Review: After (Setelah Malam Itu), Dibalik Fenomena Bayi Tong Sampah

12723927

Judul: After (Setelah Malam Itu)
Penulis: Amy Efaw, Nina Andiana (Penerjemah)
Bahasa: Indonesia
Format: paperback, 456 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2011)
First published: 2009
Genre: YA, realistic fiction

Cerita

Ini sinopsis yang aku ambil dari Goodreads

Sejak dulu, Devon Davenport—siswi teladan sekaligus bintang sepak bola—selalu dianggap bertanggung jawab, pekerja keras, dewasa.

Tetapi suatu pagi semuanya berubah. Polisi menemukan Devon di apartemennya, membolos sekolah, ketika mereka menyelidiki kasus penelantaran bayi. Dengan segera keterlibatan Devon dipastikan—bahwa bayi di tong sampah itu bayinya.

Setelah malam itu, kehidupan Devon berubah total. Dengan tuntutan percobaan pembunuhan di depan mata, Devon dipaksa menghadapi ketakutan-ketakutan terbesarnya. Menghadapi penyangkalan yang berakar begitu kuat sehingga ia tidak menyadari dirinya hamil. Inilah perjalanan terpenting Devon: dari penyangkalan menuju penerimaan, dan akhirnya menuju proses pendewasaan diri.

3 Points for:

check signThe story

check signThe characterization

cross signThe writing style

check signThe moral/interesting trivia

Level of Interest

heart rate52

Dari segi cerita menurutku sangat menarik. Aku benar-benar terdorong untuk membaca karena penasaran penjelasan ilmiah kondisi psikologis yang dialami Devon. Dari awal sampai ke tengah cerita pembaca disuguhi latar belakang hidup Devon dan ibunya yang menjadi pemicu awal kondisi kejiwaan Devon.

Tetapi karena cerita ini modelnya flash back, dari bagian tengah (di mana aku sudah paham alasan kondisi kejiwaan yang bikin Devon ‘tega’ membuang bayinya) minat membacaku sudah turun drastis. Mungkin hal seperti ini tidak akan terjadi kalau cerita selama Devon ditahan hingga masa persidangan bisa lebih dipadatkan.

Fenomena bayi tong sampah, kasus pembuangan bayi yang lahir di luar nikah

Dari sinopsis saja sudah kelihatan ini cerita tentang apa dan bagaimana akhirnya. Jadi rasanya tidak masalah kalau aku sedikit spoiler.

Cerita ini mengangkat isu kasus pembuangan bayi yang dilakukan oleh Devon di mana Amy Efaw, si penulis terinspirasi dari fenomena ‘bayi tong sampah’. Di Amerika Serikat kasus seperti ini sering sekali terjadi. Bayi yang baru dilahirkan dibuang begitu saja di dalam tong sampah. Sebagian besar terlambat ditemukan hingga meninggal. Kasus seperti ini juga sering terjadi di Indonesia belakangan ini. Bayi yang dibuang di tempat sampah atau sungai, atau janin yang digugurkan dan dibuang di septic tank maupun dikubur di halaman rumah. Melihat kasus seperti ini biasanya kita langsung berkomentar negatif, menyalahkan si ibu yang tidak bertanggungjawab dan tidak memiliki rasa kemanusiaan karena tega membuang anaknya sendiri.

Dalam banyak kasus memang tindakan pembuangan bayi seperti ini memang kejahatan yang sudah direncanakan oleh orangtua si bayi sendiri. Tetapi setelah membaca After aku baru sadar kalaubukan tidak mungkin ada satu atau dua kasus yang merupakan tindakan ‘tak sadar’ seperti yang dialami Devon ini.

Jadi Devon yang sejak kecil sudah menyimpan gangguan psikologis (depresi, trauma, dan tertekan karena perilaku ibunya yang kacau) mendadak mengalami tekanan mental baru saat menyadari dirinya hamil. Karena kondisinya itu bertentangan dengan nilai moral yang ia terapkan dengan begitu ketatnya terhadap diri sendiri (karena dia tidak ingin mencontoh ibunya yang juga hamil di luar nikah) tanpa sadar benak Devon menolak fakta bahwa dia hamil.

Entah bagaimana caranya, tanpa sadar Devon memblokir semua pemikiran dan memori yang berkaitan dengan

Photo by Goodreads
Photo by Goodreads

kehamilannya. Pikirannya menyangkal kehamilan itu selama 9 bulan penuh. Jadi intinya Devon tidak pernah sadar kalau dia hamil. Dan karena Devon sendiri tidak sadar (pikirannya tanpa sadar memilih rasionalisasi kalau perubahan bentuk tubuhnya selama 9 bulan adalah karena bertambah gemuk) orang-orang di sekitarnya jadi ikut tak sadar. Karena itu cover buku versi bahasa Inggris dan Jerman (perhatikan perut si cewek di bayangan cermin!) menurutku paling sesuai menggambarkan kondisi Devon ini.

Lalu saat melahirkan pun benaknya masih terus menolak kenyataan. Jadi alam bawah sadarnya Devon ini seperti mengambil alih dan membuat Devon melakukan tindakan ‘penghilangan bukti’ kalau dia pernah hamil dan melahirkan dengan cara membuang bayi tadi. Tetapi si Devon sendiri tidak ingat sama sekali apa yang dia lakukan.

Rasionalisasinya persis seperti yang dikatakan ahli kejiwaan Devon di sidang: Yang terjadi di benak Devon itu sama seperti kita melihat seorang laki-laki tiba-tiba melahirkan di tengah ruangan (yang jelas nggak masuk akal) dan karena nggak masuk akal lantas kita mengalami shock hebat. Shock hebat inilah yang membuat kita melakukan tindakan penyangkalan lanjutan (dalam kasus Devon: dengan membuang bayinya).

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.