[Review Buku] Seraphina, Kisah si Gadis Naga di Semesta Fantasi Goredd

Another long review. Kali ini tentang Seraphina yang novelnya saya beli karena dorongan impulsif pengen coba baca fantasi lagi setelah sekian lama. Dan sepertinya saya memang sedang tergila-gila epic fantasy.

Saya menonton Cho’e Young, jenderal Goryeo dengan kekuatan petirnya dalam K-drama Faith sampai berkali-kali, dan sekarang saya bersemangat sekali menulis review ini.
Oke, selamat membaca!

sampul buku Seraphina © Gramedia Pustaka Utama

Judul: Seraphina (Seraphina #1)
Penulis: Rachel Hartman
Bahasa: Indonesia
Format: paperback, 544 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2013)
First published: 2012
Genre: young adults, fantasi
Prekuel: : The Audition (Seraphina #0,5)
Sekuel: Shadow Scale (Seraphina #2)

Cerita

Selama empat dekade, manusia dan naga di kerajaan Goredd berdamai. Kaum naga mewujud menjadi manusia dan menyumbangkan pikiran mereka yang rasional serta matematis. Namun, akhir-akhir ini hubungan di antara kedua kaum memburuk. Apalagi ketika salah satu anggota kerajaan terbunuh dan ada kecurigaan bahwa pelakunya naga.

Sebagai musisi yang sangat berbakat, Seraphina Dombegh bergabung dengan kelompok musisi istana. Ia kemudian mau tidak mau terlibat dalam penyelidikan pembunuhan itu, bekerja sama dengan Pangeran Lucian Kiggs yang sangat awas.

Sementara mereka mulai membongkar rencana jahat untuk menghancurkan perdamaian, Seraphina berjuang melindungi rahasianya sendiri, rahasia di balik bakat musiknya yang luar biasa, rahasia yang begitu mengerikan sehingga dapat membahayakan nyawanya.

Para Tokoh

Seraphina Dombegh
Seorang musisi muda berbakat yang ternyata separuh naga. Ia bekerja sebagai asisten master musik istana sambil berusaha menutupi jati dirinya.

Orma
Saarantras. Guru sekaligus paman Seraphina dari pihak ibu. Naga yang bijaksana dan menyayangi keponakannya (walau dengan cara naganya yang sangat kaku).

Pangeran Lucian Kiggs
Keponakan sekaligus calon menantu sang ratu. Kapten Garda Ratu yang tegas, cerdas, dan berkepala dingin.
Keterangan mengenai tokoh lainnya (yang sangat banyak) bisa ditemui pada halaman pengenalan tokoh di bagian belakang buku.

Dunia Seraphina

Keterangan di bawah ini bisa ditemukan dalam glosarium di halaman belakang buku. Tapi saya ingin merangkumnya agar siapa saja yang mau baca Seraphina bisa membayangkan setting-nya secara keseluruhan.

Southlands

Tiga negara yang terletak di belahan bumi selatan (mungkin terinspirasi dari Three Kingdoms dalam sejarah Cina?). Terdiri dari Goredd, Samsam, dan Ninys.

Goredd
Kerajaan di mana manusia dan kaum naga hidup berdampingan selama empat puluh tahun. Kota terbesar di sana adalah Lavondaville.

Porphyry
Negara sebesar kota yang terletak di barat laut Southlands. Penduduknya adalah orang-orang kulit hitam yang dikenal sebagai imigran dari utara.

Tanamoot
Negeri para naga. Dipimpin oleh Jenderal Ardmagar Comonot. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Mootya.

Ziziba (adj: Zibou)
Negeri antah-berantah di belahan bumi utara. Dipercaya sebagai habitat asli makhluk-makhluk aneh seperti buaya dan camelopard.

Naga-Naga Tanamoot

Dalam cerita ini, para naga adalah spesies dengan kecerdasan tinggi (umumnya menggemari eksakta), memiliki darah berwarna perak, dan tak suka menunjukkan emosi.

Di Goredd, para naga mewujud dalam sosok manusia. Di sana mereka disebut saarantras (jamak: saarantrai). Saarantras dapat dibedakan dari lonceng yang selalu mereka kenakan dan tindak-tanduk mereka yang ‘lempeng’. Saarantras yang masih baru disebut newskin. Wujud manusianya masih belum sempurna. Selain itu ada pula quigutl, subspesies naga yang sosoknya jauh lebih kecil dan…kurang elegan?

Kaum naga dan warga Southlands pada dasarnya bermusuhan. Berkat perjanjian gencatan senjata yang disebut Comonot’s Treaty, kedua belah pihak dapat hidup berdampingan. Tapi keadaan damai ini diwarnai ketegangan dan rasa curiga.

