[Review Buku] The Ugly Duchess (Eloisa James’ Fairy Tales #4)

“My duchess. She is not a swan, because that would imply she had once been an ugly duckling.”

—James Ryburn di The Ugly Duchess (Eloisa James)

Judul: The Ugly Duchess (Eloisa James’ Fairy Tales #4)
Penulis: Eloisa James
Bahasa: Inggris
Format: ebook, 258 hal.
Penerbit: Avon (2012)
Genre: historical romance, drama

The Ugly Duchess (Eloisa James' Fairy Tales #4) © Avon Books | Gramedia Digital
The Ugly Duchess (Eloisa James’ Fairy Tales #4) © Avon Books | Gramedia Digital

Sinopsis

Tak ada seorang pun yang mengira seorang Theodora Saxby bakal dinikahi James Ryburn, pemuda tampan bersuara emas dan pewaris gelar Duke of Ashbrook. Apalagi, keduanya tumbuh bersama layaknya saudara.

Theo yang tak pernah dipuji cantik seumur hidupnya pun tahu kalau James tak mungkin jatuh cinta kepadanya.

Namun, setelah James menciumnya dan mengajukan lamaran romantis di hadapan sang pangeran, Theo jadi berubah pikiran.

Keduanya pun mengikat janji untuk sehidup semati. Tabloid gosip kaum bangsawan bertaruh pernikahan mereka tak akan bertahan lebih dari enam bulan. Theo bahkan diolok dengan julukan The Ugly Duchess, duchess nan buruk rupa.

Nyatanya, Theo dan James menjalani kehidupan pernikahan yang penuh gairah dan tawa. Sayangnya, kebahagiaan mereka hanya bertahan selama beberapa hari.

Theo menemukan kenyataan pahit. Ternyata, James menikahinya untuk menutupi penggelapan warisan yang dilakukan oleh ayahnya sekaligus wali Theo.

Theo yang terlanjur terluka meminta James untuk pergi dari hidupnya, meskipun sang suami menolak untuk menceraikannya.

James yang juga patah hati memilih untuk keluar dari Inggris, mengarungi lautan selama bertahun-tahun hingga sukses sebagai privateer yang menjatuhkan kapal-kapal bajak laut bersama sepupunya.

Sebuah pengalaman bersinggungan dengan maut membuat James memutuskan untuk mengakhiri petualangannya. Ia ingin pulang kepada Theo, menghabiskan sisa hidupnya dengan perempuan itu.

Kali ini, James harus meyakinkan Theo kalau ia benar-benar mencintainya, sejak Theo masih seekor anak itik hingga menjelma menjadi angsa rupawan.

3 Points for:

☑️ Story

Setting

Characterization

☑️ Writing style

☑️ Interesting trivia

Level of Interest

💗💗💗💗

Review

Fairy Tales ini termasuk salah satu series Eloisa James yang saya nanti-nanti, tapi ternyata tidak memenuhi ekspektasi saya.

Kadang ceritanya agak mengada-ada, karena dipaksakan untuk memasukkan simbol penting dari dongeng aslinya. Sepatu kaca Cinderella diganti jadi sepatu taffeta transparan masih oke. Namun, kasur bertumpuk-tumpuk di The Duke is Mine cukup maksa, sih. Untungnya, The Ugly Duchess ini nggak begitu, jadi saya anggap ceritanya paling mendingan.

Sejak awal cerita, pembaca sudah disuguhi konflik, jadi langsung greget. Saya dibuat mangkel luar biasa sama bapaknya James yang sudah mencuri warisan Theo dan masih merendahkannya juga.

Syukurlah Theo bukan karakter lemah yang cuma bisa nangis. Dia bahkan cukup tegas buat ngusir mertuanya itu.

Tentu saya juga gregetan sama James. Saking gregetnya, saya sampai kepingin James lebih menderita lagi sebelum dimaafkan oleh Theo. Kemudian, Eloisa James “menebus” kekurangan karakter James dengan menampilkan adegan-adegan menyentuh ketika dia merindukan Theo di tengah lautan. Sekarat pun ingatnya Theo.

Eloisa James juga menceritakan James sebagai pihak yang lebih dulu jatuh cinta. Jadi, kesalahannya masih termaafkan di mata saya sebagai pembaca.

