[Review Buku] Seri The Hathaways, Salah Satu Historical Romance Terbaik dari Lisa Kleypas

the hathaways lisa kleypas

When an unexpected inheritance elevates the Hathaway family to aristocracy, they find new challenges in navigating the intricacies of London society–and new desires

Premis

Kelima anak keluarga Hathaway terbiasa hidup sederhana di pedesaan. Amelia, Leo, Win, Poppy, dan Beatrix dibesarkan tanpa tetek bengek etiket kaum terhormat oleh kedua orang tua mereka yang ilmuwan.

Ketika kedua orang tua mereka meninggal, lima saudara itu yakin hidup mereka tak akan banyak berubah. Secara tak terduga, Leo mewarisi gelar bangsawan dari saudara jauh keluarga Hathaway.

Tiba-tiba, mereka berlima harus memasuki lingkup pergaulan kaum bangsawan London yang terasa begitu asing dan penuh basa-basi. Tak seorang pun dari Hathaway bersaudara yang siap menghadapinya.

1. Mine Till Midnight (The Hathaways #1)

Judul: Mine till Midnight–Janji di Tengah Malam(The Hathaways #1)
Penulis: Lisa Kleypas
Bahasa: Indonesia
Format: paperback, 440 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2017, pertama terbit 2007)
Genre: fiksi, dewasa, historical romance (roman sejarah)

Mine till Midnight–Janji di Tengah Malam(The Hathaways #1) oleh Lisa Kleypas ©2017 Gramedia Pustaka Utama
Mine till Midnight–Janji di Tengah Malam (The Hathaways #1) oleh Lisa Kleypas ©2017 Gramedia Pustaka Utama

Cerita

Amelia Hathaway telah kehilangan kedua orangtuanya bertahun-tahun lalu. Entah sudah berapa lama dia mengambil alih tanggung jawab membesarkan adik-adiknya.

Leo, kakaknya baru mewarisi gelar bangsawan. Sebagai satu-satunya pria di dalam keluarga, seharusnya dialah yang menjadi kepala keluarga. Sayangnya, dia sama sekali tak bisa diandalkan. Kerjanya hanya mabuk-mabukan dan berjudi.

Amelia sudah kewalahan mengurus empat saudaranya, keuangan keluarga yang makin seret, dan kediaman keluarga Hathaway yang tinggal menunggu waktu sebelum roboh. Karena itulah, dia memutuskan untuk melajang selamanya.

Cam adalah pria muda berdarah setengah Gypsy yang sudah muak dengan tingkah para bangsawan London. Bertahun-tahun mengelola klub Jenner’s, sepertinya tak ada lagi hal yang belum pernah disaksikannya. Diam-diam, dia memimpikan hidup yang berbeda. Lalu, dia bertemu Amelia.

Amelia di mata Cam adalah perempuan bangsawan yang tak biasa. Sama sekali tak lemah lembut, keras kepala, dan membangkitkan rasa penasaran.

Awalnya, Amelia hanya berniat menjalin pertemanan dengan Cam. Namun, tak jarang godaan membutakan mata keduanya. Mereka bahkan nyaris terjerumus ke dalam skandal.

Mungkinkah dua orang yang terhalang perbedaan asal-usul dan kelas sosial bisa menyatu?

4 Points for:

☑️ Story

☑️ Setting

☑️ Characterization

☑️ Writing style

Moral/interesting trivia

 Level of Interest

❤️❤️❤️

Review

The Hathaways, salah satu series terbaik dari ratu historical romance, Lisa Kleypas. Kalau soal hisrom, Lisa Kleypas ini setara dengan Julia Quinn.

Series The Hathaways bisa dibilang spin-off dari series Wallflowers. Soalnya, karakter utama pria di novel ini sudah pernah muncul di novel Devil in Winter (Wallflowers #3). Cam adalah tangan kanan Sebastian St. Vincent, tokoh utama novel tersebut. Latar tempatnya pun Stony Cross, Hampshire, pedesaan yang muncul di beberapa novel Wallflowers.

Setelah menampilkan empat perempuan bangsawan nyentrik sebagai tokoh utama di Wallflowers, kali ini Kleypas memilih lima bersaudara yang tak kalah nyentrik sebagai lakon di tiap buku.