4 poin untuk:

☑️Good Story/Idea

☑️Good writing style

☑️Well-developed characters

☑️Additional information/message

Level of Interest

💗💗💗💗

Review

Saya jarang sekali baca fantasi. Dan jarang novel fantasi yang saya bilang bagus. Tapi ada beberapa fantasi yang bikin saya kagum sama penulisnya. Para penulis serial itu menciptakan sebuah dunia fantasi yang detail; menciptakan setting tempat, masa, bahasa, dan sebagainya yang bikin pembaca merasa takjub berkali-kali.

Nah, Rachel Hartman ini juga begitu. Saya suka sekali dengan semesta fantasi yang dia ciptakan. Dunia di mana naga dan manusia hidup berdampingan dalam kedamaian yang bisa rusak sewaktu-waktu. Para naga yang mewujud menjadi manusia, para santo dan warisan religinya, bahasa naga, katedral Goredd, manusia-manusia setengah naga yang saling terhubung dalam benak, dan masih banyak lagi.

Rasanya saya paham kenapa banyak sekali yang menjadikan buku ini wishlist. Cover-nya juga cantik, meskipun saya lebih suka cover edisi Jerman dan audiobook-nya.

seraphina
sampul buku Seraphina © istimewa
Sera-germ
sampul buku Seraphina © CB

Soal ceritanya sendiri, saya mengharapkan sedikit lebih banyak action. Lebih banyak pertarungan naga, misalnya. Tapi saya juga menyukai petualangan Seraphina dan Kiggs dalam menyelidiki naga liar yang terasa seperti cerita detektif. Dan pastinya saya menunggu kemunculan manusia-manusia setengah naga lainnya di buku selanjutnya.

Alur cerita buku pertama ini agak lambat. Lebih fokus pada usaha Seraphina dalam menemukan jati diri dan keberaniannnya. Penuh dengan kisah penggalian Seraphina terhadap masa lalu ibunya, yang tersimpan dalam visi yang ia wariskan kepada Seraphina.

Seraphina juga mulai mengumpulkan sekutu serta teman-temannya di sini. Jadi arah buku-buku selanjutnya tampaknya sudah terbaca dari sini.

seraphina 2 shadow scale
sampul buku kedua Seraphina; Shadow Scale © istimewa

Oh iya, saya merasa penuturan Rachel Hartman cukup puitis, terutama saat mendeskripsikan background. Dan pastinya dia suka sekali menyelipkan segala sesuatu tentang seni musik yang tampaknya sangat dikuasainya.

Saya juga suka diksi yang dipakai oleh penerjemahnya. Sayangnya di bab-bab terakhir ada beberapa typo yang membuat saya sedikit terganggu saat membacanya. Ngomong-ngomong, “temperasan” itu artinya apa, ya?

Trivia

Sedikit tentang Naga

Naga adalah makhluk sakti yang sering disebutkan dalam berbagai mitos yang tersebar di berbagai negara. Indonesia menyebutnya naga, sementara di bahasa Inggris disebut “dragon”.

Secara etimologis, “naga” (berasal dari bahasa Sansekerta) berarti “ular”. Sedangkan “dragon” Berasal dari “drakon” (Yunani) atau “draken” (Skandinavia) berarti “ular raksasa”.

Dalam mitologi barat seperti Yunani dan Skandinavia, naga sering digambarkan sebagai monster dengan bentuk menyerupai kadal, bersayap kelelawar, bersisik, dan mampu menyemburkan api.

Photo by hdw.eweb4.com
ilustrasi naga di mitologi Eropa © hdw.eweb4.com

Sementara di timur, naga lebih sering digambarkan sebagai ular raksasa bersungut dan memiliki beberapa pasang kaki berbentuk cakar.

Photo by infinitereads.com
ukiran naga di Asia © infinitereads.com
Photo by galleryhip.com
ilustrasi naga di Asia © galleryhip.com

Di India dan Indonesia, naga digambarkan seperti ular besar tanpa kaki yang mengenakan mahkota di kepalanya.

Photo by www.artbeatprojects.com
ukiran naga di gamelan © artbeatprojects.com

Jika dalam legenda-legenda barat naga adalah monster jahat yang dibasmi oleh pahlawan, di timur naga lebih sering diceritakan sebagai makhluk gaib yang dihormati.

Beberapa mitologi timur juga menyebutkan adanya dewa naga. Di sini naga dipandang sebagai perlambang kekuatan dahsyat, kebijaksanaan, dan perlindungan.

Karena itu, simbol naga sering sekali dijumpai timur. Dijadikan motif ukiran pada gerbang, baju kebesaran kaisar, istana (lihat saja berapa banyak ukiran naga di Forbidden City), shio, senjata, relief candi, dll.

One thought on “[Review Buku] Seraphina, Kisah si Gadis Naga di Semesta Fantasi Goredd

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.