50 Istilah dalam Dunia Perbukuan yang Sering Muncul di Media Sosial

Sejak saya baru kenal buku, kayaknya membaca itu hobi yang simpel. Mau baca apa saja bebas. Nggak ada yang peduli si A baca novel picisan, Dostoevsky, atau buku yang dicoret-coret stabilo. Tapi belakangan, membaca saja kayaknya bisa jadi ajang debat kusir di media sosial.

Apalagi kalau sudah bicara soal istilah-istilah perbukuan. Belasan tahun saya menyebut paperback dengan istilah “sampul lemas” dan hidup saya damai-damai saja. Begitu menyelam di Twitter, mendadak saya merasa kayak orang yang baru keluar dari gua. Semuanya pakai istilah asing. Saya nggak tahu apa itu dust jacket atau beda novel dan novella.

Sejauh ini, belum ada yang menghakimi kekatrokan saya dalam istilah-istilah perbukuan. Tahu arti tsundoku atau tidak, hidup saya juga bakal berjalan seperti biasa. Tapi, kadang saya juga kepo sama istilah-istilah “fancy” yang dipakai orang-orang di litbase atau base buku. Jadi, sekalian saja saya kumpulkan di sini. Siapa tahu berguna buat pembaca lain juga.

  1. Active Reading
  2. Advance Review Copy (ARC)
  3. Anotasi
  4. Antologi
  5. Audiobook
  6. Beta Reader
  7. Bibliophile
  8. Blind Stamp
  9. Blurbs
  10. Bookmark
  11. Book Haul
  12. Bookmail
  13. Bookplate
  14. Book Sleeve
  15. BookTok
  16. Book Trailer
  17. Booktwt
  18. Box Set
  19. Calf Binding
  20. Case Bound
  21. Dog Ear
  22. DRM-protected
  23. Dust Jacket
  24. eBook
  25. EPUB
  26. Flap
  27. Galley
  28. Inscribed Book
  29. ISBN
  30. Kindle
  31. Light Novel
  32. Mass Market Paperback
  33. MOBI
  34. Mood Reader
  35. Movie Tie-in
  36. Novella
  37. Paperback
  38. Public Domain
  39. Reading Challenge
  40. Reading Journal
  41. Reading Slump
  42. Reprint
  43. Slip Case
  44. Slow Reader
  45. Speed Reading
  46. Standalone
  47. TBR
  48. Tsundoku
  49. Unabridged Version
  50. Unbound

1. Active Reading

Apa itu active reading? Ini adalah strategi untuk memahami dan mempelajari materi bacaan secara efektif.

Tujuan active reading adalah memperoleh sebanyak mungkin informasi dan mengevaluasi relevansi bacaan tersebut dengan “masalah” yang dihadapi pembaca. Apakah buku atau teks tadi dapat memberikan solusi atas suatu permasalahan atau menjawab suatu pertanyaan?

Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk melakukan active reading selama membaca. Beberapa di antaranya adalah menyoroti poin-poin penting (highlighting), membuat catatan kecil, serta mengajukan pertanyaan terkait materi bacaan.

Setelah selesai membaca, pembaca bisa merangkum poin-poin utama (key points) dan mendiskusikan buku tersebut untuk memperdalam pemahaman.

Strategi membaca efektif ini sebenarnya ada banyak, nggak cuma active reading. Kapan-kapan kita bahas lebih dalam, ya?

2. Advance Review Copy (ARC)

advance review copy (ARC) novel Intrigue karya Angi Morgan © dok. The Stupid Bookworm
advance review copy (ARC) novel Intrigue karya Angi Morgan disertai bookmark dan postcard dengan personal note dari penulis © dok. The Stupid Bookworm

ARC adalah kepanjangan dari advance review copy, kadang juga disebut advanced-reader copy. Ini adalah buku yang dicetak secara khusus dan didistribusikan oleh penerbit untuk tujuan promosi.

ARC tidak dicetak untuk diperjualbelikan. Buku ini didistribusikan sebelum tanggal publikasi resmi, umumnya diberikan kepada toko buku dan reviewer.

ARC biasanya berbentuk paperback dan disertai materi promosi lain seperti kartu pos atau surat dari penulis. Walaupun begitu, saat ini ARC juga tersedia dalam bentuk digital. Misalnya, ARC yang disediakan oleh situs Netgalley.

3. Anotasi

contoh anotasi Morgan © Pexels.com/cottonbro studio
contoh anotasi pada buku © Pexels.com/cottonbro studio

Menurut KBBI, anotasi adalah catatan yang dibuat untuk menerangkan, mengomentari, atau mengkritik teks.

Kalau konteksnya adalah membaca buku fisik, anotasi biasanya merujuk pada penambahan catatan terkait kalimat yang di-highlight maupun digarisbawahi.

Catatan yang ditambahkan bisa bertujuan untuk meringkas, menambahkan informasi yang relevan, atau memberi komentar pribadi.

4. Antologi

Sebenarnya, bahasa Indonesia punya istilah tersendiri untuk kata ini, yaitu “bunga rampai”. Belakangan, saya sudah jarang menjumpai frasa ini.

Kata antologi dipinjam dari anthologia dari bahasa Yunani. Asal katanya adalah “anthos” dan “logia” yang berarti ‘bunga’ dan ‘kumpulan’.

