[Review Buku] Chasing Cassandra (The Ravenels #6)

But unfortunately, true love never seemed to happen to someone who was looking for it. Love was a prankster, preferring to sneak up on people who were busy doing other things.

Chasing Cassandra (Lisa Kleypas)

Ini adalah buku keenam dalam seri The Ravenels. Kali ini, ceritanya tentang Lady Cassandra Ravenel. Dia ini kembaran Pandora, tokoh utama Devil in Spring (The Ravenels #3).

sampul novel Chasing Cassandra (The Ravenels #6) © Gramedia Pustaka Utama
sampul novel Chasing Cassandra (The Ravenels #6) © Gramedia Pustaka Utama

Judul: Memikat Cassandra (The Ravenels #6)
Judul asli: Chasing Cassandra (The Ravenels #6)
Penulis: Lisa Kleypas
Bahasa: Indonesia
Format: paperback, 432 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2021)
Genre: fiksi, dewasa, historical romance (roman sejarah)

Cerita

taken from Goodreads:

Sebagai pria yang kaya dan berkuasa, Tom Severin bisa mendapatkan segala hal yang diinginkannya. Apa pun—atau siapa pun—bisa menjadi miliknya. Dan sejak pandangan pertama, ia bertekad menikahi Lady Cassandra Ravenel. Tapi Cassandra yang cantik dan cerdik hanya mau menikah karena cinta—satu-satunya hal yang tak bisa Tom berikan.

Severin adalah pria paling memikat yang pernah Cassandra temui, meski pria itu sangat dingin. Tapi ia tak tertarik hidup bersama pria tanpa hati yang selalu ingin menang.

Ketika reputasi Cassandra berada dalam bahaya, Severin memanfaatkan kesempatan itu. Seperti biasa, ia selalu mendapatkan segala yang diinginkannya, bukan? Tapi ada satu hal yang Tom Severin pelajari dari pengantin barunya: Jangan meremehkan seorang Ravenel. Usaha Tom memiliki Cassandra sebagai istri mungkin berhasil, tapi usahanya mendapatkan hati gadis itu baru dimulai…

4 Points for:

☑️ Story

☑️ Setting

☑️ Characterization

☑️ Writing style

Moral/interesting trivia

Level of Interest

💗💗💗💗💗

Review (Buku)

Sebelumnya, saya berpendapat kalau Marrying Winterbourne adalah judul terbaik dari seri The Ravenels. Sampai akhirnya saya menyelesaikan buku ini. Chasing Cassandra adalah buku terfavorit saya dari seri ini.

Sebenarnya, saya lagi jenuh dengan karya-karya Lisa Kleypas. Untunglah saya menemukan buku ini. Kayaknya bakal baca ulang setiap tiga atau empat bulan, nih!

Cerita Chasing Cassandra sebenarnya masih setipe dengan Marrying Winterbourne, Tempt Me at Twilight, atau Secrets of Summer Nights. Yah, jalan cerita historical romance model begini, kan, sebenarnya formulaic.

Paling persis dengan Tempt Me at Twilight, Chasing Cassandra punya empat poin berikut.

  • Pebisnis kaya raya tanpa darah biru yang berhati dingin
  • Seorang perempuan bangsawan yang kepribadiannya digambarkan seperti “cahaya mentari” atau sejenisnya
  • Si pria tertarik kepada sang lady pada pandangan pertama dan menggunakan segala cara untuk mendapatkannya.
  • Si pria berhati dingin “luluh” dan menyadari kalau dia bukan sekadar ingin memiliki sang lady, tapi beneran cinta.

Cukup banyak pembaca yang kurang simpatik sama tokoh utama pria modelan Harry Rutledge (Tempt Me at Twilight) dan Tom Severin gini. Soalnya, mereka tak segan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan si tokoh utama wanita. Kebetulan, dua karakter ini benar-benar selera saya. Saya suka banget karakter yang agak yandere gitu.

Pesona Seorang Tom Severin

Jadi, Tom Severin diceritakan sebagai railway magnate. Dia ini entrepreneur yang sukses menjadi salah satu pria terkaya di Inggris melalui bisnis pembangunan jalur kereta. Traveling jarak jauh pun dilakukannya dengan lokomotif pribadi nan mewah.

Tom digambarkan sebagai pria ganteng dengan dark charm (di mata Cassandra) dan aura misterius yang menarik wanita (menurut West Ravenel). Karakternya sendiri agak-agak sosiopat seperti Sherlock Holmes-nya Benedict Cumberbatch.

Tom memiliki ingatan fotografis dan mengakui kalau dirinya punya prinsip moral yang berbeda dari kebanyakan orang. Karena itulah, dia digambarkan sebagai sosok yang lebih antagonis di buku-buku sebelumnya. Tapi, di Chasing Cassandra ini karakternya dibuat jadi charming.

Agar hidupnya yang didominasi kesibukan itu tetap simpel, Tom menyederhanakan emosinya menjadi lima jenis saja. Jatuh cinta jelas tidak termasuk di antaranya.

“What’s the point of having someone’s trust if you won’t use it against them?”

