Harga buku di Indonesia itu mahal. Makin hari makin mahal. Bahkan saya yang masih termasuk golongan ekonomi menengah pun merasa keberatan kalau harus beli buku setiap bulan. Kalau dulu lebih pilih buku fisik, sekarang saya jadi lebih sering baca e-book.
Baca e-book itu praktis dan murah meriah. Nggak bikin kantung mereka yang suka mengoleksi buku jebol, karena konsepnya paperless. Meskipun sama-sama mahal, harganya masih mendingan daripada buku paperback atau hardcover.
Saya nggak punya gadget khusus buat baca e-book macam Kindle atau Kobo. Pakai e-reader dari Play Store saja bagi saya sudah cukup mumpuni untuk mengakomodasi hobi membaca. Lebih bagus lagi kalau bisa dibaca di aplikasinya langsung.
Sebagian besar e-book memang masih berbayar, meskipun versi ilegalnya bertebaran di dunia maya. Saya termasuk salah satu internet user berdosa yang masih membacanya. Tapi kalau memang mau e-book gratis tanpa harus melakukan kejahatan siber, sebenarnya cukup banyak juga situs yang menyediakan e-book gratis. Sangat banyak malah.
Saya biasa memanfaatkan beberapa situs dan aplikasi buat baca buku digital secara cuma-cuma. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Project Gutenberg
Project Gutenberg ini sebenarnya bermula dari proyek nirlaba untuk mengumpulkan dan men-digitalisasi karya-karya tulis. Di sini ada banyak sekali judul fiksi dan non-fiksi. Buku dan tulisan dari berbagai bidang ada.
Kalau mau cari fiksi di sini, kebanyakan memang karya yang sudah masuk public domain (ranah publik). Biasanya, karya-karya yang terbit pada tahun 1920-an sudah masuk kategori ini karena copyright-nya sudah kedaluwarsa.
Saya suka download dongeng atau sastra klasik di situs ini. Misalnya tulisan H.C.Andersen, Grimm Brothers, atau Perrault. Bahkan dongeng-dongeng Jepang dan Korea pun ada.
Buku-buku klasik populer seperti The Picture of Dorian Gray, The Time Machine, dan Little Women mudah ditemukan di situs ini.
Kisah-kisah detektif klasik seperti A Study in Scarlet, The Mystery of the Yellow Room, The Murder of Roger Ackroyd, Monsieur Lecoq, dan cerpen-cerpen C. Auguste Dupin rekaan Edgar Allan Poe juga ada, lho!
2. iPusnas
Sesekali manfaatkan aplikasi karya anak bangsa. Baca e-book gratis dan legal di aplikasi iPusnas. Iya, ini adalah aplikasi perpustakaan nasional bikinan pemerintah.
Buku-bukunya cukup variatif. Fiksi lokal dan terjemahan pun cukup lengkap.
Aplikasinya juga cukup interaktif, mirip Goodreads. Memungkinkan user untuk berinteraksi dengan pengguna lain. Bisa like, comment, dan mengikuti update dari user lain juga.
Baca e-book di iPusnas ini seperti pinjam buku di perpustakaan konvensional. Pilih judul yang diinginkan dari katalog, ubah status jadi borrow, lalu download bukunya. Kalau sudah selesai dibaca, jangan lupa klik return.
Sayangnya, aplikasi iPusnas ini sering error. Kadang-kadang forced close dan status peminjaman bisa tiba-tiba hilang.
3. Repositori Institusi Kemdikbudristek
Konsep situs ini adalah open access untuk berbagai informasi digital. Jadi, koleksi mereka meliputi berbagai subjek seperti sastra Indonesia, bahasa, materi pembelajaran, ensiklopedi, sampai kebijakan-kebijakan Kemdikbud.
Pengunjung situs ini bisa browse bacaan lewat berbagai kategori. Mau cari lewat tahunnya boleh, berdasarkan subjek bahasannya boleh, search by author juga boleh.
Mereka punya bacaan buat anak-anak sampai dewasa. Kebanyakan memang bukan judul populer. Tapi kalau niat ngopreknya juga bisa nemu buku bagus.