Dunia buku mengenal antologi sebagai kumpulan karya tulis yang dibuat oleh seorang pengarang atau beberapa pengarang. Misalnya buku kumpulan puisi, antologi cerpen yang ditulis secara keroyokan oleh beberapa penulis, atau kumpulan cerita terbaik karya seorang penulis.

5. Audiobook

Sederhananya, audiobook adalah rekaman buku yang dibacakan secara langsung. Bentuknya bisa berupa versi lengkap tanpa pengurangan (unabridged) atau versi pendek yang sudah diringkas (abridged).

Audiobook dapat didengarkan di berbagai perangkat elektronik seperti smartphone, e-reader, laptop, atau smart speaker. Kalau formatnya MP3, bisa juga, tuh didengarkan lewat MP3/MP4 Player jadul.

Buku jenis ini bisa dibeli atau diakses dengan berlangganan melalui platform seperti Audible, Google Play Books, Storytel, Scribd, dan Audiobooks.com. Kalau niat nyari, di Spotify pun mulai banyak audiobook yang bisa didengarkan secara gratis.

Situs perpustakaan digital punya Kemdikbud macam SIBI dan BUDI juga sudah mulai menyediakan audiobook, lho! Jumlahnya memang masih terbatas, tapi lumayanlah.

Beberapa tahun terakhir, audiobook makin populer sebagai alternatif buku fisik dan ebook karena menawarkan fleksibilitas yang lebih dalam membaca. Mereka yang punya kesibukan tinggi, misalnya, bisa tetap membaca buku sambil menjalankan aktivitas lain saat mendengarkan audiobook. Mau ngepel, masak, jalan ke stasiun, atau lari di atas treadmill sambil dengerin audiobook? Aman-aman aja.

Menurut situs Digital Unite, audiobook juga bisa menjadi alternatif format bacaan yang bagus bagi individu dengan gangguan penglihatan.

Orang-orang yang kesulitan membaca buku tradisional juga bisa lebih leluasa menikmati bacaan dengan audiobook. Terutama mereka yang gaya belajarnya bersifat auditori. Kalau kamu lebih mudah memahami materi melalui penjelasan lisan atau diskusi dibandingkan membaca buku teks, kemungkinan besar kamu akan cocok dengan audiobook.

6. Beta Reader

Istilah “beta reader” diadaptasi dari “beta tester” yang biasa digunakan dalam industri teknologi informasi dan perangkat lunak. Jika tugas beta tester adalah mencoba produk yang belum dirilis, maka tugas beta reader adalah membaca karya literatur yang belum dipublikasikan, lalu memberikan masukan kepada penulis. Masukan ini dapat digunakan penulis untuk memperbaiki plot, tempo, dan konsistensi cerita sebelum masuk tahap proofreading dan final editing.

Menurut saya, terjemahan Indonesia yang paling tepat untuk “beta reader” adalah “pembaca kedua”. Fokus mereka berbeda dengan alpha reader, proofreader, dan ARC reader.

Alpha reader adalah pembaca pertama yang memberi masukan untuk draft pertama atau karya sastra yang masih dalam tahap awal. Mereka bisa berupa teman, anggota keluarga, atau sesama pengarang yang menawarkan ide kepada penulis.

Beta reader memberikan masukan yang sifatnya umum tentang naskah yang sudah berada di tahap akhir pengembangan. Jenis masukan yang dibutuhkan penulis dari pembaca tipe ini adalah sudut pandang pembaca biasa (non-profesional). Setelah mendapatkan masukan dari beta reader, penulis akan memperbaiki naskahnya sebelum masuk ke tahap publikasi.

Lalu, apa fungsi proofreader? Tugas mereka adalah menemukan typo (kesalahan ketik), inkonsistensi tata bahasa, atau penggunaan huruf kapital yang tidak tepat pada draft akhir naskah.

Setelah proofreader, ada ARC reader alias pembaca buku yang sudah melalui proses penyuntingan. Tugas mereka adalah membaca buku siap terbit dan memberikan ulasan pertama. Tujuannya adalah nge-hype dan nge-buzz buku tersebut saat dirilis ke pasar nanti.

Panjang banget, ya, penjelasannya? Kayaknya topik ini juga bisa jadi tulisan tersendiri, deh!

7. Bibliophile

ilustrasi bibliophile © Pexels.com/cottonbro studio
ilustrasi bibliophile © Pexels.com/cottonbro studio

Simpelnya, bibliophile atau bibliofil adalah seorang individu yang mencintai buku. Kalau dulu, istilah populernya adalah “bookworm” alias ‘kutu buku’. Hobinya kalau nggak baca, ya, koleksi buku, atau keduanya.

8. Blind Stamp

Blind stamp adalah cetakan timbul (embos) berupa gambar, logo, kata-kata, atau desain tertentu yang tertera pada sampul atau punggung buku.

Kenapa disebut blind stamp? Asalnya dari stilah “stamped in blind” yang berarti ‘distempel tanpa tinta’.

Kalau di marketplace, alatnya disebut stempel emboss atau stempel timbul. Desainnya bisa custom.

