe yang cocok jadi populer. Jadi aku mungkin akan membenci begitu banyaknya atensi yang tiba-tiba aku dapat. Lagipula pasti rasanya menyebalkan sekali kalau setiap orang mendadak merasa punya hak untuk menghakimimu hanya karena wajahmu masuk berita.
10. After three and a half years of only talking to one other person, imagine how overwhelming it would be to try and fit back into society. What do you think would be the most difficult thing to get used to?
Meeting new person. Aku adalah orang yang sangat socially awkward dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi kalau ceritanya seperti Anna dan TJ. Pasti itu akan menjadi saat yang paling sulit bagiku.
11. What do you think about TJ’s parents and the way they reacted to his relationship with Anna?
Hebat, mereka adalah orangtua yang berpikiran sangat terbuka. Pasti sebenarnya sulit bagi mereka untuk mengikhlaskan TJ berhubungan dengan Anna (My parents will kill me if they find me dating 60 old years man)
12. What did you think about John and Anna’s relationship? Do you know anyone in a situation similar to John and Anna’s (his failure to commit after eight years together)? Do you think that Anna would have stayed with him is she hadn’t been stranded on the island?
Aku sudah sering melihat wanita yang terjebak dalam hubungan tanpa arah dan tujuan seperti ini (not me, thank God). Mereka sadar kalau hubungan itu tidak mengarah ke manapun dan lelaki yang mereka pacari tidak punya cukup rasa bertanggungjawab untuk memberikan kepastian, tapi bisa ditebak, mereka lebih suka memelihara harapan palsu dan membodohi diri sendiri untuk terus bertahan daripada mengakui kalau mereka gagal dan harus melepaskan mimpi untuk hidup bahagia bersama pria tersebut.
Yeah, we girls tend to love the dream, hope, and wishes, more than we love the man that makes us live the dream. Stupid, I know.
Menurutku pada satu titik, saat Anna sudah benar-benar jenuh ia akan meninggalkan John. Tapi tanpa kejadian di pulau itu mungkin Anna akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk meninggalkan John.
13. The age difference between Anna and TJ is fourteen years. How would you feel about dating someone fourteen years older or younger than you?
I don’t think I would date someone so much younger than me. 5 years younger is still okay, I think. But 14? I don’t think so.
14. Do you think Anna made the right decision in breaking things off with TJ? Do you think she made the right decision to follow her heart and marry him?
Yes for both questions. Kadang memang dibutuhkan waktu dan jarak untuk dapat melihat keputusan yang terbaik (sotoy banget padahal ga punya pacar ini :D) dan mengikuti kata hati jelas keputusan terbaik Anna. Memang siapa lagi yang bisa menentukan apa yang terbaik untuk kita kalau bukan diri kita sendiri?
Yang kupikirkan sesudah membaca buku ini adalah: dengan pria yang tepat (sekalipun brondong, hehehhe) semuanya akan terasa tepat juga. Ini membuatku berpikir kalau kedewasaan memang tidak bisa dilihat dari umur. Memang benar seperti yang dikatakan ibu TJ, si perempuan yang lebih tua mungkin berada pada tahap dalam kehidupan yang lanjut, berbeda dengan si pria, tapi tetap itu tidak bisa dijadikan ukuran kedewasaan atau ketidakdewasaan mereka berdua. Terbukti di sini TJ bukannya bermanja-manja pada Anna, tapi justru terpacu untuk menjadi pria yang dewasa dan pantas bersanding dengan Anna.
Btw, aku juga punya sahabat yang pacaran dengan cowok yang 2 tahun lebih muda, dan cowoknya ini bersikap sama seperti TJ (They’ve been dating for 5 years and going to get married next year 😀 so happy for them)
15. In the end, which character did you like the most and why? Which character did you like the least and why?
Ben is really a good friend. John is totally bullshit, and that guy named Spence is an asshole.
16. What major emotion or emotions did the story evoke in you as a reader?
Rasanya pergulatan batin Anna dalam memutuskan untuk mengakhiri atau mempertahankan hubungan dengan TJ paling terasa emosinya dan paling bisa dimengerti. Adegan-adegan saat Anna menunjukkan krisis percaya diri itu memang riil kalau menurutku. Katanya begitu memasuki usia 30 something perempuan memang rentan mengalami krisis percaya diri. Katanya lho.
Aku kayake perlu jawab juga itu pertanyaan yang di belakang bukunya.
Hehehe sama – sama Tan. Glad you love the book :*
LikeLike
Hehehe.
Kapan2 aku pinjem novel romance lagi ya.
LikeLike
Covernya maknyuss~!
jadi pengen packing terus beli tiket pesawat ke karibia *duike sopo tapi hahahaa..
Btw itu pertanyaan2nya lumayan berat ya. tapi bisa jadi panduan asyik tuh untuk book discussion.
Oh iya, kalau berkenan sila berkunjung ke idanisme.blogspot.com ya..trims 😉
LikeLike
Bagiku covernya kok berasa sumuk yo Dan. *ga suka pantai. Hehehehe.
Perasaan wes mampir dan komen deh. Tp ya sudlah mampir lagi.
LikeLike
Aku suka banget buku ini dulu pas baca. Tapi aku lebih suka bagian pas mereka udah kembali ke peradaban dan harus menghadapi penilaian orang banyak. Kalo pas di Maldives sih yaaa udahlah. hihi
LikeLike
Iya yg paling kerasa konfliknya tuh memang pas balik ke darat ya. Pas di pulau kebanyakan klise. Tp aku suka banget sama klisenya. Hehehhe
LikeLike