Theo pada dasarnya memang pemaaf. Lagipula sebelum jatuh cinta kepada James, sejak kecil ia sudah menyayangi suaminya itu seperti saudara sendiri. Jadi masuk akal kalau ia mudah luluh melihat James yang pulang dengan tubuh penuh bekas luka fatal.

Cerita Sederhana, Chemistry Istimewa

Cerita The Ugly Duchess ini sebenarnya tidak terlalu istimewa, tapi saya suka dinamika hubungan Theo dan James.

Menarik juga karena di awal cerita, James adalah bujangan idaman seluruh wanita bangsawan, sementara Theo adalah gadis yang tak populer. Di pertengahan cerita, James yang sudah lama menghilang telah berubah menjadi pria berpenampilan kasar yang tak lagi populer. Sementara Theo yang telah menemukan jati dirinya sudah berubah menjadi sosialita elegan dengan banyak pengagum.

Bagusnya lagi, Eloisa James sudah meninggalkan kebiasaannya menampilkan second couple yang menurut saya bikin kepingin skip banyak halaman. Aslinya, ada karakter yang berpotensi jadi second lead di novel ini. Dia adalah Sir Griffin Barry, tandem James di kapal sekaligus sepupunya. Tapi, cerita Griffin dibuatkan buku sendiri di Seduced by a Pirate (Fairy Tales #4,5). Sebuah keputusan yang bagus, karena saya juga suka banget buku tersebut.

Pada akhirnya, saya bisa bilang kalau The Ugly Duchess adalah cerita yang tidak terlalu istimewa, tapi enak dinikmati dan layak dibaca ulang. Saya sendiri sudah baca tiga kali.

Trivia

The Ugly Duckling

ilustrasi dongeng The Ugly Duckling (Anak Itik Buruk Rupa) © Tormont Inc. | Tira Pustaka
ilustrasi dongeng The Ugly Duckling (Anak Itik Buruk Rupa) © Tormont Inc. | Tira Pustaka

The Ugly Duckling merupakan istilah yang sangat populer untuk menggambarkan seseorang yang biasa saja atau bahkan buruk rupa, kemudian berkembang menjadi seseorang yang berpenampilan menawan. Istilah ini diplesetkan menjadi julukan Theodora di antara kaum bangsawan, yaitu “The Ugly Duchess”.

The Ugly Duckling awalnya adalah judul dongeng yang ditulis oleh Hans Christian Andersen pada tahun 1842. Ceritanya tentang anak itik yang merasa tersisihkan karena buruk rupa jika dibandingkan saudara-saudaranya. Setelah kabur dan menghadapi berbagai masalah, ia tumbuh menjadi seekor angsa yang jelita.

Ini adalah cerita yang punya banyak alegori dan pesan moral. Garis besar The Ugly Duchess cukup mewakili pesan moral yang ingin disampaikan dongeng orisinalnya.

Andersen merasa terinspirasi untuk membuat cerita ini setelah melihat seekor angsa muda di danau. Beredar spekulasi kalau cerita ini terinspirasi dari hidup Andersen yang kurang-lebih serupa dengan si anak itik buruk rupa.

Pirate vs Privateer

ilustrasi kapal bajak laut © Pexels.com/Pixabay
ilustrasi kapal bajak laut © Pexels.com/Pixabay

Setelah diusir Theo, James alih profesi dari bangsawan hura-hura menjadi bajak laut. Beberapa lama kemudian, dia berubah status lagi menjadi privateer.

Saat berbincang dengan Theo, dia menolak disebut pirate alias bajak laut. Lalu, apa sebenarnya arti privateer?

Privateer adalah kapal bersenjata milik pribadi yang diizinkan oleh negara yang sedang berperang untuk menyerang kapal musuh, biasanya yang beroperasi secara komersial. Privateering umum dijalankan hingga abad ke-19.

Britannica

Jadi, apa bedanya bajak laut alias pirate dan privateer?

Seorang privateer adalah bajak laut dengan surat izin. Seperti namanya, privateer adalah individu swasta yang ditugaskan oleh pemerintah untuk melakukan aktivitas semi-militer. Mereka akan berlayar dalam kapal bersenjata milik pribadi, merampok kapal pedagang, dan menjarah pemukiman yang dimiliki oleh negara musuh.

Britannica

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.