Review: Yakumo-san wa Edzuke ga Shitai, Romansa Lugu Tante-tante (Yang Lebih Muda Daripada Reviewer) dan Remaja SMA Berbumbu Kuliner Menggiurkan

Romance, friendship, cooking, wide age gap

Yakumo-san wa Edzuke ga Shitai. Photo credit: Baka-updates

Judul: Yakumo-san wa Edzuke ga Shitai (Yakumo wants to feed)
Penulis: Satomi U
Bahasa: Inggris
Penerbit: Young Gangan (2016)
Genre: manga, roman, seinen, slice of life, komedi, kuliner

Sinopsis

Yakumo Shuuko, janda 28 tahun yang ditinggal mati suaminya. Menikmati kesendirian dengan buku dan hobi memasak. Sumber kebahagiaannya adalah memberi makan orang-orang di dekatnya.

Yamato Shuuhei, calon bintang bisbol tingkat SMA yang selalu kelaparan dan kesepian. Kebetulan tinggal seorang diri di apartemen sebelah Yakumo-san.

Karena suatu ketidaksengajaan, akhirnya Yakumo-san dan Yamato-kun punya kebiasaan baru. Makan berdua di apartemen Yakumo-san setiap malam.

4 Points for:

check sign

Story

Setting

check sign

Characterization

check sign

Writing style

check sign

Moral/interesting trivia

Level of Interest

My Review

Belakangan saya insomnia lumayan parah. Jadi obatnya cuma baca sampai capek dan ketiduran sendiri. Tapi karena saya juga lagi stres berat, mampunya cuma baca yang ringan-ringan. Akhirnya jadi bacain manga sama webtoon. Dan salah satu manga menghibur yang berhasil saya temukan beberapa minggu terakhir adalah Yakumo-san ini.

Yakumo-san wa Edzuke ga Shitai. Photo credit: Gangan Young/Satomi U
Yakumo-san wa Edzuke ga Shitai. Photo credit: Gangan Young/Satomi U

Sekilas lihat gambarnya pasti kepikir sama seinen-ecchi manga. Soalnya Yakumo-san yang unyu tapi bohay itu memang mirip sekali sama karakter di Futari Ecchi atau…apa, ya..saya kurang referensi seinen-ecchi. Temanya pun ‘mencurigakan’. Interaksi tante-tante 28 tahun dan brondong belasan tahun yang masih lugu. Tapi jangan keburu berekspektasi menemukan sex scene. Nggak ada sama sekali, kok.

Manga ini cukup innocent. Mengikuti interaksi dan perkembangan hubungan Yakumo-Yamato memang bakal membuat kita berpikir, “Will they, won’t they?” Tetapi keseluruhan ceritanya berjalan natural dan cenderung lambat. Jangan heran kalau kita baru menemukan perkembangan yang berarti setelah volume 10. Sementara skanlasi yang beredar baru sampai volume 3. Hehehe..

Yakumo-san wa Edzuke ga Shitai. Photo credit: Gangan Young/Satomi U
Yakumo-san wa Edzuke ga Shitai. Photo credit: Gangan Young/Satomi U

Saya merasa cukup terhibur dengan alur lambat ini. Menyenangkan, kok, mengikuti interaksi canggung kedua tokoh utamanya. Karakter-karakter pendamping yang kadang muncul juga menarik. Misalnya adik Yamato atau teman kecil sekaligus fans berat Yamato yang sirik berat kepada Yakumo-san. Ada juga Yuri, sahabat Yakumo-san yang slengekan. Kalau perempuan yang satu ini sudah muncul, kita bakal disuguhi adegan-adegan semi-yuri beneran.

Selain cerita dan para tokohnya yang menarik, tentu saja unsur kuliner juga menjadi daya tarik utama dari manga ini. Saya selalu ngiler melihat makanan yang disiapkan Yakumo-san untuk Yamato. Entah itu hanbagu, pai labu, gyoza, cream stew, bekal hanami, atau cuma nasi goreng.

Satu hal yang membuat saya heran adalah berapa pengeluaran Yakumo-san dalam sebulan. Sebagai seorang janda yang tidak bekerja, dia pasti punya tabungan yang banyak sekali. Apartemennya memang cukup kecil, tetapi jika dihitung dari biaya memasak setiap hari saja sudah berapa, tuh. Apalagi banyaknya makanan yang dia siapkan untuk Yamato nggak pernah sedikit. Nasi satu rice cooker pasti habis. Lauk setidaknya tiga macam. Yakumo-san bahkan tidak pikir terlalu panjang untuk membeli rice cooker baru demi tetangga brondongnya yang masih rakus-rakusnya itu.

Yakumo-san wa Edzuke ga Shitai. Photo credit: Gangan Young/Satomi U
Yakumo-san wa Edzuke ga Shitai. Photo credit: Gangan Young/Satomi U
Yakumo-san wa Edzuke ga Shitai. Photo credit: Gangan Young/Satomi U

Beneran bikin laper, kan? Sayangnya tidak ada resep makanan yang disertakan di dalamnya. Padahal saya juga kepingin mempraktikkan salah satu masakan yang dibuat Yakumo-san. Cream stew atau tumis-tumisan dari makanan kaleng pemberian Yamato, misalnya.

Atau mungkin cuma saya aja yang laper lihat makanan di komik? Jangan-jangan pembaca lain nggak merasakan hal yang sama. Apapun alasannya, pokoknya saya bakal menanti-nanti kelanjutan manga ini.

2 thoughts on “Review: Yakumo-san wa Edzuke ga Shitai, Romansa Lugu Tante-tante (Yang Lebih Muda Daripada Reviewer) dan Remaja SMA Berbumbu Kuliner Menggiurkan

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.