Menurut saya, Mine till Midnight punya cerita yang cukup menarik. Cocok buat pembaca yang belum benar-benar siap move on dari seri Wallflowers. Soalnya, para tokoh utama di series tersebut muncul sebagai cameo di buku ini.

Amelia adalah tokoh utama perempuan yang memikat. Sementara Cam adalah tokoh utama pria yang seksi. Seksi dalam segala hal. Interaksi keduanya juga sukses bikin saya betah membaca sampai halaman terakhir. Walaupun begitu, bukan buku ini yang bisa menimbulkan sensasi “nyuutt” di hati saya.

Romance trope di Mine till Midnight ini agak nanggung. Mau dibilang star-crossed lover, saya rasa perbedaan kelas sosial di antara Cam dan Amelia tidak sebegitu jauh. Mereka sama-sama OKB dan tidak tunduk pada nilai-nilai sosial kaum terhormat London sejak awal.

Walaupun begitu, buku ini menyajikan kisah pembuka yang cukup mengena untuk series The Hathaways. Saya bisa bilang buku ini bakal bikin pembaca tertarik untuk mengikuti kisah anggota keluarga Hathaway yang lain.

Romance trope:

social class difference
-rags to riches
-secret rendezvous

Momen favorit: Tentu saja saat Cam “menculik” Amelia di tengah malam. Adegan-adegan seperti ini yang bikin historical romance digilai para pembaca perempuan.

2. Seduce Me at Sunrise

Seduce Me at Sunrise–Rayuan di Pagi Hari (The Hathaways #2) oleh Lisa Kleypas ©2017 Gramedia Pustaka Utama
Seduce Me at Sunrise–Rayuan di Pagi Hari (The Hathaways #2) oleh Lisa Kleypas ©2017 Gramedia Pustaka Utama

Judul: Seduce Me at Sunrise–Rayuan di Pagi Hari (The Hathaways #2
Penulis: Lisa Kleypas
Bahasa: Indonesia
Format: paperback, 400 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2017)
Genre: fiksi, dewasa, historical romance (roman sejarah)

Cerita

Kev Merripen telah mendambakan Winnifred Hathaway sejak lama, tepatnya sejak keluarga gadis itu menyelamatkan nyawanya saat masih kecil. Namun, ia hanya berani memimpikan Win dalam diam.

Kev menyadari perbedaan dirinya dengan gadis itu terlalu jauh. Win adalah perempuan terhormat yang lembut dan rapuh. Sementara dirinya adalah pemuda Gypsy dengan asal-usul tak jelas.

Apa lagi masa lalu Kev terus menghantuinya. Ia tak akan bisa memaafkan diri sendiri jika Win berada dalam bahaya karena rahasia kelamnya. Ia lebih memilih membunuh perasaannya daripada menyaksikan Win terenggut dari hidupnya.

Seumur hidupnya, Win memiliki tubuh yang lemah. Setelah dirawat dr. Julian Harrow yang simpatik, kondisinya jauh lebih baik. Tentu ia merasa bahagia.

Setelah kembali dari Prancis, sahabat yang dikenalnya sejak kecil telah berubah menjadi pria dingin dan kasar.

Kev telah bertekad untuk menolak cinta. Namun saat sang dokter menunjukkan niatnya untuk memperistri Win, ia harus segera bertindak. Sanggupkah dia kehilangan gadis yang menjadi alasannya untuk tetap hidup?

4 Points for:

☑️ Story

☑️ Setting

☑️ Characterization

☑️ Writing style

Moral/interesting trivia

 Level of Interest

❤️❤️❤️❤️

Review

Kalau tokoh utama buku sebelumnya adalah Amelia yang tangguh dan keras kepala, tokoh utama wanita di buku kedua ini adalah Win yang seanggun dan selembut kupu-kupu. Kesannya kalau kepentok dikit bakalan patah. Walaupun begitu, kegigihan Win tak kalah dari Amelia. Dia juga cukup jago adu mulut dengan saudara-saudaranya. Semangatnya buat sembuh luar biasa. Intinya, Win bukan model karakter damsel in distress yang pasif dan lemah hati seperti Cinderella. Tampilannya doang yang persis Cinderella.

Ngototnya Win buat melunakkan hati Kev yang jelas-jelas mencintainya sejak kecil juga luar biasa. Memang si Kev yang bebal di tiga per empat bagian cerita. Saya sampai ikutan gregetan, karena kasihan dengan effort Win yang sudah ugal-ugalan, tapi ditanggapi dengan sikap dingin oleh Kev.

