Awal tahun 2025, Netflix menayangkan banyak J-drama atau dorama lawas. Kebanyakan adalah live action dari manga atau adaptasi novel.
Galileo termasuk salah satu judul yang masuk ke OTT ini sejak bulan Januari. Series ini merupakan adaptasi seri novel detektif populer karya Keigo Higashino. Kita bahas sedikit, yuk!
Judul: Galileo
Diangkat dari: Detektif Galileo book series oleh Keigo Higashino
Sutradara: Mizuki Nishisaka, Kensaku Sawada, Gaku Narita, Hiroshi Nishitani
Bahasa: Jepang
Jumlah episode: 10 (season 1), 12 (season 2)
Tahun rilis: 2007—2013
Penayang: Fuji TV, Netflix
Produksi: Fuji TV
Genre: misteri, detektif
Sinopsis
Kaoru Utsumi adalah detektif junior yang baru ditugaskan di divisi kriminal. Penyidikan kasus pertamanya jalan di tempat. Kasus tersebut diwarnai fenomena supernatural yang tak bisa dijelaskan.
Utsumi meminta saran dari seniornya, Detektif Shunpei Kusanagi yang dikenal sebagai “pemburu misteri” di kantor pusat. Kusanagi mengakui kalau keberhasilannya dalam menyelesaikan berbagai kasus tak lepas dari peran Profesor Manabu Yukawa. Ia pun menyarankan Utsumi untuk berkonsultasi dengan teman kuliahnya itu.
Yukawa adalah dosen fisika Universitas Teito. Pria berjulukan Galileo itu terkenal di kalangan mahasiswa bukan hanya karena ketampanannya. Yukawa adalah seorang genius fisika yang dihormati rekan-rekannya.
Saat pertama kali bertemu Yukawa, Utsumi langsung tahu kalau sang profesor adalah sosok yang eksentrik. Pertemuan tersebut menjadi awal kerja sama yang panjang di antara keduanya.
Inilah kisah-kisah investigasi kasus kriminal oleh duo detektif muda dengan rasa keadilan tinggi dan ilmuwan nyentrik penggila sains.
Para Tokoh
Prof. Manabu Yukawa (Masaharu Fukuyama)
Manabu Yukawa adalah ilmuwan fisika genius cuma tertarik pada ilmu pasti. Hari-harinya dihabiskan dengan mengajar atau mengurung diri di lab.
Meskipun terkesan sinis dan arogan, Yukawa selalu tak tega menolak permintaan Utsumi untuk membantunya menyelidiki kasus kriminal.
Kaoru Utsumi (Kou Shibasaki)
Utsumi adalah detektif muda yang kerap disepelekan karena statusnya sebagai perempuan dan minimnya pengalaman yang dimilikinya. Meskipun emosinya mudah terpancing, Utsumi tak mudah menyerah dalam menyelesaikan kasus yang ditanganinya.
Misa Kishitani (Yuriko Yoshitaka)
Kishitani adalah detektif muda yang penuh semangat. Ia bertugas di divisi kriminal setelah Utsumi dipindahtugaskan.
Sama seperti Utsumi, ia juga sering meminta bantuan Yukawa untuk mengungkap kebenaran di balik kasus-kasus misterius yang ditanganinya.
Shunpei Kusanagi (Kazuki Kitamura)
Kusanagi adalah detektif yang dikenal sebagai spesialis kasus-kasus kriminal bernuansa supernatural. Ia mendapatkan banyak bantuan dalam penyelidikan dari teman kuliahnya, Manabu Yukawa.
Level of Interest
💗💗💗💗💗
Review
Saat Galileo muncul di rekomendasi Netflix saya, judul ini langsung masuk list tontonan. Nggak butuh waktu lama bagi saya untuk menimbang-nimbang mau nonton sekarang atau nanti-nanti.
Awalnya, saya khawatir nggak kuat nonton dorama ini seperti saat rewatch K-drama Princess Hours dan Full House. Kesannya lawas banget. ternyata kekhawatiran saya tidak terbukti.
Meskipun rilisnya belasan tahun lalu, dorama ini nggak terasa sebegitu lawas, kok! Mungkin karena fashion-nya netral, beda dengan drama genre romcom yang cenderung lebih mengikuti tren saat itu. Kalau ditonton sekarang jadinya malah salah fokus ke fashion karakternya yang terkesan alay untuk selera tahun 2020-an.
Episode pertama Galileo tayang tahun 2007. Season keduanya baru dirilis pada tahun 2013. Pada season ini, ada pergantian tokoh utama perempuan dari Kaoru Utsumi (Kou Shibasaki) ke Misa Kishitani (Yuriko Yoshitaka).
Setiap episode memiliki durasi 45—68 menit. Cuma episode terakhir di season 2 yang durasinya mencapai 1,5 jam. Aslinya, ini adalah special episode sekaligus prekuel untuk season kedua yang diberi judul Galileo XX: Kaoru Utsumi’s Last Case. Fokus ceritanya adalah Utsumi yang menangani sebuah kasus pelik di tempat bertugasnya yang baru. Entah kenapa, Netflix justru menayangkannya sebagai episode terakhir di season kedua.
Kasus-Kasus Pembunuhan Berkedok Fenomena Supernatural
Cerita dibuka dengan fenomena spontaneous combustion (pembakaran spontan) yang menewaskan seorang remaja berandalan. Kasus kebakaran tanpa pemicu ini lantas sampai ke tangan Kaoru Utsumi, detektif muda yang masih minim pengalaman. Setelah mengalami kebuntuan, Utsumi disarankan seniornya, Kusanagi untuk berkonsultasi kepada Prof. Manabu Yukawa.
Kebakaran yang disangka banyak orang sebagai fenomena supernatural ternyata adalah pembunuhan berencana yang melibatkan kalkulasi cerdas. Pengetahuan Yukawa dalam bidang fisika membuat kasus ini terpecahkan.
Kebanyakan kasus yang dihadapi Utsumi dan Yukawa punya pola yang sama. Awalnya dikira kematian akibat fenomena gaib, tapi ternyata adalah kasus pembunuhan yang bisa dijelaskan dengan prinsip sains. Menurut saya kasusnya selalu seru, karena bikin ilmu fisika yang nggak pernah bisa nyantol di kepala saya jadi terasa menarik.
Yukawa kerap mengejek Utsumi yang kemampuan analisisnya memang tidak setajam dirinya. Walaupun begitu, rasa penasarannya mudah terpancing. Utsumi juga beberapa kali sukses menjual cerita sedih untuk menarik simpatinya. Jadi, akhirnya Yukawa selalu mau membantu si detektif cantik. Tentu saja, para asisten lab-nya jadi sering ikutan lembur. Soalnya, pemecahan kasus yang dibawa Utsumi selalu butuh percobaan berkali-kali.
Nuansa yang berbeda dari Novel, Diwarnai Chemistry Apik dari Kedua Tokoh Utama
Saya baru baca satu novel dari seri Detektif Galileo, yaitu Salvation of a Saint. Saya suka banget sama chemistry Utsumi dan Yukawa di novel tersebut. Setelah nonton doramanya, ternyata saya makin suka sama kedua karakter ini. Fukuyama Masaharu dan Kou Sibashaki yang memerankan Yukawa dan Utsumi punya chemistry bagus. Meskipun nggak ada cinta-cintaan, saya sangat menikmati setiap interaksi dua karakter utama ini.

