[Review Manga] Have a Good Night, Josei Manga Unik tentang Kesepian dan Perempuan-Perempuan Lajang di Kota Besar

Ini adalah manga yang saya dapatkan secara cuma-cuma dari Shinta Wahyu Diana saat pindah dari Malang. Saya punya sepuluh volume dan ceritanya belum tamat. Saya juga nggak tahu manga ini sampai berapa volume. Pokoknya kita review dulu sajalah, ya?

Judul: Have a Good Night
Penulis: Sayaka Yamazaki
Bahasa: Indonesia
Format: paperback
Penerbit: Level Comics (2012), pertama kali terbit 2008
Genre: manga, josei, drama, roman

sampul manga Have a Good Night © 2012 Level Comics
sampul manga Have a Good Night © 2012 Level Comics

Cerita

Shio kesulitan tidur sejak suaminya, Hibiki pergi dari rumah, meninggalkannya dengan utang menumpuk. Suatu hari, adik Hibiki yang bernama Gai menemani Shio tidur. Akhirnya Shio bisa terlelap untuk pertama kali setelah sekian lama.

Berkat pengalaman tersebut, Shio terinspirasi untuk membuka bisnis Stripe Sheep. Dia menyediakan jasa “teman tidur” untuk perempuan-perempuan lajang yang mengalami insomnia akut seperti dirinya. Tugas teman tidur hanya membuat klien rileks sampai tidur dan terbangun keesokan harinya, tidak boleh lebih dari itu. Para klien pun harus menjaga kerahasiaan Stripe Sheep.

Shio mengajak Gai dan tiga pemuda tampan lainnya untuk bekerja di Stripe Sheep. Sejauh ini, bisnis tersebut berjalan cukup lancar. Bisakah Shio terus menjalankannya? Terutama saat dua karyawan Stripe Sheep mulai menunjukkan perhatian lebih kepadanya.

Para Tokoh

Shio Hokigi (27)

Pengusaha salon kecantikan yang berusaha untuk mempertahankan bisnisnya di tengah belitan utang. Shio mengalami depresi dan insomnia akut setelah suaminya pergi dari rumah.

Saat malam hari, Shio menawarkan jasa “teman tidur” bagi para perempuan yang bernasib sama seperti dirinya. Para pemuda di Stripe Sheep sudah dianggapnya seperti adik sendiri.

Ran Futaba (22)

Mantan junior Shio yang sudah lama memendam perasaan kepadanya. Tipe pemuda yang tenang, terampil, dan dewasa.

Sehari-hari, Ran membantu ayahnya menjalankan kedai. Karena paling tua dan bijak, dia jadi mudah menempatkan diri sebagai pemimpin di antara karyawan Stripe Sheep.

Gai Tamabuki (21)

Mantan adik ipar Shio yang kini membantunya di Stripe Sheep. Dia jarang pulang ke rumah karena memiliki hubungan yang buruk dengan orangtuanya.

Gai adalah tipe pemuda yang ceria dan murah senyum, tapi masih kekanakan. Dia selalu ingin menjaga Shio, tapi sering tak bisa menyampaikan niatnya dengan baik.

Rindo “Linda” Hayashida (21)

Pemuda ekstrovert dan populer yang cinta fashion. Kurang pikir panjang dalam bertindak dan mudah terpancing emosinya.

Linda sering bergantung kepada gaji di Stripe Sheep untuk hobi belanjanya.

Shuji “Matthew” Makomo (20)

Tipe pemuda pendiam dan serius yang kurang pandai bergaul, tapi jumlah komplainnya paling sedikit jika dibandingkan pekerja Stripe Sheep yang lain.

Matthew bekerja sambilan menjadi teman tidur karena ingin menabung untuk rencana masa depannya sebagai penulis skenario.

4 points for:

☑️ Story

☑️ Setting

☑️ Characterization

☑️ Writing style

Moral/interesting trivia

Level of Interest

💗💗💗💗💗

Review

Susah tidur, masalah yang dialami banyak orang dewasa. Apalagi buat mereka yang menjalani kehidupan sibuk di kota besar.

