
Judul: Katarsis
Penulis: Anastasia Aemilia
Bahasa: Indonesia
Format: paperback, 264 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2013)
Genre: thriller, misteri
Cerita
Ini sinopsis yang saya ambil dari Goodreads.
Tara Johandi, gadis berusia delapan belas tahun, menjadi satu-satunya saksi dalam perampokan tragis di rumah pamannya di Bandung. Ketika ditemukan dia disekap di dalam kotak perkakas kayu dalam kondisi syok berat. Polisi menduga pelakunya sepasang perampok yang sudah lama menjadi buronan. Tapi selama penyelidikan, satu demi satu petunjuk mulai menunjukkan keganjilan.
Sebagai psikiater, Alfons berusaha membantu Tara lepas dari traumanya. Meski dia tahu itu tidak mudah. Ada sesuatu dalam masa lalu Tara yang disembunyikan gadis itu dengan sangat rapat. Namun, sebelum hal itu terpecahkan, muncul Ello, pria teman masa kecil Tara yang mengusik usaha Alfons.
Dan bersamaan dengan kemunculan Ello, polisi dihadapkan dengan kasus pembunuhan berantai yang melibatkan kotak perkakas kayu seperti yang dipakai untuk menyekap Tara. Apakah Tara sesungguhnya hanya korban atau dia menyembunyikan jejak masa lalu yang kelam?
1 Point for:
☑️The story
❎The characterization
❎ The writing style
❎The moral/interesting trivia
Level of Interest

Review
Cover-nya bagus. Dari gambar yang sederhana dan imut, ternyata jika diperhatikan lagi menampilkan unsur sadis. Ide ceritanya bagus. Bisa dikatakan cukup ‘segar’. Dua tokoh utama yang karakternya antagonis banget karena sama-sama ‘sakit’.
Kematian di mana-mana dan berdarah-darah pula. Lalu masih ada satu psikopat lagi yang mewarnai jalinan cerita. Tapi…
Udah cuma gitu doang? Terlepas dari ide cerita yang bagus tadi, saya nggak paham apa yang mau disampaikan si penulis sampai akhir cerita. Entah ending yang gantung ini menandakan adanya sekuel atau cuma mengikuti keinginan penulis yang pengen beda.
Kejanggalan demi Kejanggalan
Sampai tulisan tamat mengakhiri kisah Tara dan Ello, kepala saya masih dipenuhi pertanyaan. Gara-gara segitu banyak plot holes yang tidak terjelaskan hingga akhir cerita. Kenapa Tara bisa mengembangkan sifat psycho bahkan sejak balita? Dari cara berpikirnya sejak masih anak-anak, saya nggak berpikir kalau dia itu terkena schizophrenia (kecuali setelah dia disekap dalam peti). Atau dia natural born psycho? Kenapa Tara membenci namanya tanpa alasan? Kenapa dia benci keluarganya tanpa alasan?
Kenapa Ello harus membunuh orang kalau dia tidak bisa merasakan sakit? Karena dia iri orang lain bisa merasakan sakit dengan mudahnya dan karena itu dia ingin membuat mereka merasakan kesakitan? Kalau memang itu alasannya, seharusnya sekalian saja dijelaskan.
Dan alasan apa pula yang membuat dia mengembangkan kepribadian sebagai psikopat? Ada trauma apa yang memicu kesadisannya? Karena menurut saya, ketidakmampuan merasakan rasa sakit saja tidak cukup menjadi alasan.
Minim Setting Tempat
Selain tanda tanya yang bertebaran di mana-mana, satu kekurangan yang juga sangat terasa dari Katarsis adalah minimnya deskripsi latar tempat. Jadinya aku sulit mengikuti, scene ini berlangsung di mana. Suasananya seperti apa. Rasanya kurang dapat emosinya.
Apa Itu ‘Katarsis’?
Katarsis itu apa, sih? Ini beberapa definisi yang aku ambil dari kamus online.
Kris penyucian diri yg membawa pembaruan rohani dan pelepasan dr ketegangan; 2 Psi cara pengobatan orang yg berpenyakit saraf dng membiarkannya menuangkan segala isi hatinya dng bebas; 3 Sas kelegaan emosional setelah mengalami ketegangan dan pertikaian batin akibat suatu lakuan dramatis.
Terus, karena definisi ini, saya jadi bertanya-tanya lagi. Jadi pembunuhan yang dilakukan Ello dan Tara itu sebagai suatu bentuk pelepasan atas trauma? Trauma yang mana tepatnya?
Tapi salutlah buat keberanian Anastasia Aemilia mengangkat cerita dengan tokoh-tokoh ganjil ini menjadi bacaan yang bikin penasaran setiap membuka halaman. Semoga ke depannya penulis ini bisa mengemas tema serupa dengan lebih bagus.
Ini yg membuatku ragu mau baca. Karena covernya setelah diperhatikan, kok serem ya *tutup mata
Anw, apakah ini buku pertama yg ditulis penulis? Kalau iya, semoga karya berikutnya bisa lebih baik deh..
LikeLike
Hehehhe. Covernya memang unyu2 sadis ya?
Nggak tau juga sih. Tp denger2 penulisnya memang masih ‘baru’ di genre psychological thriller.
LikeLike