“And no, I wouldn’t mind if a friend tried to fleece me; I would respect the effort.”

—Tom Severin di Chasing Cassandra (Lisa Kleypas)

Saya sudah nge-ship Tom dan Cassandra sejak pertemuan pertama mereka. Adegannya cukup unyu. Tom tidak sengaja menguping tawaran impulsif Cassandra untuk menikahi sepupunya, West Ravenel kalau kelak mereka sama-sama tidak berhasil menemukan pasangan. Tawaran impulsif ini dilontarkannya gara-gara frustrasi tak kunjung menemukan pria yang cocok di antara barisan pelamar. Cassandra merasa batas waktunya untuk menemukan suami sudah di depan mata saat kembarannya, Pandora menikah.

West menyarankan agar Cassandra mempertimbangkan lagi para pria terhormat yang sudah pernah melamarnya. Soalnya, beberapa pria adalah “acquired taste” bak tiram. Baru terasa enaknya kalau sudah dicicipi beberapa kali. Uniknya, Cassandra malah meminta West jadi “tiramnya”. West yang menganggap Cassandra sebagai adik sendiri tentu menolak. Nah, tiba-tiba Tom menampakkan diri dan menawarkan untuk menjadi “tiram” Cassandra.

Setelah itu, pertemuan demi pertemuan dengan Cassandra terbukti “berbahaya” bagi hati Tom. Dia mulai merasakan emosi-emosi baru yang tak diinginkan. Karena itu, dia mundur teratur dan membuat Cassandra kecewa.

Cassandra, The Other Ravenel Twins

Tom Severin bukan satu-satunya karakter yang menjadikan Chasing Cassandra begitu menarik. Cassandra sendiri adalah seorang lady yang charming. Karakternya mungkin tidak senyeleneh Pandora, kembarannya sekaligus tokoh utama Devil in Spring (The Ravenels #3). Tapi, Cassandra juga punya “keunikan” dan pesona tersendiri.

Cassandra digambarkan sebagai perempuan dengan kecantikan standar Eropa. Rambutnya keemasan dan sifatnya ceria. Satu hal yang saya suka, Cassandra juga diceritakan memiliki tubuh curvy menjurus plus size, nafsu makan besar, dan insecurities terkait bentuk tubuhnya. Dia sedikit merasa inferior, karena merasa kepribadiannya terlalu biasa jika dibandingkan Pandora. Semua aspek ini menjadikan karakter Cassandra lebih “membumi” bagi pembaca.

Sama seperti rambutnya, Cassandra juga berhati emas. Sosoknya memang tipikal tokoh utama novel roman.

Dia bukan heroine Lisa Kleypas yang paling cerdas, cerkas, atau berani. Walaupun begitu, perangainya yang manis—sedikit jahil—dan segala insecurities Cassandra menjadikan dirinya simpatik.

“You’re laughing at me.”

“No, I’m laughing with you, but in a slightly superior way.”

“You’re not as sweet as everyone thinks you are,” he said darkly.

“I know.”

—Tom Severin kepada Lady Cassandra Ravenel di Chasing Cassandra (Lisa Kleypas)

Sama seperti saya, saya rasa pembaca lain juga bakal jatuh cinta kepada Cassandra saat dia membantu memandikan Bazzle, anak jalanan yang dipekerjakan Tom. Adegan Cassandra menyanyikan lagu anak-anak ngawur karangan sendiri buat Bazzle beneran menyoroti sisi charming karakternya.

Saya rasa, dia sama sekali tak kalah memesona daripada heroine Kleypas yang perangainya “berapi-api” seperti Lilian Bowman (It Happened One Autumn) atau Catherine Marks (Married by Morning).

Chemistry Nyata di antara Perbincangan tentang Buku

Interaksi antara Tom dan Cassandra selalu kental chemistry. Seringnya, percakapan mereka berkaitan dengan buku. Menurut saya, ini menarik sekali.

Cassandra menyarankan Tom membaca fiksi untuk melatih empatinya. Buku pertama yang diperkenalkan Cassandra adalah Around The World in 80 Days-nya Jules Verne.

sampul novel klasik Around the World in Eighty Days karya Jules Verne © Gramedia Pustaka Utama
sampul novel klasik Around the World in Eighty Days karya Jules Verne © Gramedia Pustaka Utama

Karena kecerdasan emosional Tom rendah, dia gagal total memetik pesan moral dari perjalanan Phileas Fogg. Cassandra menganggap kekurangan Tom ini jenaka.

Karena egonya terluka, Tom jadi semangat untuk membaca buku-buku fiksi lain. Pada pertemuan selanjutnya, Tom sudah “melahap” Jane Austen, Bronte, sampai Don Quixote; tapi masih gagal total menangkap pesan moral setiap cerita. Komentarnya tentang buku-buku itu memang kocak, sih!

