
Judul: Just Like Heaven – Seindah Mimpi (Smythe-Smith Quartet #1)
Penulis: Julia Quinn
Bahasa: Indonesia
Format: paperback, 432 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2013)
First published: 2011
Sekuel: A Night Like This (Smythe-Smith Quartet #2)
Genre: historical romance
Cerita
Ini sinopsis yang aku ambil dari Goodreads.
Honoria Smythe-Smith:
A) pemain violin yang buruk
B) masih kesal karena dipanggil “Bug” saat masih kecil
C) TIDAK jatuh cinta kepada sahabat kakaknya
D) semua yang di atas
Marcus Holroyd:
A) Earl of Chatteris
B) mudah terkiilir
C) TIDAK jatuh cinta kepada adik sahabatnya
D) semua yang di atas
Bersama-sama mereka:
A) suka makan tar cokelat
B) selamat dari demam mematikan dan pertunjukan musik terburuk di dunia
C) saling jatuh cinta setengah mati
Kisah cinta merupakan keahlian Julia Quinn, jadi tentu saja jawabannya. . .
D) semua yang di atas.
2 Points for:
Level of Interest
My Review
Sebenarnya ceritanya biasa aja. Sedikit datar, banyak dialog nggak penting yang bikin pingin skip halaman. Tapi seperti biasa Julia Quinn tidak pernah gagal membuat aku tersenyum dengan humor-humornya. Seperti HR Quinn yang lain, Just Like Heaven ini juga menampilkan cerita yang manis dan lucu.
Cukup menyenangkan rasanya, bisa baca cerita yang fokusnya cewek-cewek dari kuartet musik dengan kemampuan paling parah sejagat, The Smythe-Smith. Sejak pertama kali baca novel Ms. Quinn, The Duke And I (Bridgertons #1) The Smythe-Smith ini sudah menarik perhatianku. Terutama karena mereka digambarkan sebagai keluarga konyol yang setiap generasinya nggak sadar kalau bakat mereka di bidang seni sangat-sangat parah, tetapi masih nekat mengadakan pertunjukan musik dan drama setiap tahun.
Dalam Romancing Mr. Bridgerton (Bridgertons #4) dikatakan kalau kuartet Smythe-Smith selalu punya satu gadis yang kelihatan menderita saat bermain musik, karena malu dengan musik mereka yang parah. Tadinya aku pikir Honoria itu salah satu gadis dalam tiap generasi Smythe-Smith yang kelihatan menderita tadi. Tapi ternyata dia justru termasuk yang semangat. Dia sadar benar dengan bakat musiknya yang nol besar, tetapi selalu antusias bermain karena kecintaannya terhadap tradisi keluarga.

Dan sebenarnya semua gadis Smythe-Smith itu sadar banget kalau permainan musik mereka parah. Tapi ya itu tadi, mereka tetap bermain semata-mata karena tradisi keluarga.

Terus cerita ini setting waktunya berhimpitan dengan Romancing Mr. Bridgerton. Jadi beberapa adegan selintas yang melibatkan Honoria dan Marcus di novel itu dijelaskan dengan sedetail-detailnya di sini. Jujur aku sudah tidak terlalu ingat detail perkembangan hubungan Honoria dan Marcus. Tapi interaksi mereka memang terasa seperti Penelope dan Colin (Romancing Mr. Bridgerton). Soalnya hubungan mereka juga berangkat dari pertemanan sejak kecil.
Setelah baca Just Like Heaven ini, aku masih pingin baca buku-buku selanjutnya. Terutama yang tokoh utamanya gadis Smythe-Smith yang kelihatan menderita setiap pertunjukan.