9. Blurb

blurb pada sampul novel © dok. The Stupid Bookworm
blurb pada sampul novel © dok. The Stupid Bookworm

Blurb merujuk pada deskripsi singkat untuk menarik minat calon pembaca atau pembeli yang tertera di lipatan dust jacket, muka, atau punggung buku. Isinya bisa kalimat promosi dari penerbit, kutipan ulasan public figure, pujian dari sesama penulis, atau komentar positif dari media eksternal.

Blurb juga bisa berupa biodata singkat penulis, biasanya disertai foto.

sering kali berisi campuran antara sinopsis plot dan promosi dari pihak penerbit, serta informasi singkat tentang penulis (kadang disertai foto). Kadang-kadang, blurb juga mencantumkan kutipan ulasan dari media eksternal atau penulis lain.

10. Bookmark

bookmark dari komik X karya Clamp © dok. The Stupid Bookworm
bookmark dari komik X karya Clamp © dok. The Stupid Bookworm

Bookmark atau pembatas buku adalah benda apa pun yang diletakkan di antara halaman buku untuk menandai bagian terakhir yang sudah dibaca. Bisa berupa selembar kertas, pita, atau paper clip.

Saat ini, penerbit sering menyertakan pembatas buku kertas untuk novel dan pembatas pita untuk buku hardcover. Kadang ada juga komik yang disertai collectible bookmark-nya. Kayak kartu tarot dari manga X karya Clamp ini. Sayang jumlahnya cuma 18. Jadi, nggak bisa dipakai main kayak kartu tarot beneran.

Saya suka banget ngumpulin bookmark kertas dari novel. Kadang juga bikin sendiri di Canva, terus di-print pakai glossy paper biar cakep.

Oh, iya, nggak cuma buku fisik yang bisa dipakein bookmark. e-book juga bisa, kok! Aplikasi baca saat ini sudah dilengkapi fitur bookmark, highlight, dan anotasi.

11. Book Haul

Intinya, book haul adalah “pamer” buku yang baru dibeli di platform online, termasuk di media sosial populer seperti Twitter, Instagram, atau TikTok.

Book haul bisa berbentuk video singkat atau foto. Tujuannya, ya, cuma buat seru-seruan aja. Manusia, kan, umumnya memang suka menunjukkan hal-hal yang mereka sukai kepada khalayak. Ini bisa sekalian jadi ajang para pencinta buku untuk saling terhubung,

Kalau unggahan book haul dibuat oleh seseorang yang dianggap sebagai influencer atau pegiat literasi, dampaknya bisa meningkatkan popularitas satu judul buku atau bahkan menginspirasi orang lain untuk ikut membeli.

Kalau ada book haul, tentu ada juga book unhaul. Kalau istilah yang satu ini artinya adalah menyingkirkan buku yang sudah tidak ingin dibaca atau dikoleksi, lalu mengunggah prosesnya lewat media sosial.

Kenapa orang melakukan book unhaul? Sebagian besar alasannya untuk decluttering alias bersih-bersih agar si pemilik buku bisa menggunakan rak atau ruangan untuk buku baru.

12. Bookmail

ilustrasi audiobook © Pexels.com/betül akyürek
ilustrasi audiobook © Pexels.com/betül akyürek

Bookmail pada dasarnya adalah paket atau kiriman buku yang dikirim langsung ke rumah melalui layanan pos atau jasa ekspedisi.

Karena saat ini pelanggan lebih memilih belanja online daripada langsung ke toko, toko buku konvensional mulai menawarkan layanan bookmail sebagai cara menjual buku langsung kepada pembeli. Menurutku, ini membantu toko buku tradisional seperti Gramedia dan Togamas tetap bertahan. Penerbit pun ikut serta dalam tren ini dengan menjual buku melalui situs web mereka atau lapak resmi di e-commerce.

Beberapa tahun lalu, layanan berlangganan bookmail cukup populer. Perusahaan, penulis, dan bookfluencer menawarkan paket berisi buku-buku pilihan yang dikirim secara berkala. Konsepnya mirip blind box, di mana pelanggan baru mengetahui buku yang mereka dapatkan setelah membuka paket bookmail-nya.

Namun, tren berlangganan bookmail ini tak bertahan lama. Mungkin alasannya karena selera pembaca sering kali tidak selaras dengan pilihan kuratornya.

13. Bookplate

Bookplate adalah tanda khusus berupa inskripsi atau dekorasi yang menunjukkan pemilik, baik yang sekarang maupun yang terdahulu, dari sebuah buku. Umumnya, bookplate ditempelkan pada halaman depan bagian dalam buku.

Bookplate menjadi incaran kolektor karena nilai artistiknya atau sisi historisnya. Bookplate yang pernah dimiliki oleh tokoh terkenal bahkan dianggap memiliki nilai lebih tinggi, baik sebagai artefak sejarah maupun koleksi berharga.

14. Book Sleeve

Apa itu book sleeve? Intinya, ini adalah protective pouch (kantong pelindung) buku. Tujuan pemakaiannya adalah melindungi buku dari kerusakan saat dipindahkan, disimpan, atau digunakan.

Belakangan, saya lihat banyak pembaca yang menyarungi buku paperback kepunyaan mereka dengan book sleeve cakep biar nggak kotor kena minyak atau air kalau dibaca di perjalanan.

Book sleeve biasanya terbuat dari kain. Bagian dalamnya ditambahkan lapisan bantalan agar buku lebih terlindungi.