Trivia

Pembangunan Jalur Kereta pada Masa Tom Severin

Pembukaan Liverpool and Manchester Railway pada 15 September 1830 ditandai dengan pelepasan lokomotif Duke of Wellington dari Liverpool. ©1830 Public Domain
Pembukaan Liverpool and Manchester Railway pada 15 September 1830 ditandai dengan pelepasan lokomotif Duke of Wellington dari Liverpool. ©1830 Public Domain

Karena Tom diceritakan sebagai railway magnate, tentunya pembangunan jalur kereta dan penggunaan lokomotif sebagai alat transportasi baru pada masa itu cukup sering dibahas. Lisa Kleypas kerap menjadikan era pembangunan jalur kereta di Inggris sebagai setting waktu dalam novel-novelnya. Bisnis para tokoh utama pria di seri Wallflowers pun berkaitan dengan bidang ini.

Transportasi kereta modern di Inggris ditandai dengan munculnya lokomotif uap pada 1802. Lokomotif uap pertama yang mengangkut penumpang beroperasi pada tahun 1825.

Jalur kereta yang menghubungkan kota-kota di Inggris dipelopori oleh Liverpool and Manchester Railway pada 1830. Tahun ini menandai puncak Revolusi Industri di negara itu.

Nah, Chasing Cassandra berlatar tahun 1876. Ini adalah periode di antara pembangunan jalur kereta bawah tanah pertama di dunia—dibuka pada 1863—dan kemunculan kereta bertenaga listrik di tahun 1880-an.

Heterochromia

mata pemilik kondisi heterochromia parsial © Wikimedia Commons/Tazztone
mata pemilik kondisi heterochromia parsial © Wikimedia Commons/Tazztone

Tom Severin diceritakan memiliki sepasang mata dengan warna yang berbeda. Matanya berwarna biru dengan bercak-bercak hijau. Bercak hijau di salah satu matanya lebih dominan sehingga warna bola mata Tom tampak berlainan.

Cassandra was slow to reply, momentarily distracted by his eyes. They were blue with dapples of brilliant green around the pupils, but one eye had far more green than the other.

—deskripsi mata Tom Severin di Chasing Cassandra (Lisa Kleypas)

Tom memiliki kondisi yang disebut heterochromia. Ini adalah kondisi medis yang tergolong langka.

West stared at the stranger owlishly. “Either you have two different colored eyes,” he’d commented, “or I’m drunker than I thought.”

“Oh, you’re as drunk as a fiddler,” the man assured him pleasantly. “But yes, they’re two different colors: I have heterochromia.”

—percakapan West Ravenel dan Tom Severin di Chasing Cassandra (Lisa Kleypas)

Heterochromia adalah kondisi unik yang menyebabkan warna selaput pelangi mata berlainan. Selaput pelangi atau iris adalah bagian mata yang menentukan warna mata manusia.

Kondisi ini banyak terjadi pada beberapa spesies binatang, tapi tergolong langka pada manusia. Kalau dari kalangan artis, kondisi ini dimiliki oleh Mila Kunis, Dominic Sherwood, Kate Bosworth, Henry Cavill, Alice Eve, Benedict Cumberbatch, dan Emilia Clarke.

Pada sebagian besar kasus, heterochromia tidak berbahaya bagi kesehatan. Umumnya, ini cuma kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua. Walaupun begitu, pada sebagian kecil kasus, heterochromia merupakan gejala gangguan penglihatan. Sama seperti heterochromia yang dimiliki Mila Kunis.

Jenis-Jenis Heterochromia

Berdasarkan tampilannya, heterochromia terbagi menjadi tiga jenis. Ada heterochromia komplet (heterochromia iridis), heterochromia parsial atau segmental (heterochromia iridium), dan heterochromia sentral.

Emilia Clarke menghadiri premiere season ketiga Game of Thrones. Clarke memiliki kondisi heterochromia sentral. ©2013 istimewa
Emilia Clarke menghadiri premiere season ketiga Game of Thrones. Clarke memiliki kondisi heterochromia sentral. ©2013 istimewa
  • Heterochromia komplet ditandai warna kedua iris mata yang berlainan.
  • Sementara itu, heterochromia parsial atau segmental ditandai dengan warna yang berbeda pada sebagian iris salah satu mata. Inilah jenis heterochromia yang dimiliki Tom.
  • Terakhir, ada heterochromia sentral yang ditandai dengan warna berbeda pada lingkaran luar iris kedua mata.

Jika menilik penyebabnya, kondisi ini dibedakan menjadi heterochromia kongenital dan acquired heterochromia.

  • Heterochromia kongenital merupakan kondisi bawaan lahir akibat mutasi genetik.
  • Acquired heterochromia adalah sebutan untuk heterochromia yang terbentuk pada usia tertentu, umumnya saat masa pertumbuhan. Beberapa kondisi yang memungkinkan terbentuknya heterochromia jenis ini adalah glaukoma, kanker mata, pendarahan mata, uveitis, operasi mata, dan cedera mata.

Nah, Tom ini rupanya memiliki acquired heterochromia karena penyebabnya adalah cedera di usia 12 tahun.

Sumber bacaan:

4 Fakta Unik Mengenai Heterochromia. Halodoc
Heterochromia. Alodokter
Heterochromia: Causes, Types, Risk Factors, and Treatment. WebMD
Rail Transport. Wikipedia
History of Rail Transport in Great Britain 1830–1922. Wikipedia

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.