[Review Buku & Film Netflix] The White Tiger, Potret Realitas Pahit dari Kesenjangan Sosial di India

Ah, The White Tiger. Buku hasil blind purchase lebih dari sembilan tahun lalu yang ternyata bernilai lebih dari harga diskonannya. Meskipun sampulnya kelewat biasa, buku ini beneran bagus. Saya sampai baca ulang beberapa kali. Pantes kalau sampai menang Man Booker Prize 2008.

sampul novelThe White Tiger ©2010 ANDI
sampul novelThe White Tiger ©2010 ANDI

Judul: The White Tiger
Penulis: Aravind Adiga
Bahasa: Indonesia
Format: paperback, 360 hal.
Penerbit: ANDI (2010)
Genre: Asian literature, fiksi, drama, komedi satir

Cerita

Fakta yang aneh: bunuhlah seorang pria dan kau akan merasa bertanggung jawab atas hidupnya—bahkan posesif. Kau jauh lebih mengenalnya daripada ayah-ibunya; mereka mengenal janinnya, tapi kau mengenal mayatnya. Kaulah yang membuat kisah hidupnya komplit; hanya kau yang tahu kenapa tubuhnya harus dikirim ke api sebelum waktunya, dan kenapa jari-jari kakinya berkerut dan berjuang untuk memperoleh satu jam lagi di bumi.
***

Balram, sopir pribadi Ashok yang polos, sabar, patuh, dan memuja tuannya setengah mati. Siapa yang menyangka ia akan tega menggorok leher sang majikan yang sudah dianggapnya serupa dewa itu? Bagaimana bisa seorang bodoh berubah menjadi kriminal berdarah dingin? Apakah hanya karena fakta aneh di atas?

Cerita Balram akan membuka mata Anda lebar-lebar tentang India yang sama sekali belum merdeka, kebohongan Sungai Ganga sebagai simbol emansipasi, kebobrokan politik demokrasi, dan mengapa ia sampai dijuluki sebagai si Harimau Putih.

Keadaan yang tidak jauh berbeda dengan negara kita ini berhasil dituliskan Aravind Adiga, peraih The Man Booker Prize 2008, ini dengan apik. Kisah luar biasa yang akan menyadarkan Anda dari kebohongan dunia.

5 Points for:

☑️ Story

☑️ Setting

☑️ Characterization

☑️ Writing style

☑️ Moral/interesting trivia

Level of Interest

Review (Buku)

The White Tiger dituturkan lewat sudut pandang seorang sopir dari kelas sosial terendah di India yang bernama Balram Halwai. Ceritanya sendiri disampaikan dalam bentuk email yang ditujukan kepada perdana menteri China pada saat itu, Wen Jiabao.

Secara singkat, The White Tiger adalah komedi satir yang diwarnai sindiran terhadap kondisi sosial di India. Buku ini bikin kita—orang Indonesia yang karut marut sosial politiknya tak beda jauh dari India—merasa tertohok.

Sama seperti India dalam narasi Balram, KKN di negara kita juga begitu mengakar. Barangkali mengakarnya sudah sampai mendekati inti bumi. Kemiskinan, kebodohan, dan sikap skeptis terhadap kemajuan kita pelihara sedemikian rupa sehingga melanggengkan keterbelakangan bangsa sendiri. Persis seperti perumpamaan yang digunakan oleh Balram. India ibarat kandang ayam raksasa yang kelangsungannya dijaga dari dalam.

Go to Old Delhi,and look at the way they keep chickens there in the market. Hundred of pale hens and brightly colored roosters, stuffed tightly into wire-mesh cages. They see the organs of their brothers lying around them.They know they are next, yet they cannot rebel. They do not try to get out of the coop. The very same thing is done with humans in this country.

The White Tiger (Aravind Adiga)

The Rooster Coop was doing its work. Servants have to keep other servants from becoming innovators, experimenters or entrepreneurs. The coop is guarded from the inside.

