
Saya belum pernah ngerasain jamuan ala high tea. Bahkan pesta minum teh casual pun belum pernah. Tea party rasanya sedikit terlalu mewah untuk orang yang biasa makan di warung mie pangsit seperti saya. Hahaha…Tapi tahu-tahu kemarin saya diundang tea party oleh salah satu sobat di klub buku. Mbak Shinta, yang bikin acara ini adalah penggila tea set. Dia hobi banget koleksi tea set cakep.
Judul jamuan minum teh kami hari itu barangkali ladies book club tea party, karena acara utamanya adalah ngobrol soal buku (seperti agenda gathering kami yang biasa) sambil minum teh. Dan kebetulan yang bisa datang memang cuma anggota yang cewek-cewek. Jangan tanya ke mana anggota GRI Malang yang cowok, ya. Kita juga masih bertanya-tanya mereka ngilang ke mana (Actually, no. I already stop wondering. Hahaha..)
Jadilah hari itu saya, Mide, dan Tyas ngumpul di kos Mba Shinta. Waktu itu Minggu sore dan Tyas baru pulang kantor. Sementara saya cuma leyeh-leyeh di rumah sambil…sambil nggak ngapa-ngapain.
Dan seperti inilah hidangan tea party yang disiapkan Mbak Shin buat kami.
Tehnya Scottish breakfast, lengkap pakai krim, dan kue cakep seperti high tea ala British.
Makanannya berlimpah, dengan porsi jauh lebih gede daripada jumlah mulut yang hadir. Serasa tea party di novel-novel historical romance gitu.
Lalu selain makan, apa kami tetap bisa ngobrolin soal buku? Jelas bisa. Kesamaan kami semua memang cuma buku. Jadi topik yang paling sering keluar, ya, pasti buku. Seperti biasa kami ngobrol ngalor ngidul. Mulai dari ngomongin Sherlock Holmes, manga Emma, sampai Fantastic Beast and How To Find Them. Meskipun, yah, saya memang lebih banyak ngeteh dan nyemil daripada mantengin buku.
Hari itu saya bawa dua buku, yaitu coloring book Secret Garden saya yang masih jauh dari rampung dan Agama Pelacur yang saya pinjem dari teman sekantor.
Tapi yang jadi bahan pembicaraan paling heboh kami hari itu adalah Miss Peregrine’s Home For Peculiar Children. Buku ini adalah hadiah ulang tahun dari Mide buat Mbak Shin. Dan Mbak Shin itu lumayan penakut. Tahu sendirilah isinya Miss Peregrine seperti apa. Banyak ilustrasi foto lawas dengan gambar aneh-aneh.
Saya sendiri sebenarnya sempat berniat beli buku ini karena tertarik dengan gambar-gambarnya yang absurd itu. Terutama gambar anak perempuan di sampulnya. Saya bertanya-tanya kenapa anak sekecil ini bisa punya kantong mata setebal itu. Kesannya misterius sekali.
Dan…karena seperti biasa saya kurang cerdas dalam menulis paragraf penutup, langsung saja saya cut cerita tea party kami Minggu kemarin. Intinya kami pulang dari kos Mbak Shin sekitar jam 8 malam dan masih dibekali makanan pula. Saya kebagian bawa pula stroopwafels yang legit beraroma kayu manis itu. Enak, deh.
set-setan teanya keren bener itu itemnya
LikeLike
Iya. Dia belain berburu ke mana-mana itu kayaknya. Mba aik koleksi juga?
LikeLike