[Review buku]The Blindfold Club, So… I pushed my luck with another erotica and failed again

Three simple rules to obey and break…Three hard lessons to learn…Three little sweet mistakes to do

Photo credit: Goodreads
                                                                    Photo credit: Goodreads

Judul: Three Simple Rules (Blindfold Club #1)
Penulis: Nikki Sloane
Bahasa: Inggris
Format: ebook, 232 hal.
Penerbit: CreateSpace Independent Publishing Platform (2015)
Genre: romance, erotica

Judul: Three Hard Lessons (Blindfold Club #2)
Penulis: Nikki Sloane
Bahasa: Inggris
Format: ebook, 226 hal.
Penerbit: CreateSpace Independent Publishing Platform (2015)
Genre: romance,  erotica

Judul:  Three Little Mistakes (Blindfold Club #3)
Penulis: Nikki Sloane
Bahasa: Inggris
Format: ebook, 244 hal.
Penerbit: CreateSpace Independent Publishing Platform (2015)
Genre: romance,  BDSM erotica

Cerita

Three Simple Rules (Blindfold Club #1)

I would do anything for my dream job. Now I have to.
In order to save my skin at the office, I’m forced to sell it at an exclusive and illegal blindfold club. He paid thousands of dollars for one night to own me, but when my blindfold comes off…

Three Hard Lessons (Blindfold Club #2)

I am the woman men pay thousands of dollars to sleep with. I do what I love and what I’m so very good at.
Then he walks in and drops $30,000. He wants to talk. And kiss. And take me home.
In a single night, this man turns everything upside-down and has me breaking every rule I’ve lived by to keep men at a distance. I’m about to learn some lessons the hard way.

Three Little Mistakes (Blindfold Club #3)

I sell sex, sin, and pleasure, but it isn’t just my business, it’s my entire life. I get off on the power of controlling it all.
She’s the one woman I can’t have.
She threatens everything, and yet I can’t stay away. There’s a beautiful, sexual creature inside this timid girl that’s desperate to claw its way out. I’m going to set it free, even if it brings my empire tumbling down.
I have to believe she’ll be worth all the little mistakes I’ve made.

3 Points for:

check signStory

check signSetting

check signCharacterization

Writing style

Moral/interesting trivia

Level of Interest

About why I hate BDSM erotica

Bagi saya, membaca keseluruhan series ini tanpa terlalu banyak lompat halaman itu lumayan berat. Apalagi untuk membuat review-nya. Saya kesulitan untuk menempatkan objektivitas dalam review, karena setelah membaca keseluruhan series saya menyadari ketidakcocokan saya dengan genre erotica, apalagi yang namanya BDSM erotica. Kenapa?

1. Minim plot. Just meeting, instant connection, fuck, fuck, and fuck. In every chapter! Perkembangan alurnya sangat bisa ditebak. Cuma pertengkaran karena miskomunikasi dalam satu atau dua bab dan kemudian sampailah pada klimaks konflik (yang diselesaikan dengan lebih banyak sex scene tentunya). Saya juga nggak suka dirty filthy talk dalam novel-novel semacam ini.

2. Keseluruhan ide BDSM sendiri terlalu disturbing buat saya. Membaca cerita tentang seorang perempuan diperlakukan layaknya budak seks itu bagi saya sangat merendahkan. Bahkan meskipun ‘kontrak budak’ ini disepakati bersama atas dasar suka sama suka. Perkara bondage-discipline ini juga bikin saya meringis ngeri. Apalagi saat para tokoh utama melibatkan pihak ketiga dalam sexual intercourse. Haduuu…saya nggak sanggup baca sampai tuntas.

BDSM. Photo credit: Buzzfeed
BDSM.   Photo credit: Buzzfeed

Lalu kenapa saya masih nekat baca kalau sudah punya pengalaman nggak enak setiap kali berurusan dengan BDSM erotica? Karena saya masih ingin menemukan sisi menarik genre yang bikin buku-buku seperti Fifty Shades jadi fenomena.

