
Sudah tanggal 31 Januari dan saya cuma bikin segelintir postingan sepanjang bulan sulung ini. Entah kenapa saya sedikit kesulitan untuk menulis review, hingga akhirnya blog dan daftar post plan jadi terbengkalai.
Demi menggerus rasa malas, saya iseng bikin blog challenge bersama salah satu teman sesama blogger. Model challenge-nya adalah Ask Me a Question. Go check his blog. Mungkin kalian bakal menemukan postingan sejenis dengan pertanyaan dari saya dalam beberapa hari ke depan.
Sementara untuk The Stupid Bookworm, ini adalah pertanyaan yang harus saya jawab lewat postingan.
Topik apa yg paling dihindari untuk dibaca? Kenapa?
Rasanya hampir tidak ada genre atau topik yang saya hindari untuk dibaca. Saya tidak masalah dengan topik-topik yang tabu, kontroversial, kekiri-kirian atau bahkan rasis sekalipun. Saya rasa untuk menjadi orang dengan cakrawala pandangan yang luas dan terbuka kita memang harus mau membaca apa saja. Toh, baca Mein Kampf nggak lantas membuat saya otomatis jadi simpatisan Hitler. Membaca buku kajian doktrin agama lain juga tidak bisa membuat seseorang pantas dicap auto-murtad segala.

Karena itulah saya sempat berpikir keras untuk mencari jawaban pertanyaan. Tapi nggak sekeras itu juga, sih.
Kalau diingat-ingat lagi, saya termasuk orang yang enggan membaca buku-buku self help, motivasi, dan marketing. Tapi masih ada beberapa judul dari genre non-fiksi tersebut yang pernah saya baca dengan sukarela. Bukan karena tuntutan pekerjaan atau demi kelancaran studi.
Lalu saya ingat ada satu genre yang belum pernah saya baca sampai sekarang, yaitu yuri manga. Iya, manga smutty romance dengan tokoh utama female/female.
Sebenarnya saya cukup terbuka dengan tontonan atau bacaan bertema LGBTQIA. Menurut saya Brokeback Mountain dan Call Me By Your Name itu menyentuh. Begitu juga dengan lagu Daisy-nya Zedd. Atau romansa nyatanya Kristen Stewart dan Stella Maxwell. Fiksi-fiksi M/M romance karya Piper Vaughn juga bisa saya baca dengan mudah. Tapi khusus yuri….saya menyerah bahkan sebelum mencoba.
Meskipun tidak ingin memandang diri sendiri sebagai seseorang yang homophobic, kenyataannya saya tak beda jauh dengan kebanyakan orang di sekitar saya. Lebih mudah menerima gagasan tentang homoseksualitas jika dikaitkan dengan jenis kelamin yang berseberangan dengan gender saya sendiri.
Gambar-gambar di manga ber-genre yaoi bikin saya mengernyitkan dahi. Jadi sebisa mungkin saya menghindarinya. Sementara untuk yuri, saya bahkan tak punya cukup nyali untuk melihat lebih dari sekadar cover-nya. Saya lumayan bergidik memandang gambar dua wanita berintim ria dengan pakaian kurang bahan dan wajah bersemu merah begitu. Bahkan googling untuk mencari ilustrasi di bawah ini saja sudah bikin saya lumayan merinding.

Yah, mungkin diam-diam saya memang masih punya jiwa homophobic. Tapi saya benar-benar pilih lambaikan tangan ke kamera kalau disuruh baca genre yang satu itu. Mending saya fokus ke guilty pleasure saya saja. Bromance antara Sherlock Holmes dan Watson. Kesanggupan saya cuma sampai di situ.
Kalau kalian, genre atau topik apa yang paling malas dibaca?
BEDESEM
LikeLiked by 1 person
Persistent sekali ya menyoroti soal itu 😑
LikeLiked by 1 person
kalo saya iyess mbak sama kayak mbak tantri, manga yang kayak begitu (entah female/female atau male/male) saya ngeri kalo mau baca, padahal saya dari SD sampai lulus kuliah suka baca manga tapi kecuali yang itu
LikeLiked by 1 person
Geli sendiri nggak sih? 😂
LikeLiked by 1 person
Ternyata kekonservatifan tertanam di DNA Anda meski anda open-minded. Hehe
LikeLiked by 1 person