[Review Buku] The Juror oleh George Dawes Green

Judul: The Juror – Sang Juri
Penulis: George Dawes Green
Bahasa: Indonesia
Format: paperback, 592 hal.
Penerbit:  Gramedia Pustaka Utama (1996)
First published: 1996
Genre: fiksi, thriller

The Juror (George Dawes Green) © Gramedia Pustaka Utama
The Juror (George Dawes Green) © Gramedia Pustaka Utama

Ini sinopsis yang saya ambil dari Goodreads:

“Kau adalah salah satu juri dalam sidang kasus pembunuhan. Kata mereka, anakmu akan selamat. Kariermu akan berkembang. Teman-temanmu akan tetap hidup.”

“Kau hanya perlu mengucapkan dua patah kata: tidak bersalah.”

Annie Laird, juri nomor 224. Seniman yang kariernya suram, ibu tanpa suami yang membesarkan anaknya seorang diri. Warga negara yang baik, yang terpilih untuk melakukan tugasnya sebagai warga negara. Tapi sidang pengadilan ini bukan sidang biasa.

Si terdakwa adalah tokoh organisasi kejahatan. Dan keputusan akhir sudah dirancang dengan saksama oleh seseorang yang memiliki kekuatan tersembunyi. Seseorang yang hidup sesuai ajaran Lao Tse dan memiliki daya tarik sangat kuat. Dialah sang Guru, dan ia memusatkan perhatiannya pada Annie Laird.

3 Points for:

☑️ Story

☑️ Characterization

☑️ Writing style

❎ Moral/interesting trivia

Level of Interest

💗💗💗💗

Review

The Juror ini sudah lama banget saya koleksi. Saya sering salah mengingat nama penulisnya jadi John Grisham, soalnya Grisham punya novel berjudul The Last Juror.

Singkat kata, The Juror ini ceritanya benar-benar seru, cocok selera saya. Serunya mulai dari halaman pertama sampai terakhir. Khas novel thriller, dipenuhi kematian orang-orang yang berada di sekitar tokoh utama. Tetapi kali ini sedikit diwarnai adegan persidangan dan kejar-kejaran ala film action thriller.

Cerita The Juror dimulai ketika Annie menerima tawaran menjadi juri sidang kasus pembunuhan dengan tersangka bos mafia, Louie Boffano. Kehidupan Annie yang tenang mendadak dipenuhi ancaman bahaya dari Vincent/Zach/Ian/Sang Guru yang ingin menjadikan Annie sebagai kunci untuk membebaskan Boffano dari segala tuduhan.

Tanpa diduga, Sang Guru yang menjadi pengendali di balik organisasi kejahatan itu justru tertarik kepada Annie. Sambil memanipulasi Annie, Vincent/Sang Guru  mulai berusaha menurutkan obsesinya kepada Annie.

Saya suka karakter Vincent, meskipun Sang Guru yang punya banyak identitas, jenius, dan filsuf romantis ini sakit jiwa asli. Kepribadiannya yang kompleks sedikit mengingatkan pada Tom Ripley di Talented Mr. Ripley. Menurut saya, dialah daya tarik utama dalam keseluruhan cerita The Juror.

Obsesi delusional Sang Guru terhadap Annie juga anehnya malah menciptakan chemistry di antara mereka. Tentu bukan chemistry bernuansa romantis seperti Rangga dan Cinta, tapi lebih mirip chemistry Hannibal Lecter dan Clarice Starling di Silence of the Lambs.

Meskipun memang tidak ada plot twist di sini, tapi saya tetap puas membaca novel ini. Sayang terjemahannya tidak terlalu luwes.

Trivia

The Juror Movie

Photo by www.identi.li
© Columbia Pictures | Sony Pictures

The Juror ini sudah sempat diadaptasi ke layar lebar pada tahun 1996. Filmnya lawas banget, bahkan untuk millennial seperti saya.

Beberapa poin di film ini agak melenceng dari cerita asli George Dawes Green. Ada perubahan karakter dan jalan cerita di sana-sini.  Sang Guru diubah dari Vincent yang jelas-jelas orang Eropa jadi orang AS yang diperankan Alec Baldwin.

Sayangnya, film ini kurang sukses di pasaran maupun di mata kritikus. Padahal menurut saya filmnya nggak jelek-jelek banget. Akting Alec Baldwin di sini juga oke. Paling cuma Demi Moore aja yang kurang menonjol sebagai tokoh utama.

One thought on “[Review Buku] The Juror oleh George Dawes Green

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.