Sementara itu, Kev, si tokoh utama pria yang juga keturunan Romani seperti Cam Rohan keras kepalanya bukan main. Minderannya agak keterlaluan, meskipun saya paham alasan di baliknya. Dia punya masa kecil yang sangat menyedihkan, paling menyedihkan jika dibandingkan tokoh utama pria lain di series ini.

Romansa Win dan Kev ini vibe-nya mirip Beauty and The Beast, meskipun tampang Kev sebenarnya ganteng-ganteng aja. Bayangan saya, sih, bentukannya kayak Jason Momoa kalau lagi memerankan karakter brooding macam Khal Drogo. Soalnya dia muram, pahit, dan mati-matian menolak Win, sama seperti The Beast yang enggan menerima kasih sayang dari Belle.

Saya mungkin bakal segera bosan dengan Kev dan Win kalau interaksi mereka terus begitu saja. Untungnya, Kev segera berubah pikiran setelah Win memutuskan untuk move on.

Karakter dr. Harrow sengaja dimunculkan sebagai sarana character development Kev. Namun, Kelypas sengaja tidak menjadikannya karakter yang cukup menarik untuk membangkitkan second lead syndrome.

Setelah Win melepaskan Kev, sekarang gantian Kev yang mengejar Win. Saya, sih, puas banget dengan perkembangan romansa mereka. Bab pertamanya menggugah minat, ending-nya pun memuaskan. Cukup untuk menjaga semangat saya buat meneruskan ke buku selanjutnya.

Romance trope:

opposites attract
-grumpy vs sunshine
-He fell first
-social class difference
-tortured hero
-unrequited love
-love triangle
-childhood friends to lovers

Momen favorit: Sama kayak buku pertama, saat Kev “menculik” Win di tengah malam. Jadinya when a tsundere turn yandere. Suka banget.

3. Tempt Me at Twilight

Temp Me at Twilight–Godaan di Senja Hari (The Hathaways #3) oleh Lisa Kleypas ©2017 Gramedia Pustaka Utama
Temp Me at Twilight–Godaan di Senja Hari (The Hathaways #3) oleh Lisa Kleypas ©2017 Gramedia Pustaka Utama

Judul: Temp Me at Twilight–Godaan di Senja Hari (The Hathaways #3)
Penulis: Lisa Kleypas
Bahasa: Indonesia
Format: paperback, 424 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2017)
Genre: fiksi, dewasa, historical romance (roman sejarah)

Cerita

Poppy Hathaway menyayangi keempat saudaranya. Hari-harinya di kediaman keluarga Hathaway selalu dipenuhi tawa. Walaupun begitu, tak bisa dipungkiri kalau suasana di rumah mereka jauh dari kata damai.

Poppy mendambakan kehidupan normal, sebisa mungkin dengan suami yang berperangai manis dan menyukai ketenangan seperti dirinya. Awalnya, dia menyangka semua itu bisa ia dapatkan dari Michael Bayning. Tak sulit bagi Poppy untuk jatuh cinta kepada pemuda itu. Sayangnya, hubungan mereka ditentang oleh ayah Michael yang keberatan dengan reputasi keluarga Hathaway.

Setelah hubungannya dengan Michael gagal, Poppy tak kuasa menahan kesedihan dan rasa malu. Dia hanya ingin pulang ke Hampshire dan menjadi istri petani. Namun, hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat setelah bertemu dengan Harry Rutledge, pemilik hotel asal Amerika Serikat yang memikat sekaligus misterius.

Meskipun tak berdarah bangsawan, Harry berhasil menempatkan dirinya di puncak kekuasaan. Tak banyak hal yang diinginkannya, karena dia sudah memiliki segalanya. Namun setelah berbincang dengan Poppy Hathaway untuk pertama kalinya, dia bertekad untuk memiliki gadis itu apa pun caranya.

Berkat muslihat, Harry berhasil meminang Poppy. Namun gadis itu mengetahui kebenarannya tepat di hari pernikahan mereka. Poppy tetap menerima Harry sebagai suaminya, tapi dia berjanji hatinya tak akan pernah menjadi milik pria itu. Harry hanya tersenyum sinis dan berkata ia tak keberatan.

