[Review Buku] Joker: Ada Lelucon di Setiap Duka, Salah Satu Novel dengan Plot Twist Paling Mengejutkan dalam Riwayat Bacaan Saya

Judul: Joker: Ada Lelucon di Setiap Duka
Penulis: Valiant Budi
Bahasa: Indonesia
Format: paperback, 216 hal.
Penerbit: Gagas Media (2007)
Genre: fiksi, drama

sampul Joker: Ada Lelucon di Setiap Duka ©2007 Gagas Media
sampul Joker: Ada Lelucon di Setiap Duka ©2007 Gagas Media

Sinopsis

Dua sahabat yang tak terpisahkan, dua kepribadian yang bertolak belakang.

Brama dan Alia melamar kerja sebagai penyiar di radio yang sama. Brama bertekad untuk menjadi penyiar di tempat itu karena Mauri yang dicintainya sejak SMA bekerja di sana. Ia begitu terobsesi kepada gadis itu, walaupun perasaannya tak pernah bersambut.

Beda dengan Brama yang diperbudak cinta, Alia justru gemar memperbudak para pria yang memujanya. Baginya, lelaki hanya sarana pemuas hasrat. Entah sudah berapa banyak pria yang patah hati karenanya.

Suatu hari, Brama mengetahui kenyataan bahwa Mauri berpacaran dengan pria lain bernama Roman. Karena putus asa, dia berniat mengundurkan diri dari radio. Niatnya ditentang habis-habisan oleh Alia. Masalah ini seolah menjadi pukulan terakhir yang membuat bibit-bibit keretakan di antara Brama dan Alia menjadi patahan.

Alia lantas menawarkan diri untuk merebut Roman dari Mauri dan mengajak Brama bertaruh. Jika dia berhasil mendapatkan Mauri, Alia akan pergi dari sisinya untuk selamanya.

4 Points for:

☑️ Story

☑️ Setting

☑️ Characterization

☑️ Writing style

Moral/interesting trivia

Level of Interest

❤️❤️❤️❤️

Review

Akhirnya ketemu juga novel yang saya baca belasan tahun lalu, tapi lupa judulnya. Saking penasarannya, saya sampai minta tolong netizen buat mencarikan judulnya. Ternyata, novel yang saya cari-cari itu adalah Joker: Ada Lelucon di Setiap Duka.

Novel ini saya baca sekitar tahun 2009 atau 2010. Bukunya pinjam dari perpustakaan kota. Ceritanya meninggalkan kesan yang mendalam karena plot twist-nya mengejutkan. Waktu baca Joker ini, saya belum terbiasa dengan cerita yang ending-nya disertai plot twist. Nonton The Sixth Sense aja masih melongo.

Nah, baca Joker: Ada Lelucon di Setiap Duka ini menyajikan sensasi yang sama seperti saat saya nonton The Sixth Sense. Pembaca digiring ke satu arah, lalu dihadapkan pada titik yang bertolak belakang di bagian akhir.

Padahal kalau dicermati, ada beberapa clue yang diselipkan penulis ke dalam cerita. Bahkan judul novel dan gambar sampulnya saja seharusnya sudah bisa menjadi petunjuk tersendiri.

sampul Joker: Ada Lelucon di Setiap Duka ©2011 Gagas Media
sampul Joker: Ada Lelucon di Setiap Duka ©2011 Gagas Media

Kenapa saya sama sekali nggak terpikir Valiant Budi bakal memberikan plot twist seperti itu? Karena novel ini diceritakan dengan gaya yang ringan dan nyablak. Ada lucu-lucunya juga.

Dialog dan inner monologue dua tokoh utamanya terkesan bitchy. Jenis-jenis omongan yang cuma bisa dilontarkan ke teman paling dekat. Terutama dialog-dialog Alia yang memang sebegitu nyablak, sinis, dan tanpa tedeng aling-aling. Inner monologue Brama yang sebenarnya juga cukup “sadis” jadi terasa lebih mild karena dibandingkan dengannya.

Saya kira, ini adalah novel chicklit seperti karya-karya Fira Basuki atau Clara Ng yang memang populer pada tahun segitu. Ceritanya simpel, konflik asmaranya cukup klise. Kisah cinta bertepuk sebelah tangan yang dibalut drama profesi di stasiun radio. Chicklit banget, kan?

Konflik persahabatannya terasa lebih ruwet daripada romannya. Pada separuh bagian terakhir cerita, saya mulai mengernyitkan dahi. Kenapa Alia sebegitu mencak-mencak karena percintaan Brama? Sesayang-sayangnya Alia kepada si sahabat, saya tetap merasa reaksinya berlebihan. Apalagi sampai menawarkan diri merebut pria yang jadi pacar perempuan pujaan Brama.

Setelah baca plot twist-nya, seluruh keganjilan sikap Alia, dialog-dialog Alia dan Brama, adegan-adegan identik yang melibatkan mereka berdua baru terasa masuk akal.

Intinya, ini adalah novel yang sukses bikin saya kecele sampai bab terakhir. Memang ini bukan salah satu novel paling mengagumkan yang saya baca. Soalnya, fiksi yang ditulis dengan bahasa kelewat gaul biasanya bukan selera saya. Namun, Joker: Ada Lelucon di Setiap Duka jelas termasuk salah satu novel paling mengejutkan dan memorable dalam riwayat bacaan saya.

Saya dengar ini adalah novel debut Valiant Budi. Keren, sih, kalau baru debut sudah bisa bikin karya seperti ini. Mungkin mulai sekarang saya juga harus cek karya-karyanya yang lain. Kalau debutnya saja seperti ini, saya rasa kepenulisannya saat ini pasti sudah jauh lebih berkembang.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.