The White Tiger (Aravind Adiga)

Balram menarasikan seluruh hidupnya sambil mengkritik berbagai hal yang tidak berpihak pada kasta terendah dengan witty. Mulai dari diskriminasi agama, kasta, korupsi yang melembaga, bobroknya fasilitas kesehatan, kemiskinan, kaum elit yang kebarat-baratan tapi kolot, sampai agama Hindu sendiri. Sungai Gangga yang jadi bagian penting tradisi Hindu India saja dia cela habis-habisan.

Satir nan witty inilah yang jadi daya tarik utama The White Tiger. Rasanya hampir tiap halaman ada memorable quote.

It is an ancient and venerated custom of people in my country to start a story by praying to a Higher Power. I guess, Your Excellency, that I too should start off by kissing some god’s arse.

Which god’s arse, though? There are so many choices. See, the Muslims have one god. The Christians have three gods. And we Hindus have 36,000,004 divine arses to choose from.

The White Tiger (Aravind Adiga)

Saya tidak tahu bagaimana reaksi publik India terhadap buku ini. Tahunya cuma buku ini diterima dengan baik di pasar internasional.

Adiga sendiri menyebut novelnya sebagai ‘upaya untuk memberikan suara bagi orang-orang kelas bawah yang kerap ditemui para turis saat melancong ke India’. Pasalnya, merekalah warga mayoritas India. Merekalah warga yang mewakili kondisi sosial India sesungguhnya, bukan aktor dan aktris glamor di film Bollywood.

Namanya juga komedi satir. Ceritanya sudah pasti gelap. Sejak awal, pembaca sudah diberi tahu kegilaan apa yang akan dilakukan Balram untuk mengubah hidupnya. Setelah sekilas flashback, barulah pembaca diajak untuk mengikuti cerita hidup Balram sampai ke momen yang mengubah hidupnya—atau momen yang membuatnya berhasil keluar dari ‘kandang ayam’ dan menjadi ‘The White Tiger’ jika mengutip kata-kata Balram.

Pokoknya, bolehlah kalau buku ini saya samakan dengan komika yang jago roasting dengan selipan dark humour.

***

poster filmThe White Tiger ©2021 Netflix
poster filmThe White Tiger ©2021 Netflix

Judul: The White Tiger
Diangkat dari: The W
Sutradara: Ramin Bahrani
Bahasa: Inggris
Tahun rilis: 2021
Produksi: Netflix
Genre: drama, roman sejarah, drama sejarah
Bisa ditonton di: Netflix

Sinopsis (film)

Kehidupan Balram dimulai di Laxmangarh yang kumuh. Balram kecil sempat ditawari beasiswa di Delhi berkat kecerdasannya. Guru Balram menjulukinya ‘White Tiger’, sosok langka yang hanya muncul sekali dalam seabad. Namun, desakan ekonomi membuat Balram harus meninggalkan bangku sekolah. Dia terpaksa menjalani nasib bak ayam di kandang raksasa yang menjadi takdir sebagian besar warga India.

Diam-diam, Balram tak pernah mengubur mimpinya menjadi orang besar. Berbekal kecerdikan belaka, Balram menggunakan segala cara untuk menapaki satu demi satu anak tangga menuju kesuksesan. Berawal dari pembantu di kedai teh, naik menjadi sopir cadangan keluarga rentenir, sopir elit di kota besar, hingga pemilik armada taksi.

Balram tahu dia harus mengambil langkah ekstrem untuk keluar dari kandang yang mengungkungnya. Dan dia tak ragu untuk melakukan segala hal. Termasuk menggorok leher seseorang. Atau mengorbankan nyawa 17 anggota keluarganya.

trailer filmThe White Tiger ©2021 YouTube/Netflix

Level of Interest

Review (Film)

Beralih ke filmnya, adaptasi Netflix dari The White Tiger masuk ‘radar’ saya gara-gara Priyanka Chopra mengumumkan keterlibatannya dalam proyek tersebut.