Harry berpikir ia sudah cukup puas bisa memiliki Poppy. Namun saat Poppy menunjukkan perhatian sedikit saja, Harry menyadari ia menginginkan cinta dari istrinya itu lebih dari segalanya. Ia tahu hati Poppy tak bisa diluluhkan dengan berlian atau rayuan semu.

Harry harus menyerahkan hatinya terlebih dahulu jika tak ingin Poppy meninggalkannya.

4 Points for:

☑️ Story

☑️ Setting

☑️ Characterization

☑️ Writing style

Moral/interesting trivia 

Level of Interest

❤️❤️❤️❤️❤️

Review

Saya paham kenapa banyak pembaca series The Hathaways yang kurang suka dengan buku ini. Umumnya mereka kurang cocok dengan karakter Harry yang cenderung manipulatif di awal cerita. Mas-mas yang satu ini memang contoh sempurna karakter yandere. Benar-benar menghalalkan segala cara buat mendapatkan perempuan yang dia suka.

Masalahnya, saya suka banget tokoh utama pria kayak Harry. Cintanya memang twisted menjurus obsesif, tapi ugalan-ugalan dan nggak pakai serong, belok, apa lagi balik badan. Ngotot memang, tapi dia nggak pernah memaksa Poppy untuk menerima pinangannya. Kalau mau, Poppy bisa membatalkan pernikahan mereka. Harry juga nggak pernah memaksa Poppy buat berhubungan badan. Kalau coba-coba ngerayu pakai barang mewah memang iya. Tapi, toh, nggak mempan juga.

Pada akhirnya, saya merasa character development Harry paling signifikan. Lebih kentara daripada Poppy. Tapi, Poppy memang karakter yang likeable sejak awal. Dia cenderung mudah bersimpati kepada manusia lain. Karena sifatnya itulah, dia bisa sedikit-sedikit menumbuhkan rasa sayang kepada Harry yang seharusnya dia benci seumur hidup. Poppy juga yang mengajarkan Harry untuk menerima kasih sayang dari manusia lain.

Adegan pertemuan pertama yang mendebarkan, ditambah cinta di antara Harry-Poppy yang tumbuh perlahan-lahan menjadi daya tarik utama Temp Me at Twilight. Buku inilah yang berhasil menimbulkan sensasi “nyuutt” di hati saya.

Saya juga suka banget karyawan hotel Harry yang gosip abis tapi sering bikin “kecelakaan kecil” demi menyatukan bos mereka dan istrinya.

Interaksi Harry dengan keluarga Hathaway yang kini sudah ketambahan Cam dan Kev tak kalah seru. Harry sering dibikin speechless gara-gara kelakuan para iparnya.

Karakter pendukung yang paling “berjasa” di Temp Me at Twilight adalah Leo. Padahal, di buku-buku sebelumnya dia digambarkan sebagai kakak yang nggak bertanggung jawab dan seenaknya sendiri. Ternyata justru dia yang bisa memberikan nasihat berharga buat rumah tangga Poppy.

Pokoknya, Temp Me at Twilight adalah buku dari series The Hathaways yang paling saya sukai. Sudah saya baca lebih dari sepuluh kali kayaknya.

Romance trope:

-Opposites attract
-He fell first
-sudden engagement
-love triangle
-childhood friends to lovers
-honorable marriage
-billionaire
-slow burn

Momen favorit: Pertama kali Poppy merasakan ketulusan Harry yang merawatnya setelah mengalami cedera. Poppy yang selama ini menolak sentuhan Harry berinisiatif mencium suaminya setelah dibawakan sekotak cokelat limited edition.

4. Married By Morning

Judul: Married by MorningPernikahan Menjelang Pagi (The Hathaways #4)
Penulis: Lisa Kleypas
Bahasa: Indonesia
Format: paperback, 440 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2017)
Genre: fiksi, dewasa, historical romance (roman sejarah)

Cerita

Catherine Marks sudah menjadi governess bagi gadis-gadis Hathaway selama dua tahun. Meskipun mendampingi gadis-gadis liar itu sering membuat kepalanya sakit, ia merasa bahagia. Seumur hidup ia tak pernah merasakannya.

Cat menikmati hari-harinya di tengah keluarga Hathaway, kecuali saat Leo Hathaway berada di ruangan yang sama dengannya. Si sulung yang berlidah tajam itu selalu mencari masalah.

