

Judul: 100 Characters From Classical Mythology, Discover The Fascinating Stories of The Greek & Roman Deities
Penulis: Malcolm Day
Bahasa: Inggris
Format: Hardcover (borrowed), 160 hal.
Penerbit: Barron’s Educational Series, Inc. (2007)
Genre: mitologi
Level of Interest
Makasih buat Mbak Shin karena udah minjemin buku ini 🙂 Kapan-kapan aku pinjem lagi, ya.
My review
Tepat seperti judulnya, buku ini memang membagi sub bab-sub bab berdasar karakter yang ada di mitologi Yunani. Penjelasan mengenai mereka dikategorikan menjadi dua bagian: bagian pertama tentang para dewa dan bagian kedua berisi bab-bab
penjelasan mengenai para pahlawan dalam mitologi. Penjelasannya mungkin tidak benar-benar detail, hanya berisi garis besar kisah yang menyangkut dewa-dewa tertentu. Tetapi ini sudah cukup informatif dan mudah dipahami bagi pembaca yang belum akrab dengan kisah-kisah dalam mitologi Yunani. Selain itu ilustrasi yang dicantumkan dalam setiap halaman memang sangat cantik, terdiri dari gambar lukisan, patung, atau karya seni klasik yang berkaitan dengan cerita.
Walaupun cerita-cerita dalam mitologi ini memiliki unsur kepahlawanan dan magic yang seharusnya cocok untuk dibacakan kepada anak-anak, tetapi menurutku mitologi ini tidak terlalu sesuai untuk pembaca yang belum dewasa. Ada banyak unsur kekerasan di dalamnya yang lebih sesuai untuk pembaca dewasa. Selain itu para tokoh di dalamnya, yaitu para dewa dan pahlawan juga memiliki karakter yang tidak memberikan teladan baik.
The Titans
Para Titan barangkali adalah dewa-dewa dalam mitologi Yunani yang citranya kurang populer jika dibandingkan dengan The Olympians. Mungkin cerita tentang mereka yang cukup akrab bagi manusia modern seperti kita adalah versi adaptasi yang dituangkan dalam film Clash of The Titans dan Wrath of The Titans. Di dua film tersebut para titan digambarkan sebagai monster. Memang penggambaran seperti ini ada di beberapa sumber mitologi Yunani. Tetapi penggambaran sosok titan sebagai dewa dengan figur dan perilaku layaknya manusia seperti The Olympians tampaknya lebih populer.
Penggulingan Uranus dari tahta langit

Cerita paling menarik tentang Titan menurutku adalah kisah perebutan kekuasaan langit oleh para Titan yang dipimpin oleh Cronus (bukan Chronos, father of time yang dalam beberapa sumber disebutkan sebagai ayah Chaos) dari ayah mereka Uranus. Atas hasutan Gaia, para Titan merebut kekuasaan dari Uranus. Hyperion, Coeus, Crius & Iapetus lalu menyebar ke empat penjuru langit untuk menahan Uranus. Sementara Cronus yang paling kuat bertugas mengebiri ayahnya. Mengapa harus dikebiri? Karena pada masa itu (dan tampaknya masih berlangsung pula pada zaman modern ini) kelamin adalah lambang kejayaan seorang pria. Jadi sepertinya pengebiran Uranus ini merupakan perlambang dari keadigdayaannya yang direnggut oleh anak-anaknya sendiri.
Setelah berhasil merebut tahta dari Uranus, kelima Titan kemudian berkuasa. Sebagai Titan yang secara langsung mengalahkan Uranus, Cronus memegang kekuasaan tertinggi sedangkan keempat saudaranya masing-masing menjadi penguasa empat penjuru langit. Titan generasi kedua seperti Selene, Helios, dan Astraeus mendapat porsi kekuasaan yang lebih kecil, yaitu menjadi penguasa benda-benda langit.
Eros dan Psyche

Kisah cinta antara Eros dan Psyche (dalam mitos yang ini Eros adalah dewa cinta yang dilahirkan oleh Aphrodite) menurutku adalah satu-satunya percintaan yang paling murni jika dibandingkan dengan kisah asmara dewa-dewa lainnya. Hubungan Eros dan Psyche terlarang karena Psyche hanya manusia biasa. Kisah yang klise. Tetapi kenyataan bahwa Eros tidak memiliki pasangan lain selain Psyche dan cerita tentang dirinya yang bersusah payah untuk menyelamatkan Psyche agar bisa bersamanya lagi menurutku sangat manis.
Kesimpangsiuran mitos
Mitos-mitos yang berkaitan dengan dewa-dewa Yunani banyak yang simpang siur. Misalnya saja Eros yang kadang disebutkan sebagai dewa pertama yang dilahirkan Chaos, tetapi kadang juga disebut sebagai putra dari Aphrodite dan Ares. Masih banyak lagi mitos yang ceritanya saling bertentangan. Hal ini disebabkan karena sumber-sumber mitologi ditulis oleh orang yang berbeda-beda, antara lain Homer, Hesiod, Virgil, Aristophanes, Orphic, Plato, dll.
Bagian dari budaya patriarkal
Menurutku kisah-kisah dalam mitologi Yunani sangat mencerminkan budaya patriarkal yang tentunya masih sangat kental pada zaman dulu. Terlihat jelas dari tampuk kepemimpinan yang seluruhnya dipegang oleh dewa-dewa pria, sedangkan para dewi hanya mendapat porsi kekuasaan yang lebih kecil. Selain itu tampaknya penculikan dan pemerkosaan terhadap wanita dalam mitos-mitos ini dianggap sah-sah saja. Lihat saja bagaimana cara Zeus mendapatkan Hera, Leda, dan Nemesis. Atau tindak penculikan yang dilakukan Hades untuk memiliki Persephone.
Para wanita dalam mitologi Yunani digambarkan sebagai sosok yang memiliki banyak cela, berperangai dengki, dan tidak setia (yang dianggap sebagai tindakan memalukan sementara para dewa yang memiliki banyak pasangan dianggap sah saja).
Pencitraan buruk terhadap wanita dalam mitologi Yunani tampak jelas dari cerita tentang Pandora. Kisah ini bermula dari perseteruan antara Prometheus, sang pencipta manusia dengan Zeus. Untuk menghukum Prometheus, Zeus menghukum pula umat manusia dengan menciptakan iblis bersosok cantik untuk menggoda pria agar berbuat dosa, yaitu…Ya, benar. Wanita. Zeus memerintahkan Hephaestus untuk membuat sebuah patung wanita dari tanah di bumi dan meniupkan nyawa ke dalamnya. Setiap dewa ikut menyumbangkan kemampuan untuk ‘menggoda’ kaum pria kepadanya. Lalu jadilah Pandora, wanita pertama di bumi yang keturunannya ditakdirkan untuk menggoda kaum pria.
always i used to read smaller articles or reviews that also clear their motive,
and that is also happening with this article which I am reading now.
LikeLike