
Judul: Untaian Mestika Kisah-Kisah Termasyhur Buku 4
Penulis: Peter Holeinone (retold: Angela Rahaniotis)
Format: Paperback, 16 hal.
Bahasa: Indonesia
Penerbit: Tormont Inc. (Kanada), Tira Pustaka (Indonesia)
Tahun Penerbitan: 1994 (Indonesia)
Genre: Anak-anak, dongeng, fabel
Si Kerudung Merah (Little Red Riding Hood by Charles Perrault/Grimm Brothers)
Dahulu kala hiduplah seorang gadis kecil yang gemar sekali mengenakan kerudung berwarna merah, hingga dijuluki Si Kerudung Merah. Suatu hari Si Kerudung Merah diminta ibunya untuk mengunjungi neneknya yang sedang sakit. Ibunya memperingatkan agar ia menempuh jalan yang ditunjukkan ibunya tanpa berhenti agar tidak menemui bahaya.
Tapi begitu sampai di tengah hutan Si Kerudung Merah lupa pesan ibunya. Ia berhenti untuk memetik stroberi liar dan aster hutan. Ternyata ada serigala jahat yang sedang mengintainya. Serigala itu bertanya ke mana tujuan Si Kerudung Merah. Ia menjawab hendak ke rumah neneknya. Ketika serigala bertanya apakah neneknya tinggal sendirian ia menjawab benar, tapi neneknya tak akan pernah membukakan pintu bagi orang tak dikenal.

Setelah itu serigala meninggalkan Si Kerudung Merah. Ia pergi ke rumah nenek. Ia mengetuk pintu dan menirukan suara Si Kerudung Merah agar nenek tak curiga. Begitu nenek membuka pintu, serigala langsung memakannya bulat-bulat. Kemudian ia mengenakan pakaian nenek dan menunggu kedatangan Si Kerudung Merah.

Begitu Si Kerudung Merah sampai di rumah nenek, ia merasa heran mengapa suara neneknya begitu besar. Serigala berkata agar ia bisa menyambut cucunya dengan lebih baik. Si Kerudung Merah heran kenapa mata neneknya lebar sekali. Nenek berkata agar ia lebih mudah melihat cucunya. Si Kerudung Merah heran kenapa mulut neneknya sangat lebar. Serigala berkata agar ia lebih mudah memakannya. Setelah itu serigala melahap Si Kerudung Merah bulat-bulat. Setelah itu ia tertidur karena kekenyangan.
Sementara itu seorang pemburu lewat. Ia kaget ketika mendengar suara dengkuran yang mencurigakan dari dalam rumah. Begitu mengintip lewat jendela ia melihat serigala yang sudah lama ia buru tertidur di dalam rumah. Si pemburu membuka daun jendela dengan hati-hati lalu menembak serigala itu.

Kemudian ia membedah perut binatang besar itu dan mendapati Si Kerudung Merah beserta neneknya yang masih hidup. Sejak itu Si Kerudung Merah tak pernah melupakan nasihat ibunya lagi.
Anak Itik Yang Jelek (The Ugly Duckling by Hans Christian Andersen)
Induk itik sedang mengerami telur-telurnya. Pada suatu hari telur-telur itu menetas dan muncullah enam anak itik yang lucu. Tapi rupanya ada satu telur besar yang belum menetas. Begitu menetas ternyata dari dalam cangkang telur keluar seekor anak itik yang sangat jelek. Anak itik ini selalu diejek karena sosoknya yang tak cantik.

Karena sedih dan merasa tak disayangi, suatu saat ia kabur. Itik buruk rupa itu lalu ditangkap oleh seorang nenek petani dan dikurung dalam kandang. Karena tak kunjung bertelur, nenek petani berniat memasaknya.

Suatu hari pintu kandang terbuka dan itik buruk rupa itu kabur lagi. Saat itu musim dingin. Ia menggigil dan kelaparan, lalu akhirnya terkapar di salju. Seorang petani baik hati memungut dan merawatnya sampai sembuh.
Beberapa bulan kemudian si petani melepaskannya ke danau. Si itik terkejut melihat bayangannya di air. Ia telah berubah menjadi angsa cantik.

Sekelompok angsa kemudian turun ke danau. Anak itik yang kini sudah dewasa itu akhirnya menyadari kalau ia sejenis dengan mereka. Kemudian ia pun bergabung dengan mereka.
Level of Interest
Review
Filosofi Di Balik Kerudung Merah
Si Kerudung Merah bersumber dari La Petite Chaperone, cerita rakyat Perancis yang pertama kali dipublikasikan oleh Charles Perrault. Tapi versi Grimm Brothers (Little Red Cap) yang diklaim sebagai cerita rakyat populer Jerman dan dipublikasikan kira-kira satu dekade kemudian juga tak kalah populer. Intinya sama, tentang gadis bertudung merah yang menempuh perjalanan seorang diri untuk pertama kalinya dan bertemu serigala jahat.

Beberapa peneliti cerita rakyat menginterpretasikan cerita ini sebagai perlambang wanita yang memasuki usia dewasa. Tudung merah dianggap sebagai simbol pubertas, sedangkan perjalanan ke hutan dan seriga merupakan perlambang bagi dunia dewasa dan bahaya yang menyertainya. Pesan ibu Si Kerudung Merah di sini merupakan kunci agar selamat melalui dunia asing yang penuh bahaya tersebut. Yaitu berjalanlah mengikuti jalur yang ada dan jangan pernah berhenti sampai di tujuan.
The Ugly Duckling=Hans Christian Andersen?
The Ugly Duckling ditulis oleh Andersen pada tahun 1842. Ia merasa terinspirasi untuk membuat cerita ini setelah melihat seekor angsa muda di danau. Beredar spekulasi kalau cerita ini terinspirasi dari hidup Andersen yang kurang-lebih serupa dengan si anak itik buruk rupa.

The Ugly Duckling juga merupakan istilah yang sangat populer untuk menggambarkan seseorang yang biasa saja atau bahkan buruk rupa kemudian berkembang menjadi seseorang yang berpenampilan menawan.
Itu dongeng-dongeng yang banyak diangkat ke dalam film-film masa kini, dan sepertinya memang tidak akan berhenti didaur ulang menjadi lebih menarik dari waktu ke waktu…
LikeLike
Setuju 🙂
LikeLike
hahaha..
buku yg ayah saya berikan waktu saya SD..
buku yg sangat bagus..
masih saya simpan sampai saya berumur 28 tahun hari ini dan akan saya turunkan ke anak saya nanti..
LikeLike
Ahahha, sama. Ini juga buku koleksi pas jaman masih kecil. Sampe sekarang masih disayang.
LikeLike