
Judul: Kembar Keempat
Penulis: Sekar Ayu Asmara
Bahasa: Indonesia
Format: paperback, 272 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2010)
First published: 2005
Genre: romantic suspense
Ini ringkasan sinopsis yang aku ambil dari Goodreads.
Dari gempita Manhattan, New York sampai romantika Paris, novel KEMBAR KEEMPAT melintas empat benua.
Bhara, Bhadra dan Bhajra Pusponegoro saudara kembar-tiga. Bhara penyanyi yang mencoba meraih sukses di pentas Broadway. Bhadra pencipta lagu yang karyanya mewakili Indonesia di ajang kompetisi tingkat internasional. Sementara Bhajra sutradara film dokumenter tingkat nasional.te
Takdir tiga pemuda yang masa lalunya berselubung rahasia ini terbelit dengan Axena, model internasional asal Yogya yang berkiprah di Manhattan dan Havana Sitompoel, perempuan eksentrik berdarah Tapanuli-Turki yang menjadi fotografer khusus kasus bunuh diri untuk kepolisian Turki.
Kisah pahit yang melingkupi asal-usul Bhara, Bhadra dan Bhajra perlahan mulai terungkap dan ikut mengubah kehidupan Axena serta Havana.
3 Points for:
Level of Interest
My Review
Keren! Itu kata pertama yang terlintas di kepala setelah membaca kata TAMAT di novel Kembar Keempat.
Yang menjadikan novel ini keren adalah: 1) plot twists yang disajikan oleh penulis di bab-bab terakhir. Tak cukup satu twist, Sekar Ayu Asmara sengaja mempermainkan pikiran pembaca dengan rangkaian plot twist. Semua prediksi ceritaku salah total gara-gara ini.
Dengan judul yang cukup obvious, pastinya pembaca jadia menebak-nebak siapa di antara Axena dan Havana yang menjadi kembaran keempat Bhara, Bhadra dan Bhajra. Tetapi ternyata misterinya tidak berhenti sampai di situ saja.
2) kosakata yang dipakai oleh SAA dalam cerita. Begitu variatif dan asing di telinga. Banyak di antaranya yang tidak pernah aku dengar. Misalnya saja melungkup, berselarak, menyelangkupi, menyelisir, merecik, dan masih banyak lagi.
3) penuturan yang tidak bertele-tele. Penulis satu ini tampaknya memang sengaja meminimalisir dialog, narasi, dan deskripsi agar untuk menjaga ketertarikan pembaca sampai akhir cerita. Karena itu jumlah halamannya sedikit dan font-nya gede. Cocok buat yang nggak betah baca novel-novel tebal.
Nah, tapi ada juga kekurangannya.
1) Penyampaian cerita yang singkat dan padat tadi membuat kekuatan karakter para tokoh cerita berkurang. Pembaca jadi tidak punya kesan apa-apa pada semua tokoh. Selain itu chemistry antara para tokoh juga jadi tidak terasa.
2) Kosakata dan tata kalimat SAA yang hemat itu (orang ini jarang sekali pakai imbuhan) juga bikin jalinan kalimat dalam tiap paragraf jadi kurang mengalir.
About Sekar Ayu Asmara
Ini pertama kalinya aku baca karya Sekar Ayu Asmara dan sangat terkesan dengan keahliannya menciptakan plot twist. Ternyata orang ini adalah penulis skenario (atau sutradara? Aku lupa) film Belahan Jiwa dan Pesan Dari Surga. Dua film itu juga sukses bikin perasaanku campur aduk karena plot twist yang tidak terduga.


Novel Pintu Terlarang karya SAA juga sudah diadaptasi ke film, dibintangi Fahri Albar dan Marsha Timothy. Aku benar-benar penasaran nonton film ini, karena berharap menemukan plot twist seperti di dua film sebelumnya.