Sudah pernah baca novel Alice’s Adventures in Wonderland (1865) karya Lewis Carroll? Atau setidaknya pernah nonton adaptasinya yang berjudul Alice in Wonderland (2010)? Kalau sudah, mungkin kalian masih ingat salah satu karakter di film itu yang diperankan oleh Johnny Depp. Dialah Mad Hatter, sosok pria eksentrik bertopi yang kerap melontarkan teka-teki rumit atau sajak-sajak ganjil.




Karakter ini berkaitan dengan frasa “mad as a hatter” dan mad hatter’s disease yang sempat menjadi fenomena di abad 19.
Sekilas tentang Karakter Hatter di Alice’s Adventures in Wonderland
Mad Hatter muncul di novel Alice’s Adventures in Wonderland dan sekuelnya yang berjudul Through the Looking-Glass. Namun, ternyata dia cuma disebut Hatter di dua novel tersebut.
Cheshire Cat, salah satu tokoh di novel itu menyebut Hatter dan March Hare “mad” atau ‘gila’ di salah satu bab. Alice bertemu Hatter di pesta minum teh. Ia terus-menerus menyela pembicaraan dan membuat Alice jengkel dengan sikapnya. Akhirnya Alice beranjak pergi dari acara yang disebutnya “pesta minum teh paling bodoh yang pernah kukunjungi seumur hidup!”

Entah sejak kapan, Hatter lebih dikenal dengan nama Mad Hatter oleh para pembaca. Sepertinya, ia jadi populer dengan nama tersebut karena banyak orang yang mengaitkannya dengan frasa populer “mad as a hatter”.
Frasa “mad as a hatter” pertama kali saya dengar saat membaca novel The Madness of Lord Ian Mackenzie (Mackenzies & McBrides #1). Tokoh utama pria di novel itu digambarkan dengan ungkapan “mad as a hatter” oleh salah satu tokoh.
“Mad as a hatter. Poor chap lived in a private asylum most of his life, and he runs free now only because his brother the duke let him out again.”
—Sir Lyndon Mather tentang Ian Mackenzie di The Madness of Lord Ian Mackenzie (Jennifer Ashley)
Sebenarnya, kenapa kegilaan dikaitkan dengan topi (hat) segala? Jadi, istilah “mad as a hatter” digunakan untuk menyebut orang dengan gejala gangguan kejiwaan atau perilaku tak terduga.
Menurut Dictionary, ungkapan ini mulai digunakan pada awal tahun 1800-an dan berkaitan dengan kondisi kesehatan para pekerja di pabrik topi yang mirip dengan pasien gangguan kejiwaan.
Asal-Usul Frasa “Mad as a Hatter”
Menurut situs Dictionary, frasa “mad as a hatter” merujuk pada gejala gangguan saraf yang disebabkan paparan bahan kimia dalam pembuatan topi felt.
Lebih jauh, keterangan di situs History mengaitkan ungkapan tersebut dengan keracunan merkuri yang diderita para pekerja di industri pembuatan topi pada abad 18—19.
Standar keamanan dalam industri pembuatan topi saat itu sangat rendah. Karena itulah, merkuri bebas digunakan untuk mengolah kulit binatang menjadi felt. Belum ada penelitian yang membuktikan bahwa merkuri termasuk neurotoksin yang bisa merusak saraf. Efek sampingnya baru diakui secara luas pada tahun 1950-an.
Paparan merkuri terus-menerus membuat kesehatan para pekerja terganggu. Pada tahap awal, gejala umum yang tampak adalah ruam, nyeri otot, gangguan pencernaan, batuk, insomnia, dan munculnya lesi di rongga mulut (mouth sore).
Dilansir Discover Magazine, gejala yang muncul setelah paparan jangka panjang adalah gangguan bicara, sulit konsentrasi, ketidakstabilan emosi, halusinasi hingga psikosis. Mereka juga menunjukkan gejala tremor yang saat itu disebut “hatter’s shakes”.
Bukan cuma para pengrajin topi yang mengalami gangguan kesehatan akibat paparan merkuri. Menurut sejumlah catatan sejarah, para ilmuwan terkemuka seperti Sir Isaac Newton dan Blaise Pascal juga menunjukkan gejala yang sama.
Erethisme atau Mad Hatter’s Disease

Menurut artikel di situs Medical News Today, gangguan saraf yang diderita para pengrajin topi pada abad 19 juga disebut dengan istilah mad hatter’s disease. Saat ini, dokter menyebutnya erethisme atau mercurial erethism. Penyakit ini ditandai dengan perubahan perilaku, emosi, dan kondisi mental.
Dilansir situs Healthline, eksposur terhadap merkuri bisa terjadi lewat beberapa cara. Uap merkuri elemental dapat terhirup di tempat kerja seperti lokasi peleburan dan situs penambangan.
Orang juga bisa terpapar merkuri organik dengan memakan ikan dan kerang yang mengandung metilmerkuri. Sementara itu, para pembuat topi terpapar merkuri nitrat yang termasuk golongan merkuri anorganik.
Keracunan merkuri bisa mengakibatkan gangguan pada perut, kulit, tiroid, payudara, otot, liver, kelenjar adrenal, ginjal, prostat, dan sistem saraf.
Seseorang bisa dikatakan menderita mad hatter’s disease saat toksin merkuri sudah mempengaruhi otak dan sistem saraf.
Saat seseorang mengalami keracunan merkuri, dokter mungkin melakukan pengobatan untuk mengurangi konsentrasi merkuri di dalam tubuh dengan oksigen, bronkodilator, dan cairan.
Selain itu, dokter mungkin juga akan memberikan obat untuk meningkatkan ekskresi merkuri melalui urin atau saluran pencernaan.
Demikian penjelasan singkat soal karakter Mad Hatter di novel Alice’s Adventures in Wonderland dan kaitannya dengan frasa “mad as a hatter” dan penyakit mad hatter’s disease.
Sekadar informasi, Johnny Depp juga menginterpretasikan karakter Mad Hatter yang diperankannya di Alice in Wonderland (2010) sebagai sosok yang mentalnya tidak stabil karena keracunan akut. Menurutnya, tanda-tanda keracunan merkuri terlihat jelas pada rambut, jemari, dan kantong matanya yang berwarna oranye.
Sumber bacaan:
How Poisonous Chemicals Created The Phrase ‘Mad Hatter’. Discovery Magazine
Mad as a Hatter Definition & Meaning. Dictionary
Mad Hatter’s Disease: Definition, Causes, and Symptoms. Medical News Today
What Is Mad Hatter Disease (Erethism)? Healthline
Where Did the Phrase “Mad as a Hatter” Come from? History



