

Pernah dengar yang namanya Anthropodermic bibliopegy? Ini adalah praktik menyampuli buku dengan kulit manusia. Terdengar seram? Gore?
Kenyataannya praktik ini benar-benar terjadi, kok. Bukan cuma ada di film-film horor. Anthropodermic bibliopegy sudah berlangsung sejak berabad-abad yang lalu di Eropa. Meskipun praktik ini jelas terlarang pada zaman modern, tetapi katanya Wikipedia sampul buku yang terbuat dari kulit manusia bukan hal yang aneh pada abad 16 hingga 17.

Pengakuan bersalah para kriminal biasa dijilid menjadi buku. Sampulnya terbuat dari kulit mereka sendiri (setelah eksekusi).

Kadang buku bersampul kulit manusia juga dijadikan kenang-kenangan. Biasanya anggota keluarga seseorang yang sudah meninggal (biasanya orang kaya) minta dibuatkan buku dengan sampul dari kulit mendiang. Surat wasiat kadang juga dijilid dengan kulit si penulis wasiat.
Des destinees de l’ame, buku bersampul kulit manusia di perpustakaan Harvard

Praktik Anthropodermic bibliopegy ini mulai menjadi sorotan ketika rumor buku bersampul kulit manusia asli yang tersimpan di perpustakaan universitas-universitas terkenal dunia merebak. Aku sendiri tahu tentang praktik Anthropodermic bibliopegy ini setelah baca artikel 10 buku yang dirumorkan bersampul kulit manusia.
Kebanyakan di antaranya kemudian terbukti hoax. Tapi ada beberapa juga yang asli. Salah satunya Des destinees de l’ame karya penulis Prancis Arsene Houssaye. Buku itu disimpan di perpustakaan Harvard University. Harvard kabarnya memang punya bberapa koleksi buku bersampul kulit manusia. Tapi setahuku yang sudah dikonfirmasi keasliannya baru satu ini.

Menurut keterangan perwakilan perpustakaan Harvard University seperti dilansir CNN, buku tersebut merupakan hadiah Houssaye kepada Dr. Ludovic Bouland, salah satu sahabatnya. Houssaye mendeskripsikan buku tersebut sebagai ‘meditasi tentang jiwa dan hidup setelah kematian.
Dr. Bouland kemudian melapisi buku tersebut dengan sampul yang menurut dia terbuat dari kulit pasien gangguan mental yang meninggal karena stroke. Identitas wanita si empunya kulit tak diketahui. Soalnya ketika meninggal tak ada anggota keluarga atau kerabat yang mengklaim jenazahnya.
“Sebuah buku tentang jiwa manusia layak mendapatkan sampul dari manusia,” tulis Bouland di salah satu halaman buku.
Mau tahu penampakan bukunya?

Kira-kira bayangan gelap di bagian atas buku itu apa, ya? Tanda lahir si pemilik kulit? Hiii…(Bukan, aku bukannya jijik. Tapi bayangin pegang suatu benda yang terbuat dari bagian tubuh jenazah itu horor banget.)
Kira-kira di Indonesia ada buku nakutin kayak gini juga, nggak, ya? Aku curiga praktik Anthropodermic bibliopegy ini nggak cuma ada di Eropa. Mengingat orang-orang zaman dulu itu lumayan sadis (hukuman eksekusi aja jadi hiburan gratis warga kota), bukan tidak mungkin kalau di Asia dan Afrika juga ada. Tapi mungkin tidak ada bukti sejarahnya.
pengakuan narapidana dijadikan buku dan disampul pake kulit mereka sendiri??? sadis tingkat dunia! >.<
LikeLike
Iya, Sil. Makanya kamu baca rubrik travel merdeka dot ngkom dong, biar tau.
Hkakakakak
LikeLike
promo colongan :p
LikeLike
Lalalalala.. :p
LikeLike
Baru dengar saya ada buku ala ‘zombie in flesh’ macam gini.. Megangnya apa nggak malah bikin gimana gitu ya.. 🙂
LikeLike