Galileo versi buku punya karakter yang mirip dengan Sherlock-nya Benedict Cumberbatch. Genius, sedikit nyentrik, suka ngenyek, tapi juga mudah simpati. Dinamika hubungannya dengan Utsumi juga lumayan mirip dengan Sherlock-John. Soalnya, Utsumi sering jadi bulan-bulanan Yukawa juga. Persis seperti John Watson yang sering dikerjai Sherlock.
Masaharu Fukuyama pas banget memerankan Galileo. Eksentriknya dapet, tapi masih karismatik. Benar-benar sesuai dengan bukunya.
Karakter Utsumi malah terasa agak beda dari bukunya. Kou Shibasaki cocok banget memerankan Utsumi, kok. Namun, saya merasa karakternya memang sengaja dibuat beda dari buku.
Utsumi versi buku dan live action sama-sama kelihatan jelas kalau masih “hijau”. Namun, Utsumi di Salvation of a Saint punya intuisi yang bagus. Kecurigaannya terhadap tersangka hampir nggak pernah salah. Dia cuma nggak bisa membuktikan kecurigaan tersebut tanpa bantuan Yukawa.
Sementara itu, Utsumi-nya Shibasaki terasa clueless terus-terusan. Untungnya, dia ini karakter yang agak lawak. Jatuhnya nggak jadi nyebelin.

Kishitani sebagai karakter pengganti Utsumi sebenarnya juga lumayan. Sayangnya, saya sudah kadung cocok dengan chemistry Yukawa-Utsumi. Jadi, rasanya ada yang kurang di season kedua.
Oh, iya! Keseluruhan drama ini juga memberikan kesan yang berbeda daripada novelnya. Kalau novelnya terasa banget misterinya, Galileo justru terasa lebih ringan dengan sentuhan komedi lewat interaksi Yukawa-Utsumi dan Yukawa-Kishitani.


Satu hal lagi yang saya sadari setelah menamatkan dorama Galileo, ternyata guest star-nya banyak yang terkenal. Ada Maki Horikita, Kyoko Fukada, Yu Aoi, Ryoko Hirosue, sampai Sola Aoi.
Adaptasi Empat dari Sepuluh Buku dari Series Detektif Galileo
Sebelumnya, saya menyebut Galileo sebagai adaptasi dari book series Detektif Galileo. Namun, sebenarnya tidak semua episode menggunakan cerita orisinal dari novelnya. Keigo Higashino sendiri cuma menulis skenario untuk beberapa episode. Selebihnya adalah cerita baru.
Ada enam novel dan empat kumcer dalam seri Detektif Galileo. Cuma empat novel yang sudah diadaptasi ke layar kaca.
Salvation of a Saint masuk di season kedua dengan beberapa perubahan cerita. Seharusnya, cerita ini menampilkan Kusanagi, Utsumi, dan Yukawa. Namun, di dramanya Yukawa justru membantu Kishitani.


Ayane, tersangka di episode tersebut juga diceritakan punya masa lalu dengan Yukawa. Padahal kalau di novelnya, Kusanagi yang naksir si tersangka.
The Devotion of Suspect X diadaptasi menjadi special episode pada tahun 2008 (setelah season pertama rilis), tapi latar waktunya tiga tahun sebelum series Galileo dimulai.


Adaptasi layar kaca A Midsummer’s Equation tayang pada tahun 2013 (setelah season kedua rilis). Karakter Utsumi dalam cerita digantikan oleh Kishitani.


Silent Parade dan Forbidden Magic tayang sebagai film di tahun 2022. Kazuki Kitamura dan Kou Shibasaki kembali sebagai Kusanagi dan Utsumi.


Saya belum nonton adaptasi novelnya, jadi nggak bisa berkomentar banyak. Tapi kalau untuk dramanya, saya bisa bilang kalau ini adalah seri detektif yang cukup memuaskan. Seru dan nggak terasa membosankan sama sekali. Layak dimasukkan ke daftar tontonan di Netflix.

