15. BookTok

Menurut USA Today, BookTok adalah klub buku virtual tempat pengguna bisa menemukan dan berinteraksi dengan komunitas pembaca.

BookTok pada dasarnya adalah sebuah subkultur atau bisa juga disebut komunitas para pencinta buku yang berkembang di TikTok. Melalui BookTok, pembaca buku, penerbit, sampai pegiat literasi bisa saling berbagi kecintaan mereka terhadap dunia literasi. Konten-kontennya bisa ditemukan dalam satu tagar #booktok.

Kalau ada orang yang mengaku punya BookTok, maksudnya adalah akun mereka dipenuhi vide-video “for your page” terkait buku atau hobi membaca. Isi videonya tak terbatas pada ulasan atau rekomendasi buku saja. Bisa juga membahas film atau web series adaptasi buku.

Sekarang malah lagi rame tren BookTok “arm over the door” kayak di novel-novel romantis. Kalau di anime atau manga sebutannya “kabedon”.

16. Book Trailer

Singkatnya, book trailer itu seperti trailer film, tetapi khusus untuk buku. Biasanya dibuat oleh penerbit dan disertai tautan yang mengarah ke toko online atau situs resmi buku tersebut.

Book trailer adalah iklan berbentuk video pendek yang dirancang untuk mempromosikan sebuah buku dan membangun antusiasme menjelang penerbitannya. Dulu, book trailer yang sukses bikin saya kepincut buat baca adalah kepunyaan Perfect Chemistry series-nya Simone Elkeles.

Biasanya, penggemar seri buku populer juga sering bikin fan-made book trailer sebagai bentuk apresiasi terhadap judul favorit mereka. Karya mereka keren-keren juga, lho!

17. Booktwt

Kalau TikTok punya BookTok, maka X (saya masih suka nyebut Twitter) punya Booktwt.

Booktwt adalah singkatan dari “Book Twitter,” sebuah komunitas dalam platform X yang fokusnya adalah diskusi seputar buku, hobi membaca, dan sastra. Para pencinta buku bisa berbagi pendapat, memberikan rekomendasi, serta terlibat dalam percakapan tentang bacaan dan penulis favorit mereka di akun-akun Booktwt ini.

18. Box Set

box set trilogi novel The Hunger Games © dok. The Stupid Bookworm
box set trilogi novel The Hunger Games © dok. The Stupid Bookworm

Barang apa pun yang dikemas dalam satu kotak dan dijual sebagai satu kesatuan lumrah disebut box set. Kalau di dunia buku, box set biasanya berisi beberapa judul dalam satu seri yang dikemas dalam kotak khusus.

Kotak box set buku biasanya disertai desain unik. Pokoknya dirancang sedemikian rupa agar pantas disebut collectible item. Soalnya, target konsumennya adalah kolektor.

19. Calf Binding

Calf binding adalah teknik penjilidan buku dengan kulit binatang. Biasanya, teknik ini lebih banyak digunakan untuk buku-buku lama.

Penjilidan dengan teknik calf binding biasanya menggunakan kulit sapi. Hasil akhirnya adalah sampul kulit berwarna cokelat muda. Tak jarang, kulit yang sudah disamak juga ditambahkan motif atau dekorasi agar lebih indah dan bernilai.

Ada juga calf binding buku yang pakai kulit manusia, lho! Sebutannya adalah anthropodermic bibliopegy. Silakan cari dengan keywords itu kalau mau tahu lebih jauh.

20. Case Bound

Case bound adalah jenis buku hardcover dengan teks utama yang dijilid secara terpisah dari sampul. Jilidnya pakai lem atau jahitan. Halaman-halaman buku dijilid bersama, lalu disatukan dengan sampul luar menggunakan endpaper. Nah, endpaper ini ditempel pada bagian belakang teks utama dan kemudian direkatkan ke sampul buku. Kayak jilidan skripsi gitulah.

21. Dog Ear

dog ears atau lipatan pada halaman buku  © Wikimedia Commons/Derbeth
dog ears atau lipatan pada halaman buku © Wikimedia Commons/Derbeth

“Dog ear” adalah sebutan untuk lipatan pada sudut halaman buku. Kenapa disebut “dog ear” alias ‘telinga anjing’? Soalnya, bentuknya mirip kuping beberapa jenis anjing. Kan ada, tuh, anjing yang telinganya terkulai kayak terlipat.

Dog ear biasanya digunakan sebagai penanda halaman yang sudah dibaca atau dianggap penting. Fungsinya mirip seperti bookmark.

22. DRM-protected

Kalau ada konten yang bertulisan “DRM-protected”, artinya itu adalah konten yang dilindungi oleh Digital Rights Management. Bentuk kontennya bisa file buku, musik, atau bahkan film. Penggunaan konten-konten seperti ini dibatasi agar tidak mudah dibajak atau didistribusikan tanpa izin.

User yang mendapatkan file konten DRM-protected biasanya diberikan license key untuk membuka enkripsi file tersebut. Perangkat dan akun penggunanya biasanya juga dibatasi.

Dulu saya sering dapat ebook berupa DRM-protected file kalau menang bidding ARC di Netgalley. File-nya cuma bisa dibaca lewat Adobe Digital dan ada batas waktunya. Kalau sekarang, ARC-nya bisa langsung dibaca lewat aplikasi mobile mereka.