Saya suka koleksi cergamnya, karena ilustrasinya bagus-bagus dan Indonesia banget. Kalau nyeritain kebun sayur, ya gambar tanamannya cabai, tomat, atau daun singkong. Bukan labu, bit, atau paprika.
Cerita tentang hewan-hewan di hutan pakainya satwa endemik Indonesia seperti anoa, tarsius, babirusa, dan burung maleo.
Kalau tumbuhan liar, yang disebut bukan dandelion, tapi sintrong dan rumput jarum.

Buku-buku di sini formatnya PDF. Jadi, kalau mau akses harus download dulu. Nggak bisa langsung dibaca seperti di aplikasi iPusnas.
Banyak buku di situs Repositori ini yang bisa dicetak sendiri, tapi hanya untuk konsumsi pribadi. Nggak boleh diperjualbelikan.
Sebelum download, silakan cek jenis lisensi yang tertera di laman deskripsi atau di dalam bukunya. Kalau tertulis “all rights reserved” atau “hak cipta dilindungi undang-undang”, jangan dicetak. Udah baca aja PDF-nya dari gadget masing-masing.
Kalau tulisannya “creative commons attribution non-commercial”, berarti boleh dicetak dan disebarkan, tapi pemilik lisensinya tetap harus disebutkan dan tetap nggak boleh diperjualbelikan.
4. BUDI
Selanjutnya, ada situs Buku Digital alias BUDI. Ini situs kepunyaan Kemdikbudristek juga.
Menurut saya, UI/UX si BUDI lebih bagus daripada Repositori tadi. Pengunjung bisa langsung pilih-pilih buku dengan melihat gambar sampulnya di beranda. Sistem pencariannya juga gampang.
Mereka punya ebook, audiobook, sampai videobook. Walaupun begitu, koleksinya memang belum terlalu banyak.
Saya rasa situs ini cocok buat ibu-ibu yang kepingin menyediakan buku bacaan buat anak. Bisa dijadikan bahan ajar atau sekadar bacaan sebelum tidur.
Ilustrasinya jangan ditanya lagi. Cakep-cakep dan modern. Saya aja seneng banget mantengin satu per satu.
Oh, iya! Buku di sini bisa dibaca langsung atau di-download terlebih dahulu.
5. SIBI
Habis BUDI, terbitlah SIBI. Lagi-lagi situs kepunyaan Kemdikbud.
Sistem Informasi Perbukuan Indonesia atau SIBI ini koleksinya mirip Repositori, tapi dengan tampilan seperti BUDI.
Buku-buku di sini bisa dibaca online secara langsung. Mau di-download buat dibaca nanti-nanti juga bisa.
Menurut keterangan di situs SIBI, buku-buku koleksi mereka boleh dicetak ulang dan disebarkan. Dikomersilkan pun boleh. Walaupun begitu, harga jualnya nggak boleh melebihi HET.
Buku yang diunggah di SIBI merupakan buku yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia, sehingga masyarakat Indonesia diizinkan memanfaatkan buku ini termasuk mengunduh dan mencetaknya. Namun, jika akan diperjualbelikan, dilarang menjual lebih dari harga eceran tertinggi (HET) yang tertera di sampul belakang buku.
—SIBI
Saya suka cergam-cergam edukatif di SIBI. Buku tentang manfaat hutan mangrove aja dibuat sebagus dan semenarik ini.

Tentu informasi di dalamnya juga nggak ngawur. Sumber-sumbernya bisa dilihat sendiri di daftar pustaka. Sudah dikurasi sama dosen yang fokusnya memang di bidang ekologi dan ekosistem mangrove pula.
Cergam berbahasa inggrisnya juga cakep-cakep. Meskipun pakai bahasa asing, cerita dan ilustrasinya tentu tetap melokal.

