

Tahu nggak, kalau di perbatasan Inggris ada book town yang isinya buku melulu? Namanya Hay-on-Wye, kota yang disebut-sebut surganya para kutu buku. Aku sendiri baru dengar tentang kota super keren yang ada di pinggiran sungai Wye di Powys, Wales ini.
Book shops everywhere
Namanya juga book town. Di kota ini ada banyak sekali toko buku. Setidaknya ada dua lusin toko buku yang tersebar di hampir tiap sudut kota. Kebanyakan memang toko buku yang menjual buku second. Bibliophile yang hobi koleksi buku-buku tua pasti betah lama-lama di sini.
Ini, nih, kompleks pertokoan di Hay-on-Wye. Semuanya jualan buku dan sekilas mirip deretan toko di Diagon Alley (minus nuansa suram :D).

Ada juga yang mewah dan nyaman seperti ini.

Bisa ketemu furniture unik seperti ini

Dan ada juga yang tokonya sebatas rak kayu di luar rumah seperti ini.


Tapi toko buku yang paling legendaris adalah honesty book shop di depan Hay Castle ini. Sambil berburu buku, pengunjung bisa menikmati keindahan bangunan kastil.


Melihat gambar-gambar toko buku di sana, yang jadi pikiranku cua satu: kalau hujan terus gimana? Yang raknya berjendela memang tinggal ditutup. Yang raknya besar-besar kayak di perpus juga tinggal ditutup terpal. Tapi kan tetep lembap. Sayang kalau bukunya jadi bulukan.
Hay Festival

Hay-on-Wye rutin mengadakan festival literatur setahun sekali, biasanya di bulan Juni. Beberapa tahun belakangan festival itu didanai oleh Daily Telegraph.
Saat festival berlangsung, Hay-on-Wye bisa kebanjiran 80.000 wisatawan, dari penulis, penerbit, sampai pecinta buku dari seluruh dunia. Selain itu ada pertunjukan musik juga. Kalau ada yang minat datang, silakan mampir ke Hay-on-Wye tanggal 21 Mei-31 Mei 2015.

Sayangnya, kepopuleran ebook dan penjualan buku secara online turut meredupkan toko-toko antik ini. Sekarang jumlah toko buku di Hay-on-Wye cuma sekitar 40.
Honesty Bookshops

Hay-on-Wye juga terkenal karena honesty bookshop alias toko buku kejujuran. Honesty bookshop biasanya berupa rak buku yang diletakkan di depan pagar atau dinding luar rumah.
Konsep toko buku ini adalah pembayarannya yang didasari kejujuran si pembeli. Tidak ada kasir, penjaga toko judes kayak di Crayon Shinchan, atau pemilik toko galak seperti di Hai, Miiko! yang mengawasi. Yang ada cuma kotak uang di salah satu sudut atau kotak surat yang disulap jadi tempat uang. Si pembeli meletakkan uang dan mengambil kembalian sendiri. Patut diacungi jempol, nih.

History of the book town
Katanya Wikipedia sama Amusing Planet, toko buku yang bejibun di Hay-on-Wye dimulai oleh Richard George William Pitt Booth atau Richard Booth pada tahun 1961. Pria ini pergi ke Amerika bareng beberapa buruh sewaan buat beli beberapa kontainer buku bekas. Ini, nih, ‘bentuknya’ Pak James, si raja buku di tahun 80-an.

Setelah pulang ke Wales, James mendirikan toko buku second yang rupanya populer. Saking populernya sampai para tetangga James ikut bikin toko buku juga.
Dalam waktu satu dekade, Hay-on-Wye sudah terkenal sebagai kota buku. Sekarang, kota tersebut kedatangan 500.000 pengunjung setiap tahunnya.
Secara pribadi, aku pingin banget mampir ke sini. Karena aku termasuk pecinta buku bekas dan obralan yang sangat menikmati proses mengaduk-aduk bookfair dan lapak pedagang buku bekas buat menemukan buku layak koleksi. Seringnya kita bisa ketemu buku langka di tempat seperti ini. Di Hay-on-Wye mungkin banyakan buku klasik macam Robinson Crusoe atau Dorian Gray yang bahasanya bikin aku puyeng. 😀 Tapi buat suvenir pun lumayanlah.
Asal bisa fotoin tobuk-tobuk keren di sana atau foto narsis seperti ini juga udah nilai plus buatku.


Terus masih bisa menjelajahi bangunan-bangunan tua di Hay-on-Wye pula. Aku suka kota-kota tua yang dipenuhi bangunan dengan arsitektur bergaya lama begini.



Btw, Hay-on-Wye ini sempet aku angkat jadi artikel buat kerjaan di kantor. Tapi yohh, page view-nya sedikit sekali. Miris. Kayaknya cuma aku sendiri yang excited nulisnya.
Pembaca rubrikku masih lebih seneng artikel si om master kungfu yang tetep napas meskipun lehernya digantung atau cowok yang body modification biar mirip platypus daripada book town. 😦
Ya sudahlah.
Pokoknya semoga kapan-kapan beneran kesampaian mampir ke sini.
wwaaahhhh…. aku pengeeennn!!!!! *ngelier*
LikeLike
Sama, aku juga ngiler banget pengen ke sana.
LikeLike
Aduh, aku langsung cek tiket ke sana kalau gini caranya sih XD Semoga saja nanti bakal kesampaian ke sana 🙂
LikeLike
Aminnn.
Mari kita berdoa bersama.
Hakkakak
LikeLike
mbooook… apik eeee….. tapi itu bukunya gak keujanan ditaruh di gerbang-gerbang ngono? 😀
LikeLike
Lah iyo iku. Engkok bukune kriting kan eman.
Tapi asik ye, regane pukul rata. Ga ndelok judul.
LikeLike