Mereka semua berusaha mengatasi konflik batin masing-masing dengan perilaku maladaptif, memilih mekanisme penolakan yang akhirnya justru menjadi self destructive. Bram yang berjiwa bebas mengatasi ketidakcocokannya dengan kedisiplinan berlebih di rumah dan sekolah melalui tawuran, dunia malam, dan seks. Bugi menghadapi perasaan tak diterima di antara keluarga dan teman-teman sekolah dengan bersikap menantang, berkelahi dengan siapapun yang mengejeknya. Dios mengatasi depresi karena menyaksikan kedua orangtuanya yang tewas di tangan perampok saat kecil lewat kegemarannya bermain-main dengan PSK.