23. Dust Jacket

komik Hai, Miiko! dengan sampul dust jacket © dok. The Stupid Bookworm
komik Hai, Miiko! dengan sampul dust jacket © dok. The Stupid Bookworm

Masih punya manga terbitan tahun 90-an? Terutama terbitan Elex Media Komputindo yang waktu itu kayak nggak ada kompetitornya. Nah, manga lawas terbitan mereka itu biasanya dilengkapi dust jacket.

Dust jacket ini seperti sampul kedua yang melapisi sampul utama buku. Selain dust jacket, dia juga dikenal dengan nama book jacket, dust cover, atau dust wrapper. Kalau sampul utamanya tidak berwarna, dust jacket-nya berdesain sama, tapi full color. Kadang, ada juga dust jacket yang desainnya beda dengan sampul utama.

24. eBook

Singkatnya, ebook (electronic book) adalah sebutan untuk buku dalam format digital. Jadi, memang nggak ada bentuk fisiknya. Kontennya sama saja seperti buku yang dicetak dengan cara konvensional.

eBook bisa dibaca melalui gawai seperti komputer, smartphone, dan tablet. Saat ini, trennya baca ebook lewat ereader. Namun, menurut saya ereader ini nggak perlu-perlu banget. Lebih praktis pakai smartphone saja. Asal perangkatnya mendukung format si ebook, nggak perlu beli gadget khusus.

25. ePUB

ePub, singkatan dari Electronic Publication, adalah salah satu format buku digital yang populer. e-Book dengan format ini memungkinkan teks menyesuaikan ukuran layar dan orientasi perangkat.

Saya paling suka ebook dengan format ini karena fleksibel. Bisa dibaca di berbagai gadget. Tampilannya pun mirip buku konvensional. Halamannya bisa dibalik seperti halaman kertas.

26. Flap

book flap pada sampul dust jacket komik Hai, Miiko! © dok. The Stupid Bookworm
book flap pada sampul dust jacket komik Hai, Miiko! © dok. The Stupid Bookworm

Setiap buku yang pakai dust jacket pasti punya book flap. Flap adalah bagian dari sampul buku yang terlipat ke dalam. Isi flap ini bisa bermacam-macam. Ada yang berhias ilustrasi, biografi penulis, ringkasan cerita, blurb, atau komentar dari penulis.

Flap juga bisa melindungi tepi sampul utama dari lipatan. Jadi, yang rusak duluan lipatan flap-nya, baru dust jacket-nya. Kalau sudah gundulan nggak pakai dust jacket, baru sampul utamanya yang mulai rusak.

27. Galley

Galley merupakan istilah untuk buku yang masih berada dalam tahap pre-publikasi. Kalau ada buku yang disebut galley proof, berarti buku itu sudah melalui proses penyuntingan dan koreksi utama, tetapi masih belum masuk ke tahap produksi akhir untuk dipasarkan. Istilah ini berasal dari sejarah percetakan buku yang menggunakan huruf blok yang dapat dipindahkan.

Lalu, kenapa namanya galley? Kayak dapur di kapal. Ternyata, galley di dunia percetakan adalah baki panjang yang digunakan untuk menyusun huruf sebelum dicetak. Kayak yang dipakai untuk mencetak koran di zaman dulu.

Nah, ada juga yang menyamakan galley ini dengan ARC. Artikel tentang book slang yang saya temukan di USA Today juga menyamakan galley dan ARC. Tapi kalau menurut saya, sih, definisinya agak beda.

28. Inscribed Book

“Inscribed book” artinya buku yang disertai catatan singkat yang ditulis oleh pemilik atau pengarangnya. Ini beda dari anotasi, ya! Inscription (kata benda dari “inscribe”) itu bentuknya seperti pesan atau penanda kepemilikan. Misalnya, “Buku ini dimiliki oleh Kartika.”

29. ISBN

ilustrasi ISBN buku © Wikimedia Commons/許可雋
ilustrasi ISBN buku © Wikimedia Commons/許可雋

International Standard Book Number (ISBN) adalah kode unik yang digunakan untuk mengidentifikasi publikasi komersial. ISBN ini diberikan ke setiap negara melalui International ISBN Agency. Kalau di Amerika Serikat, agency-nya adalah Bowker. Inggris punya Nielsen. Sementara di Indonesia, otoritas yang berwenang untuk mengeluarkan ISBN adalah Perpustakaan Nasional RI.

ISBN yang tercantum di buku berbentuk 13 digit angka disertai barcode. Biasanya terdapat di sampul bagian belakang.

Kode ISBN biasanya dicetak pada halaman hak cipta, tetapi juga sering ditemukan pada label barcode di bagian belakang sampul atau lipatan jaket buku.

ISBN hanya diberikan untuk satu judul buku dan masa berlakunya tidak akan pernah habis. Padahal, pemberian ISBN itu ada kuotanya. Sejak pandemi lalu, jumlah buku baru yang terbit di Indonesia membludak. Gara-gara hal ini, Indonesia sampai mengalami krisis ISBN.

30. Kindle

ilustrasi Kindle © Pexels.com/Adrienne Andersen

Kalau sudah ngomongin e-book, biasanya Kindle ikutan disebut. Sebenarnya, ini adalah gawai e-reader yang diproduksi dan dipasarkan oleh Amazon.