Filmnya sendiri cukup berprestasi. Sang sutradara, Ramin Bahrani sempat dinominasikan untuk Best Adapted Screenplay di Oscar 2021. Sementara pemeran Balram, Adarsh Gourav menang penghargaan Snow Leopard Rising Star di Asian World Film Festival 2021.

Dramedi dengan Taburan Humor Gelap

THE WHITE TIGER - Adarsh Gourav (Balramand) in THE WHITE TIGER​. Cr. Netflix © 2021
THE WHITE TIGER – Adarsh Gourav (Balramand) in THE WHITE TIGER​. Cr. Netflix © 2021

Sebagian besar dialog dalam film The White Tiger dituturkan dalam bahasa Inggris. Kalau bukunya bernuansa satir dengan sentuhan komedi, saya justru merasa film ini lebih cenderung ke dramedi. Soalnya, tidak semua kritik sosial Balram dinarasikan di dalamnya. Sementara beberapa adegan yang saya baca dengan lempeng di bukunya ternyata diterjemahkan ke layar dengan lebih kocak.

Terlepas dari feel-nya yang agak berbeda, adaptasi The White Tiger tetap ‘senapas’ dengan bukunya. Film ini tetap menyoratí ketimpangan sosial di India dari ‘kacamata’ warga kelas paling bawah.

Kalau pernah nonton Slumdog Millionaire dan Lion, kira-kira seperti itulah ‘wajah’ India yang ditunjukkan oleh The White Tiger. Pemeran Balram juga bukan aktor modelan Amir Khan di Three Idiots yang ceritanya miskin tapi kelihatan cukup gizi dan duit buat nge-gym (I really love that movie, though). Adarsh Gourav memang kelihatan cocok memerankan seorang pria dari golongan kelas bawah India dengan ekspresi yang kadang melas, kadang lucu, dan tak jarang berbinar-binar penuh harapan.

Tidak seperti film Bollywood mainstream, jangan harap ada musik rancak dan tari-tarian kolosal di The White Tiger. Isinya shots pemukiman kumuh melulu. Hunian mewah para tokohnya pun selalu ditampilkan bersama sisi kumuh di baliknya. Kayaknya, poin glamor dari film ini cuma Priyanka.

Soal Peran Priyanka Chopra yang Dibuat Lebih Mendalam

THE WHITE TIGER - Adarsh Gourav (Balram), ​Priyanka Chopra Jonas (Pinky), Rajkummar Rao ​ ​(Ashok) ​in ​THE WHITE TIGER​. Cr. ​SINGH TEJINDER / Netflix ​© ​2021
THE WHITE TIGER – Adarsh Gourav (Balram), ​Priyanka Chopra Jonas (Pinky), Rajkummar Rao ​ ​(Ashok) ​in ​THE WHITE TIGER​. Cr. ​SINGH TEJINDER / Netflix ​© ​2021

Ngomong-ngomong soal Priyanka, perannya di film ini cukup menonjol. Aslinya, karakter Pinky di bukunya tidak punya porsi peran sebesar itu. Pinky versi film ini dibuat lebih simpatik lewat detail masa lalu sebagai imigran di Amerika Serikat dan setitik kebaikannya terhadap Balram.

Nggak heran kalau karakter Pinky mendadak jadi lebih penting. Wong executive producer-nya Priyanka. Suka-suka dialah karakternya mau diapain, ya.

Tapi perlu diingat juga, aktor paling recognizable di film itu juga cuma Priyanka. Saya rasa sosoknya memang sengaja dijadikan selling factor buat penonton internasional.

Kenapa penonton internasional? Karena film suram tanpa joget-joget begini jelas bukan selera tontonan orang India. Saya dengar, film Bollywood yang disukai pasar di sana setidaknya harus punya tiga lagu. Lebih bagus lagi kalau sampai lima lagu dan banyak goyangnya.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.