Cat selalu kesulitan menahan diri untuk tidak beradu mulut dengan Leo. Untunglah, pria itu kini lebih banyak menghabiskan waktunya di London.

Suatu hari, sebuah masalah mengancam keluarga Hathaway. Mereka bisa kehilangan kediaman keluarga yang berharga jika Leo belum menikah dan memiliki keturunan sampai tahun depan.

Leo bertekad untuk tidak jatuh cinta lagi sejak nyawa kekasihnya direnggut wabah demam merah. Namun, pertengkaran terakhirnya dengan Cat yang kaku dan menyebalkan itu telah membangkitkan sesuatu di dalam dirinya.

Leo dan Cat sama-sama tak siap dengan ketertarikan yang mereka rasakan terhadap satu sama lain. Terlebih Cat yang menyimpan trauma akibat masa lalunya.

Setelah Leo menyadari ia tak bisa lari dari perasaannya, ia bertekad untuk meluluhkan hati perempuan berkaca mata itu.

4 Points for:

☑️ Story

☑️ Setting

☑️ Characterization

☑️ Writing style

Moral/interesting trivia 

 Level of Interest

❤️❤️❤️❤️❤️

Review

Inilah novel terfavorit saya yang kedua di seri The Hathaways. Cerita Leo dan Cat sudah saya tunggu-tunggu sejak membaca buku pertama.

Setelah disinggung dan diisyaratkan di buku-buku sebelumnya, akhirnya Leo, sang Earl of Ramsay menemukan cinta kedua dan menghentikan petualangan-petualangan liarnya.

Leo sudah ketemu pawangnya, seorang perempuan dengan lidah tajam bernama Catherine Marks. Perempuan yang sukses membuat Leo sebal tapi penasaran. Perempuan yang membuat Leo bertanya-tanya karena begitu ngotot untuk menyembunyikan paras jelitanya di balik kacamata khas perawan tua dan rambut kusam.

Pertengkaran Leo dan Cat selalu menghibur saya. Cat ini kalau sudah ketemu Leo langsung kayak landak. Duri-durinya meruncing seketika. Mulutnya pedes banget.

Leo sendiri jahilnya kebangetan. Makin dijudesin Cat, malah makin semangat cari gara-gara. Anggota keluarga Hathaway yang lain cuma bisa menghela napas kalau dua orang ini sudah adu mulut.

Saat dimunculkan sekilas di Temp Me at Twilight saja, chemistry Leo dan Cat sudah begitu terasa. Apalagi di buku mereka sendiri. Makin greget jadinya.

Leo yang terus berusaha mendobrak pertahanan Cat berhasil membuat gadis itu membuka diri sedikit demi sedikit. Sementara itu, kehadiran Cat membuat Leo mulai berani memimpikan cinta lagi. Gadis itu juga membuat Leo kembali menyambangi hobi lamanya, yaitu arsitektur.

Setelah hubungan mereka mulai menghangat, romansa Cat dan Leo diganggu seorang perempuan yang karakternya tipikal sinetron Indosiar banget. Bahkan mendekati akhir cerita pun, hubungan mereka masih dicobai konflik pamungkas, seorang pria dari masa lalu Cat yang karakternya juga amtagonis Indosiar banget.

Untunglah, pasangan ini bersatu kembali dalam sebuah adegan yang cukup ganjil. And they live happily ever after.

Oh, iya, novel ini juga diadaptasi menjadi manga oleh Saito Chiho. Artwork-nya bagus banget, khas shoujo manga dengan genre romance.

manga Married by Morning (The Hathaways #4) oleh Saito Chiho dan Lisa Kleypas © Harmony Comics
manga Married by Morning (The Hathaways #4) oleh Saito Chiho dan Lisa Kleypas © Harmony Comics

Romance trope:

-enemies to lovers
-man with trauma
-reformed rake
-tortured heroine
-found family
-secret past

Momen favorit: Setiap interaksi Cat dan Dodger, si feret. Cat nggak cuma menjalin love-hate relationship dengan Leo, tapi juga dengan hewan peliharaan Bea itu.

5. Love in the Afternoon

Judul: Love in the AfternoonCinta di Siang Hari (The Hathaways #5)
Penulis: Lisa Kleypas
Bahasa: Indonesia
Format: paperback, 432 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2017)
Genre: fiksi, dewasa, historical romance (roman sejarah)

Cerita

Anak bungsu keluarga Hathaway, si cantik Beatrix tidak pernah tertarik dengan pesta dansa atau obrolan basa-basi kaum bangsawan. Ia lebih tertarik untuk bercengkarama dengan binatang.