6. Let’s Read
Kalau mau baca buku dari negara-negara Asia yang lain, silakan mampir ke Let’s Read kepunyaan The Asia Foundation.
Mereka punya file buku, film, musik, gambar, sampai software. Audio recording juga ada, lho!
Koleksi buku mereka hampir mencapai 11.000 kopi. Ada cerita dari Indonesia, Kamboja, Nepal, Filipina, Myanmar, Laos, Korea, Timor Leste, sampai Mongolia.
Buku cerita dari negara-negara di luar Asia juga ada, lho! Misalnya cerita dari Belanda, American Samoa, Inggris, dan Afrika Selatan.
Tentu buku-bukunya kebanyakan berbahasa inggris! Tapi biasanya ada pilihan beberapa bahasa lain juga. Tinggal disesuaikan dengan preferensi masing-masing pembaca. Topik yang dibahas juga beragam. Bisa dongeng, sains, biologi, seni, sampai psikologi.
Buku-buku di situs ini bisa dibaca langsung secara online atau di-download dengan format PDF dan EPUB. Kalau mau download format PDF, pengunjung bisa pilih tampilan portrait, booklet, atau landscape.
7. Open Library
Open Library ini dikelola oleh Internet Archive kepunyaan Open Knowledge Network. Mereka nggak cuma punya buku. Ada juga film, musik, dan laman berbagai situs yang bebas diakses pengunjung.
Situs ini menyediakan jutaan buku seperti Project Gutenberg. Kebanyakan adalah judul-judul yang sudah masuk public domain atau nggak dicetak lagi. Klaimnya sih, mereka punya lebih dari 20 juta item yang bisa dipinjam secara online.
Buku-buku rilisan penerbit besar seperti HarperCollins, Houghton Mifflin Harcourt, dan Penguin Random House ada juga di sini.
8. Internet Archive
Inilah mbahnya Open Library. Sesuai namanya, Internet Archive merupakan pusat arsip yang bisa diakses siapa saja lewat internet.
Situs ini termasuk salah satu perpustakaan digital dengan open access terbesar di dunia.
Jumlah koleksi mereka sudah lebih dari 50 juta kopi. Bukunya saja mencapai 20 juta kopi. Semuanya bisa di-download secara gratis.
Kalau mau cari buku, masuk ke menu “Texts”. Terus, tinggal pilih kategori perpustakaannya. Ada yang dari Project Gutenberg, Smithsonian Libraries, Universal Library, dll. Bisa search books by language juga.
Kalau mau download, nanti ada pilihan format file-nya juga. Kalau kata saya, paling enak pilih yang EPUB.
9. Netgalley
Situs dan aplikasi Netgalley ini konsepnya agak berbeda dari situs-situs lain yang saya sebutkan di atas. Mereka menawarkan kesempatan bagi pembaca untuk menjadi beta reader buat karya-karya yang baru terbit atau akan diterbitkan.
Kelebihannya adalah mendapatkan advanced reader copy dalam bentuk e-book. User juga bisa mendapatkan badge sesuai tahapan achievement yang berhasil dicapai. Menjadi user Natgalley yang diberi badge dan ARC berarti diakui sebagai professional reader dan reviewer.
Kekurangan Netgalley, seringnya user harus bidding untuk mendapatkan ARC dari judul-judul yang populer atau sesuai dengan interest cetegories si user. Selain itu, kebanyakan ARC dari Netgalley ini disertai DRM sehingga ada batas waktu untuk membacanya.
Kalau nggak mau baca file DRM, bisa juga dibaca langsung di aplikasinya.
Honorable Mentions:
e-Lib
Sekarang ini, banyak perpustakaan di berbagai kota di Indonesia yang sudah punya e-library atau e-lib. Kalau di kota tempat saya tinggal, namanya Malang Cilin Digital Access. Kalau kepingin nemu e-lib yang dikelola perpustakaan kota kalian, silakan cari aja aplikasinya di Play Store. Pakai keyword “elib” atau “perpustakaan digital” pasti ketemu, kok!
Saya lihat, semua e-lib di Play Store pakai aplikasi ePerpus bikinan Gramedia. Mereka memang menyediakan aplikasi ini untuk semua pengguna internet yang mau bikin perpustakaan digital. Tampilannya pun persis Gramedia Digital.
Europeana
Europeana adalah platform digital dengan akses ke jutaan naskah dari Eropa. Kalau mau cari buku-buku klasik atau apa pun yang berkaitan dengan warisan budaya Eropa, di sini tempatnya.
Mereka punya buku, musik, karya seni, arsip sejarah, foto, dokumen, koran, majalah, peta, dan konten-konten audiovisual yang dikumpulkan dari koleksi arsip, perpustakaan, dan museum di seluruh Eropa.
Ada lebih dari 2.000 institusi di negara-negara Eropa yang berkontribusi ke situs ini. Kalau mau coba-coba riset tentang sejarah Eropa, boleh cari-cari bahannya di sini.
Yak, sekian cerita saya soal tempat baca e-book gratis dan legal di dunia maya. Tolong kasih tahu saya kalau ada situs-situs serupa yang lebih recommended menurut kalian.









E Book harga berapa kak …
LikeLike