Judul: The ABC Murders—Pembunuhan ABC (Hercule Poirot #13)
Penulis: Agatha Christie
Bahasa: Indonesia
Format: paperback, 320 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (cetakan kedua belas, 2018)
Genre: fiksi, misteri, thriller, detektif
Sinopsis
Seorang pembunuh “menantang” Hercule Poirot untuk menghentikan kejahatannya. Ia melakukan serangkaian pembunuhan berdasar alfabet dan menghebohkan seluruh Inggris.
A berarti Andover, di sana Mrs. Ascher dipukul sampai mati.
B berarti Bexhill, tempat Betty Barnard mati dicekik.
C berarti Churston dan Sir Carmichael Clarke ditemukan terbunuh.
Sebuah buku Panduan Kereta Api ABC diletakkan di samping tubuh masing-masing korban, terbuka pada halaman yang menunjukkan lokasi pembunuhan.
Saat surat keempat tiba di tangannya, Poirot memutuskan untuk segera bertindak sebelum seseorang menjadi korban keempat.
4 Points for:
☑️ Story
☑️ Setting
☑️Characterization
☑️ Writing style
❎ Moral/interesting trivia
Level of Interest
💗💗💗💗💗
Review
The ABC Murders adalah buku ketiga belas dari seri Hercule Poirot. Novel ini pertama kali terbit pada tahun 1936. Walaupun lawas, ceritanya tetap terasa menarik.
The ABC Murders menawarkan formula yang agak berbeda daripada novel detektif pada umumnya. Ini bukan cerita tentang pembunuhan di mana si detektif terisolasi di TKP bersama para tersangka seperti film-film Hercule Poirot besutan Kenneth Branagh.
Hercule Poirot harus kejar-kejaran dengan si pembunuh yang mengirimkan surat “tantangan” kepadanya. Dia harus menangkap si pelaku sebelum rencana pembunuhan berikutnya terlaksana.
Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab Poirot dan pembaca, yaitu:
- Siapakah identitas pembunuh ABC?
- Bagaimana cara si pembunuh memilih tiap korban? Apakah secara acak ataukah ada kriteria penentu selain insial nama dan tempat tinggal mereka?
- Mengapa si pembunuh sengaja mengirim surat yang berisi rencana pembunuhan kepada Hercule Poirot?
- Adakah motif tersembunyi di balik pembunuhan ABC?
Agatha Christie menunjukkan keahliannya dalam reader manipulation di novel ini. Pembaca dibuat tegang dan digiring ke satu arah, sebelum memberikan konklusi cerita yang sama sekali berbeda.
Sebagai pembaca, saya diarahkan ke satu “alfabet” ke “alfabet” yang lain. Namun, tentu saja semua itu hanya pengalihan isu. Pembaca harus kembali ke tengah untuk menemukan kenyataan yang sebenarnya.
Diceritakan dari Sudut Pandang Orang Pertama
Gaya penceritaan The ABC Murders berbeda dari biasanya, karena menggunakan narasi dari sudut pandang orang pertama (1st POV), yaitu sahabat Poirot yang bernama Arthur Hastings.
Gaya bercerita seperti ini mirip dengan cerpen-cerpen Sherlock Holmes yang dinarasikan oleh Dr. Watson. Walaupun begitu, Agatha Christie jarang menggunakan gaya bercerita seperti ini.
Selain di The ABC Murders, Christie juga menggunakan narasi orang pertama di novel The Murder of Roger Ackroyd.
Kembalinya Karakter-Karakter “Kesayangan” di Seri Hercule Poirot
Poirot tanpa Hastings bagaikan semangkuk bakso tanpa vetsin. Enak, tapi terasa ada yang kurang. Untunglah Agatha Christie menampilkan karakter kesayangan banyak pembaca ini di The ABC Murders.
Ada juga Inspektur Japp yang perannya bisa disejajarkan dengan Lestrade di cerita-cerita Sherlock Holmes.
Secara sambil lalu, Poirot sempat menyinggung rencana gagalnya untuk pensiun sebagai detektif dan menanam sayur di desa. Ini juga berkaitan dengan cerita The Murder of Roger Ackroyd.
Intinya, The ABC Murders adalah salah satu cerita detektif terbaik Agatha Christie sekaligus salah satu novel Hercule Poirot paling seru. Bisa dibaca tanpa membaca dua belas buku sebelumnya, kok.
Trivia
Novel The ABC Murders menginspirasi beberapa kasus di Detektif Conan karya Aoyama Gosho. Pada bab 393–397 (episode 325-327 di anime), Conan dan Heiji berusaha menyelesaikan kasus kejahatan berantai dengan nama-nama TKP yang sesuai urutan alfabet.
Sama seperti The ABC Murders, tersangka utama adalah seorang salesman yang ditemukan berkeliaran di sekitar TKP.
Film kedua Detektif Conan yang berjudul The Fourteenth Target juga menampilkan plot cerita yang terinspirasi dari The ABC Murders dan And Then There Were None, novel Agatha Christie yang lain.