Tapi mungkin ini cuma perkara selera. Kebetulan saya suka baca romance yang banyak sex scene tapi muak dengan scene serupa yang kelewat banyak. Kenyataannya, genre erotica dan BDSM erotica memang laris manis, kan?

So…Here comes the review

Oke, setelah berpanjang-panjang menjelaskan ketidaksukaan saya dengan BDSM erotica, sekarang saya akan mencoba mengulas series ini. Jadi ada empat buku dalam The Blindfold Club ini, yaitu Three Simple Rules, Three Hard Lessons, Three Little Mistakes, dan Three Dirty Secrets.

Bisa dibilang ini termasuk BDSM erotica terbaik yang pernah saya baca, meskipun saya juga nggak punya terlalu banyak buku dari genre serupa sebagai perbandingan. Saya cuma pernah baca sekitar 5 series. Bandingkan dengan historical romance di read shelf saya yang sudah melebihi 100.

Kelebihan Nikki Sloane, si penulis adalah kepiawaiannya dalam menuliskan latar. Sloane menggambarkan dunia para tokohnya dengan deskripsi yang kuat. Terutama ketika deskripsi latarnya berkaitan dengan profesi. Sloane menciptakan latar perusahaan advertising untuk tokoh Evelyn dan Logan (Three Simple Rules). Sloane menyelipkan detail-detail kecil yang membuat saya benar-benar bisa membayangkan seperti apa isi otak seorang desainer dan seluk-beluk pekerjaan mereka. Wajar, karena Sloane sendiri seorang graphic designer yang pernah bekerja di sebuah design firm selama 8 tahun. Tapi Sloane melakukan hal yang sama di buku ketiga, Three Little Mistake. Saya menemukan momen nostalgia saat Sloane menceritakan kehidupan perkuliahan Noemi sebagai mahasiswa ekonomi.

Graphic design. Photo credit: www.signsofintelligence.net
Graphic design.    Photo credit: www.signsofintelligence.net

Ceritanya sendiri sebenarnya cukup menarik. Di buku pertama, Evelyn terpaksa jual diri di Blindfold Club untuk menutupi biaya ganti rugi yang harus dia bayarkan karena membuat iklan cetak yang salah di kantor. Lalu klien yang dia dapatkan di klub yang aneh itu ternyata bosnya sendiri, Logan. Selebihnya bisa ditebaklah. Buku kedua menceritakan Paige, submissive paling populer di klub dan Dominique yang ganteng tapi lugu. Buku ketiga menceritakan romansa terlarang Joseph, si bos klub dan Noemi yang anak kuliahan. Sebenarnya masih ada satu buku lagi, Three Dirty Secrets. Tapi saya sudah nggak sanggup baca. Hahah..

Photo credit: Goodreads
Photo credit: Goodreads

Saya masih menemukan romantisme klise tapi manis ala romantic comedy dalam The Blindfold Club series. Para tokohnya lumayan charming, chemistry juga oke. Tapi akan lebih pas kalau setiap cerita dipersingkat jadi sepanjang cerpen. Karena toh sebagian besar isinya memang cuma sex scene. Sex scene yang melelahkan untuk dibaca pula.

Tapi cuma sampai di situ kesan positif yang berhasil saya cari. Ini benar-benar bacaan yang ‘menyakitkan’ buat kepala saya. Mungkin sudah saatnya mengikhlaskan fakta bahwa saya dan genre erotica tidak akan pernah cocok.

2 thoughts on “[Review buku]The Blindfold Club, So… I pushed my luck with another erotica and failed again

  1. Selamat siang kak. Kak, kalau ada bukunya kakak yang mau dijual hubungi saya juga ya. Sepertinya buku-buku pilihan kakak bagus-bagus. Trims kak.

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.