[Review Buku] Ten Little Niggers (And Then There Were None), Sebuah Novel Detektif tanpa Detektif dari Agatha Christie

Edisi yang saya baca adalah versi lawas dengan judul asli Ten Little Niggers yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi Sepuluh Anak Negro. Cetakan ulang novel ini lebih banyak menggunakan judul alternatifnya, And Then There Were None.

Terjemahan versi Gramedia yang terbaru juga sudah menggunakan judul And Then There Were None (Lalu Semuanya Lenyap). Isinya tetap sama dengan versi yang saya baca.

sampul novel Ten Little Niggers (Sepuluh Anak Negro) © Gramedia Pustaka Utama
Ten Little Niggers (Sepuluh Anak Negro) © Gramedia Pustaka Utama

Judul: Ten Little Niggers (Sepuluh Anak Negro)
Penulis: Agatha Christie
Bahasa: Indonesia
Format: paperback, 296 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2008) first published in 1939
Genre: misteri, thriller, suspense

Cerita

Sepuluh orang yang tidak saling mengenal diundang ke sebuah pulau terisolasi yang disebut Pulau Negro untuk berlibur. Kemudian sepuluh orang itu mengetahui kalau mereka dikumpulkan di sana untuk bertanggungjawab atas kejahatan di masa lalu yang dituduhkan kepada mereka.

Sang algojo yang mengundang mereka keberadaannya masih tak diketahui. Dia memutuskan untuk menghukum mereka.

Keesokan harinya sepuluh orang itu mendapatkan selembar kertas bertuliskan sajak Sepuluh Anak Negro.

Kemudian mereka tewas satu per satu dengan cara yang sama seperti anak-anak negro dalam sajak tersebut.

Mereka yang masih hidup mulai panik dan saling curiga.

4 Points for:

Story

Setting

Characterization

Writing style

Moral/interesting trivia

Level of Interest

💗💗💗💗💗

Review

  • Sepuluh orang dengan sepuluh dosa.
  • Semuanya dianggap bertanggungjawab atas kematian seseorang.
  • Terkurung dalam sebuah pulau terisolasi dan mati satu per satu. Ada yang mati keracunan saat makan malam, ada yang kelebihan obat tidur, ada yang dibunuh dengan kapak, mati dengan gantung diri, dll, sesuai dengan urutan kematian dalam sajak Ten Little Niggers.

Ini adalah pola yang sangat umum dalam cerita-cerita detektif. Pembaca digiring untuk menebak-nebak siapa di antara kesepuluh orang tersebut yang menjadi pembunuh sebenarnya.

Tapi bagaimana jika sepuluh orang tersebut mati dan tidak ada orang lain lagi di pulau tersebu? Siapa yang menjadi pelaku pembunuhan? Itulah yang menjadikan novel detektif tanpa detektif ini layak mendapat lima bintang.

Suasana tegang saat para tamu Pulau Negro yang masih hidup saling curiga sangat terasa. Begitu juga saat mereka mati satu per satu.

Seperti di The Murder of Roger Ackroyd, Christie menggunakan trik psikologis yang sebenarnya simpel untuk menyesatkan pembaca.

Sekali lagi, Christie menunjukkan kalau reader manipulation adalah keahliannya sebagai seorang novelis.

Tidak banyak lagi yang bisa saya ceritakan.

Satu hal yang pasti, novel ini tetap menegangkan dan tidak terasa usang walaupun dibaca enam dekade setelah penerbitannya.

Trivia

Judul Ten Little Niggers yang Kontroversial

edisi pertama novel Ten Little Niggers karya Agatha Christie © Sotheby's
edisi pertama novel Ten Little Niggers karya Agatha Christie © Sotheby’s

Buku ini diterbitkan dengan banyak judul. Dari judul aslinya, Ten Little Niggers ke Ten Little Indians, Ten Little Soldiers, lalu berubah lagi menjadi And Then There Were None.

Judul pertamanya dianggap kontroversial karena bagi sebagian orang disebut menyinggung orang kulit hitam.

Di Indonesia sendiri, buku ini sempat terbit dengan judul asli, Ten Little Niggers yang diterjemahkan menjadi Sepuluh Anak Negro.