Siapa sangka, masalah sehari-hari seperti itu bisa menjadi latar belakang cerita fiksi yang unik? Iya, Have a Good Night mengangkat kisah para perempuan lajang di kota besar yang mengalami insomnia dengan latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang insomnia karena depresi, percintaan yang gagal, atau malah kelewat sibuk kerja. Tugas para tokoh yang saya sebutkan di atas adalah membuat para perempuan ini tidur nyenyak meskipun cuma semalam.

Tugas Shio adalah menerima permintaan klien dan menjelaskan aturan-aturan Stripe Sheep. Klien tidak bisa memilih teman tidur sendiri, tidak boleh ada hubungan seksual, murni hanya bisnis.

Slice of Life Unik dengan Bumbu Cinta Segitiga

Pada volume pertama, Stripe Sheep diceritakan sudah berjalan setahun. Mereka punya klien yang cukup banyak. Sayangnya, Shio sendiri masih bermasalah dengan insomnia. Sudah begitu, hubungannya dengan dua pekerja sambilan di Stripe Sheep juga berangsur rumit.

Shio dan Gai jelas saling suka, tapi ragu untuk melangkah karena status mereka sebagai mantan ipar. Ran juga suka Shio dan tidak ragu untuk “membuyarkan status quo” di Stripe Sheep demi kejelasan hubungannya dengan si bos.

Sampai volume sepuluh, Ran yang akhirnya berhasil mendapatkan Shio. Walaupun begitu, saya rasa nantinya Shio bakal jadian dengan Gai. Pembaca sudah digiring ke arah itu sejak volume pertama.

Konflik cinta segitiga di manga ini cukup klise, tapi bisa jadi bumbu cerita yang sedap. Tanpa keruwetan hubungan Shio-Ran-Gai, Have a Good Night bakal jadi manga slice of life yang menarik di awal, tapi segera jadi monoton begitu memasuki volume kedua atau ketiga.

Karakter-Karakter Utama yang Tak Selalu Simpatik, tapi Selalu Realistis

Kalau bicara soal aspek cerita, saya rasa Have a Good Night ini relatable untuk perempuan dewasa. Genre-nya saja sudah jelas josei. Penggambaran depresi dan rasa kesepian yang tak teratasi karena harus terkalahkan oleh tuntutan rutinitas itu benar-benar nendang. Saya yakin tiap pembaca perempuan yang masih lajang punya kesamaan dengan satu atau dua klien Stripe Sheep.

Shio sebagai tokoh utama adalah karakter yang masalah dan kegalauannya sangat bisa dimengerti. Dia tak selalu bijak dalam menghadapi sebuah situasi. Kesalahan-kesalahannya juga pernah kita lakukan.

Shio yang masih gagal move on meskipun mantan suaminya nggak pantas dicintai sebesar itu adalah kita semua pada satu titik.

Karakter yang paling saya sukai adalah Matthew. Dia ini tipe pendiam yang nggak suka ikut campur, tapi biasanya paling bisa diandalkan di saat-saat terpenting.

Linda adalah tokoh yang paling tidak simpatik karena fuckboy, emosinya paling nggak stabil, dan paling ruwet pula. Walaupun begitu, kayaknya di kehidupan nyata saya malah lebih sering terseret orang-orang seperti Linda ini.

Artwork Khas Manga Pertengahan Tahun 2000-an

Bicara soal artwork, manga Have a Good Night terasa agak lawas. Desain karakternya khas manga tahun 2000–2010. Kebanyakan manga bergenre josei di tahun segitu punya style gambar seperti ini.

Meskipun gambarnya terkesan jadul, tiap karakter memiliki personal style dan fitur wajah yang mudah dibedakan. Terutama Ran dan Linda yang ekspresinya selalu khas. Saya rasa ini poin yang lebih penting daripada sekadar estetika. Soalnya saya kadang tidak bisa membedakan satu karakter dengan karakter lain di manga bergenre shoujo. Mukanya sama semua. Seringnya cuma gaya rambut yang membedakan.

8Intinya, Have a Good Night adalah manga dengan konsep cerita yang unik dan alur cerita menarik. Sayangnya manga ini hampir nggak pernah dibicarakan.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.