Setelah melalui beberapa season di London, pendapat Bea tentang pria masih sama. Mereka tidak lebih menarik dari katak atau ular yang ditemuinya di hutan.

Kapten Christopher Phelan, seorang prajurit muda dan pemberani berniat menikahi teman Bea yang bernama Prudence. Melalui surat-suratnya, Christopher mengatakan kalau medan perang telah banyak mengubahnya.

Prudence tak tertarik dengan korespondensi dan surat-surat Christopher membuatnya hilang ketertarikan. Jadi, Bea yang membalas surat-surat pria itu atas nama Prudence.

Bea dan Christopher pun menjadi sahabat pena. Rangkaian surat yang saling mereka kirimkan membuat perasaan kedua orang itu makin berkembang.

Christopher datang ke Hampshire untuk mengunjungi perempuan yang telah membuatnya jatuh cinta lewat kata-kata indah.

Bea tidak mungkin berterus terang kalau dirinyalah yang mengirim surat-surat itu. Namun, hatinya tersiksa. Semakin mengenal Christopher, semakin besar pula cintanya kepada pria itu.

5 Points for:

☑️ Story

☑️ Setting

☑️ Characterization

☑️ Writing style

☑️ Moral/interesting trivia

Level of Interest

❤️❤️❤️❤️

Review

Inilah buku terakhir dari seri The Hathaways. Tokoh utamanya adalah si bungsu Beatrix yang paling eksentrik dan maniak binatang. Pada buku-buku sebelumnya, Bea diceritakan sebagai remaja yang ceria, agak tomboi, dan lucu. Saya bisa membayangkan kalau di buku ini dia sudah menjelma menjadi perempuan dewasa yang mungkin lebih anggun dan tidak senyentrik di masa remajanya.

Untunglah, Bea tetap menjadi karakter yang charming, meskipun kini dia sudah berkutat dengan masalah-masalah klise yang menimpa saudara-saudaranya dulu. Cakep, tapi belum laku-laku.

Tokoh utama prianya adalah Christopher Phelan yang sejak kecil sudah bikin Bea sebel. Hubungan mereka tumbuh melalui surat-menyurat. Sayangnya, Christopher tidak tahu kalau gadis yang disuratinya berkali-kali adalah Bea.

Kalau kalian pernah menonton film Bollywood jadul berjudul Mujhse Dosti Karoge, nah, Love in the Afternoon ini ceritanya persis. Cuma beda latar dan karakter saja.

Christopher adalah karakter yang mudah membangkitkan simpati pembaca sejak awal. Ia mengalami PTSD akut setelah kembali dari medan perang. Lisa Kleypas menggambarkan kondisinya dengan detail. Risetnya untuk kondisi kejiwaan ini patut diapresiasi.

Meskipun kini sudah tak berkirim surat, hubungan Bea dan Christopher berlanjut ke dunia nyata, meskipun diawali dengan pertengkaran.

Bea menemukan sosok yang bisa menerima segala sifat eksentriknya, sementara Christopher menemukan gadis yang bisa membangkitkan semangatnya untuk keluar dari depresi.

Drama di antara mereka tidak sampai berlarut-larut, jadi saya tidak merasa bosan saat membaca Love in the Afternoon.

Kekurangan buku ini cuma satu, ending-nya kurang panjang dikit. Karena ini adalah buku terakhir, saya rasa perlu pungkasan cerita yang lebih gong.

Romance trope:

-pen pals
-man with trauma
enemies to lovers

Momen favorit: Saat Bea dan Christopher akan bercinta untuk pertama kalinya, Bea memposisikan dirinya seperti hewan betina yang sedang bereproduksi. Pengetahuannya soal itu memang cuma dari observasi terhadap binatang. Christopher yang awalnya berhasrat langsung speechless dan berakhir ketawa heboh.

2 thoughts on “[Review Buku] Seri The Hathaways, Salah Satu Historical Romance Terbaik dari Lisa Kleypas

  1. Sudah lama sekali ga nemu blog yang isinya membahas buku 😀 Anyway historical romance ini juga salah satu favoritku, bisa jadi rekomendasi berikutnya 😀

    Like

Leave a reply to Lina Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.