Tidak cuma buat baca buku, Kindle juga dilengkapi fitur untuk browsing dan belanja buku secara online lewat Kindle Store.

31. Light Novel

Ada novel, ada juga light novel. Apa lagi ini?

Light novel adalah jenis novel populer yang lahir dari dunia penerbitan Jepang. Orang sana sendiri menyebutnya ranobe, kependekan dari “raito noberu” (ラノベ). Bacaan yang dimasukkan ke kategori light novel biasanya adalah fiksi young adults (dewasa muda) dengan jumlah kata sekitar 50.000.

Salah satu ciri khas light novel yang mudah dikenali adalah sampul dan bagian dalamnya dihiasi dengan ilustrasi bergaya manga.

Sekarang ini, trennya adalah mengadaptasi light novel menjadi web novel, lalu lanjut ke manga atau anime.

Beberapa judul light novel yang sukses diadaptasi ke manga dan anime antara lain The Apothecary Diaries,  Sword Art OnlineMajutsushi Orphen, That Time I Got Reincarnated as a SlimeCampfire Cooking in Another World with My Absurd Skill, dan Re:Zero.

Kalau dari Korea, saya tahunya light novel yang berawal sebagai web novel dulu. Beberapa judul populer yang saya tahu adalah Solo Leveling, Under the Oak Tree, Omniscient Reader’s Viewpoint, dan First Night with The Duke. Setelah itu, biasanya lanjut ke manhwa, terus diadaptasi jadi drama Korea, deh.

32. Mass Market Paperback

Kalau ada yang menyebut buku paperback, kemungkinan besar yang dimaksud adalah mass market paperback. Ini adalah buku yang dicetak dan diterbitkan secara massal dengan harga relatif murah. Tujuannya adalah menggaet target konsumen yang lebih luas.

Buku mass market paperback menggunakan kertas dengan kualitas rendah. Ukuran bukunya pun biasanya lebih kecil. Hurufnya kecil-kecil juga. Kadang ada juga yang menyebut buku seperti ini dengan istilah pocket book. Soalnya memang cukup dimasukkan ke saku belakang celana atau saku di tas.

Selain murah, buku mass market paperback juga lebih mudah dihancurkan. Buku-buku yang nggak laku dijual biasanya dikembalikan ke penerbit dan dilebur menjadi bubur kertas, lalu diproses kembali menjadi kertas baru.

33. MOBI

MOBI adalah format file untuk buku elektronik yang dikembangkan oleh Mobipocket dan paling sering dikaitkan dengan perangkat Kindle. Format ini memungkinkan kustomisasi teks sesuai dengan layar perangkat.

MOBI ini sekarang kurang populer kalau dibandingkan ebook dengan format EPUB. Walaupun begitu, masih banyak juga pembaca yang memilih MOBI karena kompatibel dengan perangkat model lama milik mereka.

34. Mood Reader

Mood reader, ya, artinya pembaca yang mood-moodan. Mau baca buku apa, kapan, tergantung suasana hati saat itu.

Mereka ini bisa saja punya segudang TBR, tapi yang di-pick up malah judul yang nggak ada di daftar rencana baca. Saya juga termasuk jenis pembaca seperti ini. Soalnya, baca itu aktivitas rekreasional buat saya. Jadi, bacanya pakai metode suka-suka saja. Nggak pengen terlalu ambisius.

35. Movie Tie-in

Kalau sebuah buku diadaptasi menjadi film, biasanya penerbit langsung gercep mengeluarkan edisi movie tie-in. Maksudnya, ini adalah edisi yang sampulnya menggunakan poster film. Kadang juga disisipi konten tambahan dari proses produksi filmnya.

36. Novella

Merriam-Webster menjabarkan novella sebagai “karya fiksi dengan panjang dan kompleksitas di antara cerpen dan novel”. Jadi, intinya dia adalah novel pendek atau cerpen panjang. Beberapa contoh judul novella yang bisa saya sebutkan antara lain The Old Man and the Sea, Breakfast at Tiffany’s, Strange Case of Dr Jekyll and Mr Hyde, dan Animal Farm.

Menurut definisi Science Fiction and Fantasy Writers Association yang empunya Nebula Awards, novella memiliki 17.500 sampai 40.000 kata. Idealnya, satu halaman terdiri dari 250 kata. Jadi, jumlah halamannya antara 70—160 halaman.

Berikut ini saya sertakan tabel jumlah kata masing-masing kategori fiksi menurut Science Fiction and Fantasy Writers Association.

KlasifikasiJumlah Kata
Novel≥40.000
Novella17.500—39.999
Novelet7.500—17.499
Cerita pendek1.000—7.500

Writer’s Digest punya definisi yang berbeda lagi tentang panjang fiksi. Berikut ini tabelnya.

KlasifikasiJumlah Kata
Novel55.000—300.000
Novella30.000—50.000
Cerita pendek1.500—30.000

Ada fiksi yang lebih pendek lagi, yaitu flash fiction. Jumlah katanya antara 750—1.500. Namun, walaupun sudah ada pihak yang mendefinisikan panjang masing-masing jenis fiksi, aslinya nggak ada pakem yang diakui secara universal, kok.

37. Paperback

Tadi sudah bahas soal mass market paperback yang disebut banyak orang dengan istilah paperback saja. Sebenarnya, paperback sendiri itu apa?