Sajak Anak-Anak Ten Little Niggers, Jejak Rasisme terhadap Kaum Kulit Hitam

Sajak anak-anak yang muncul dalam novel ini aalah Ten Little Niggers yang ditulis Frank J. Green pada 1869.

Sajak tersebut merupakan adaptasi dari Ten Little Injuns gubahan Septimus Winner pada 1868.

Sajak yang dulunya jadi “dongeng sebelum tidur” ini populer dalam pertunjukan-pertunjukan panggung di Inggris, lalu makin banyak dibicarakan di seluruh Eropa karena kemunculan novel Christie.

Ten little nigger boys went out to dine;
One choked his little self and then there were Nine.
Nine little nigger boys sat up very late;
One overslept himself and then there were Eight.
Eight little nigger boys travelling in Devon;
One said he’d stay there and then there were Seven.
Seven little nigger boys chopping up sticks;
One chopped himself in halves and then there were Six.
Six little nigger boys playing with a hive;
A bumble bee stung one and then there were Five.
Five little nigger boys going in for law;
One got into Chancery and then there were Four.
Four little nigger boys going out to sea;
A red herring swallowed one and then there were Three.
Three little nigger boys walking in the Zoo;
A big bear hugged one and then there were Two.
Two little nigger boys sitting in the sun;
One got frizzled up and then there was One.
One little nigger boy left all alone;
He went out and hanged himself and then there were None.

sajak Ten Little Niggers © museumvictoria.com.au: Ten little nigger boys went out to dine; One choked his little self and then there were Nine.
sajak Ten Little Niggers © museumvictoria.com.au
sajak Ten Little Niggers © museumvictoria.com.au: Nine little nigger boys sat up very late; One overslept himself and then there were Eight.
sajak Ten Little Niggers © museumvictoria.com.au
sajak Ten Little Niggers © museumvictoria.com.au: Eight little nigger boys travelling in Devon; One said he’d stay there and then there were Seven.
sajak Ten Little Niggers © museumvictoria.com.au
sajak Ten Little Niggers © museumvictoria.com.au: Seven little nigger boys chopping up sticks; One chopped himself in halves and then there were Six.
sajak Ten Little Niggers © Museumvictoria.com.au
sajak Ten Little Niggers © museumvictoria.com.au: Six little nigger boys playing with a hive; A bumble bee stung one and then there were Five. Five little nigger boys going in for law; One got into Chancery and then there were Four.
sajak Ten Little Niggers © museumvictoria.com.au
sajak Ten Little Niggers © Bdcmuseum.org.uk: Four little nigger boys going out to sea; A red herring swallowed one and then there were Three.
sajak Ten Little Niggers © Bdcmuseum.org.uk
sajak Ten Little Niggers © museumvictoria.com.au. Three little nigger boys walking in the Zoo; A big bear hugged one and then there were Two. Two little nigger boys sitting in the sun; One got frizzled up and then there was One.
sajak Ten Little Niggers © museumvictoria.com.au

Scary, isn’t it?

Belakangan ini, sajak tersebut dipandang sebagai bentuk rasisme, terutama karena penggambaran kesepuluh anak negro di dalamnya yang terkesan mendiskreditkan orang kulit hitam.

Bisa dilihat, orang kulit hitam di sajak ini digambarkan bodoh, tidak bisa diandalkan, dan berbahaya kalau dibiarkan sendiri.

Terdapat spekulasi kalau sajak ini memang dimaksudkan untuk mengindoktrinasi anak-anak dengan ide rasisme terhadap kaum kulit hitam.

Kabarnya, sajak ini juga sengaja disebarkan oleh orang-orang Amerika yang tidak setuju dengan ide pembebasan budak kulit hitam.

3 thoughts on “[Review Buku] Ten Little Niggers (And Then There Were None), Sebuah Novel Detektif tanpa Detektif dari Agatha Christie

    1. Kayaknya sih apa yang kita anggap rasis bagi kebanyakan orang jaman dulu biasa aja. Jadi iya kemungkinan dia rasis, tapi nggak sadar dengan rasisme-nya. 😀

      Like

Leave a reply to tantri06 Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.