Jadi, paperback adalah buku yang disampul dengan kertas tebal bernama paperboard. Kalau di sini, kadang disebut softcover, lawannya hardcover.

38. Public Domain

The Sign of Four dan Animal Farm © dok. The Stupid Bookworm
The Sign of Four dan Animal Farm © dok. The Stupid Bookworm

Kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia, public domain berarti ‘ranah publik’. Buku-buku yang masuk ke public domain adalah karya sastra yang tidak lagi dilindungi oleh undang-undang hak kekayaan intelektual. Karena tidak ada pihak yang memegang hak eksklusif atas karya tersebut, siapa pun dapat secara sah menggunakan, merujuk, mengadaptasi, atau memodifikasi isinya tanpa perlu meminta izin kepada pihak mana pun.

Sebuah buku masuk ke dalam public domain ketika hak ciptanya telah kedaluwarsa atau dicabut. Pada sebagian besar negara, masa perlindungan hak cipta berakhir pada tanggal 1 Januari, 70 tahun setelah kematian penulis. Sebagai contoh, karya-karya Jane Austen, Lewis Carroll, dan Edgar Allan Poe menjadi public domain secara global karena para penulis tersebut sudah meninggal lebih dari 100 tahun yang lalu.

Aturan yang berbeda diterapkan di Amerika Serikat. Hak cipta atas buku yang pertama kali diterbitkan antara tahun 1930 hingga 1978 berlaku selama 95 tahun, asalkan hak cipta tersebut didaftarkan. Sementara itu, Meksiko memiliki masa perlindungan hak cipta terpanjang di dunia, yaitu seumur hidup penulis ditambah 100 tahun setelah kematian yang tercatat mulai Juli 1928.

Kalau di Indonesia bagaimana? Menurut keterangan di situs resmi Dirjen Kekayaan Intelektual (DJKI), hak cipta karya tulis di Indonesia berlaku seumur hidup penulis hingga 70 tahun setelah kematiannya.

Kalau mau baca karya-karya klasik yang sudah masuk public domain, coba cek koleksi ebook di Project Gutenberg, the Internet Archive, and Wikisource. Situs-situs ini telah mendigitalisasi puluhan ribu karya literatur yang sudah tidak memiliki hak cipta. Misalnya Rashōmon (Ryunosuke Akutagawa), The Great Gatsby (Scott F. Fitzgerald), The Scarlet Letter (Nathaniel Hawthorne), Anne of Green Gables (L. M. Montgomery), The Murders in the Rue Morgue (Edgar Allan Poe), dan Crime dan Punishment (Fyodor Dostoevsky).

39. Reading Challenge

Reading challenge alias ‘tantangan membaca’ aslinya adalah event baca bareng yang diadakan dan diikuti para pencinta buku. Tujuan utamanya buat mendorong semangat membaca. Tentu ada batas waktunya. Biasanya dalam hitungan bulan. Kalau setahun kelamaan kayaknya.

Reading challenge disertai rules yang sudah ditetapkan penyelenggara. Challenge-nya sendiri bisa berhadiah, bisa juga cuma buat seru-seruan.

40. Reading Journal

desain reading journal © Canva

Selain reading challenge, book haul, dan teman-temannya, sekarang juga lagi tren reading journal. Sebenarnya ini lebih mirip diary untuk mendokumentasikan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan baca buku.

Reading journal bisa berisi review buku, quote favorit dari buku, reading progress, analisis terhadap isi buku, dan lain-lain. Jurnalnya bisa pakai diary atau notebook biasa. Bisa juga bikin desain khusus kalau punya jiwa kreatif. Sekarang bahkan sudah banyak yang menyediakan format reading journal di Canva. Kalau merasa kurang artsy, bisa pakai reading journal yang sekarang bisa ditemukan dengan mudah di e-commerce.

41. Reading Slump

ilustrasi reading slump © Pexels.com/cottonbro studio

Mau bilang “lagi males baca”, sekarang sudah ada istilahnya sendiri. Reading slump yang bisa diartikan sebagai ‘kemerosotan minat baca’ maksudnya adalah periode saat pembaca kehilangan minat membaca atau merasakan kejenuhan saat membaca. Bentuk dan alasannya bisa bermacam-macam. Bisa karena kurang motivasi untuk melanjutkan membaca, sulit mendalami cerita, atau merasa membaca jadi seperti kewajiban yang tak menyenangkan.

42. Reprint

Reprint adalah cetak ulang atau disingkat “cetul” kalau di media sosial. Sejatinya, reprint cuma pemutakhiran sampul. Isi bukunya masih sama dengan cetakan pertama. Tidak ada perubahan sama sekali.

43. Slip Case

set box The Chronicles of Narnia dengan slip case © Gramedia Pustaka Utama
set box The Chronicles of Narnia dengan slip case © Gramedia Pustaka Utama

Slip case ini fungsinya seperti sarung pelindung buat buku, tapi bentuknya kotak seperti kardus yang terbuka di salah satu sisinya. Biasanya book series yang dikemas menjadi box set yang pakai slip case. Book spine-nya diposisikan menghadap ke luar agar kelihatan estetik.

44. Slow Reader

Slow reading adalah kebiasaan membaca dengan tempo lambat secara sengaja. Jika seseorang menyebut dirinya “slow reader”, itu bisa berarti ia menikmati buku dengan tempo baca yang lebih santai dari rata-rata—biasanya demi pemahaman yang lebih dalam atau kenikmatan membaca itu sendiri.

Namun, dalam beberapa kasus, slow reading yang tidak direncanakan bisa menjadi penanda kondisi tertentu, misalnya disleksia dan ADHD.

45. Speed Reading

ilustrasi membaca © Pexels.com/Anna Pou
ilustrasi membaca © Pexels.com/Anna Pou

Kalau ada slow reading, tentu ada speed reading. Speed reading alias ‘membaca’ cepat adalah adalah teknik untuk meningkatkan tempo membaca sekaligus mempertahankan pemahaman terhadap materi yang dibaca.

Kalau kebanyakan orang membaca 150—200 kata per menit, teknik speed reading bisa meningkatkan tempo membaca menjadi 500—600 kata atau bahkan lebih.

Teknik-teknik utama dalam speed reading meliputi:

  • Preview (Pratinjau) dan skimming: Melirik cepat isi teks untuk menangkap pokok bahasan utama.
  • Chunking: Membaca per kelompok kata, bukan kata per kata.
  • Mengurangi subvokalisasi: Mengurangi kebiasaan “membaca dalam hati” agar tidak memperlambat tempo.
  • Menggunakan pacer: Menggerakkan pena atau jari sebagai penunjuk agar mata tetap fokus saat membaca.

Seluruh teknik ini dirancang untuk mempercepat proses otak dalam menyerap dan memaknai informasi, sehingga pembaca bisa memahami isi teks dengan lebih cepat dan efisien.

46. Standalone

“Standalone” dalam bahasa Indonesia berarti berdiri sendiri, independen, atau mandiri. Kalau ada buku yang disebut standalone, artinya buku tersebut bukan bagian dari serial.

Beberapa contoh standalone yang bisa saya sebutkan adalah buku-bukunya John Green. Misalnya The Fault in Our Stars, An Abundance of Katherine, dan Turtles All the Way Down. Kalau di Indonesia, ada buku-bukunya Eka Kurniawan seperti Cantik Itu Luka dan Lelaki Harimau.

47. TBR

ilustrasi tumpukan buku © The Stupid Bookworm
ilustrasi tumpukan buku © dok. The Stupid Bookworm

“TBR” adalah kepanjangan dari ‘to-be-read’. Ini adalah slang untuk buku yang masuk ke daftar baca.

Selain TBR, ada juga “CR” yang berarti ‘currently reading’ atau ‘sedang dibaca’.

“DNF” adalah kepanjangan dari ‘did not finisih’ atau ‘tidak selesai’.

Terakhir, ada “RTC”, kepanjangan dari ‘review to come’ atau ‘ulasan menyusul’.

48. Tsundoku

“Tsundoku” adalah istilah Jepang yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki banyak literatur yang belum dibaca.

BBC

Saya sudah pernah menulis panjang lebar tentang asal-usul kata, makna, sisi positif, dan sisi negatifnya di artikel terpisah. Silakan dibaca kalau lagi senggang.

Apa Itu Tsundoku? Asal-Usul Kata, Manfaat, dan Sisi Negatifnya

49. Unabridged Version

Sederhananya, abridged version dalam dunia buku adalah cerita yang sudah diringkas hingga menyisakan bagian-bagian penting saja.

Unabridged berarti cerita yang disajikan atau dicetak tanpa menghilangkan satu bagian pun dari naskah aslinya.

“Abridged” effectively means shortened without sacrificing any of the major themes of the book.

Unabridged refers to the full literary work remaining untouched.

What’s the Difference Between Abridged and Unabridged Audiobooks? (Voices)

Buku yang punya versi abridged biasanya adalah novel-novel tebal seperti The Count of Monte Cristo, Musashi, Romance of the Three Kingdoms, dan Anna Karenina.

50. Unbound

ilustrasi unbound book © dok. The Stupid Bookworm
ilustrasi unbound book © dok. The Stupid Bookworm

Unbound book adalah buku yang tidak dijilid atau tidak memiliki sampul luar. Kondisi ini merujuk pada buku yang sampulnya sudah lepas. Ada juga buku yang sengaja dicetak tanpa sampul.

Itulah berbagai slang atau istilah kekinian dalam dunia buku. Artikel ini bakal terus di-update secara berkala, sesuai dengan perkembangan terkini.

Daftar bacaan:

4 Buku Bersampulkan Kulit Manusia. Jakarta Book Review
A Book Bound With Human Skin Spent 90 Years in Harvard’s Library. Now, the Binding Has Been Removed. Smithsonian Magazine
Active Reading Definition, Strategies & Examples. Study.com
Active Reading Strategis. University of Toronto
Book Collecting Terminology. Biblio.com
Novel and Short Story Word Counts. Writer’s Digest
Short Fiction Forms: Novella, Novelette, Short Story, and Flash Fiction Defined. Author Learning Center
What Does it Mean to ‘DNF’ a Book or Get an ‘ARC’? Book Slang Explained. USA Today
What is BookTok? Creators Share Tips for Finding New Books, Community Online. USA Today
What is DRM Protected Content? Definition, How It Works & More. Digital Guardian
Your Guide to 33 Useful Book Terms and Acronyms. Reader’s Digest













Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.