Jadi Seperti Apa Tanaman yang Jadi Asal-Usul Nama Rapunzel Itu?

One day the woman was standing by this window and looking down into the garden, when she saw a bed which was planted with the most beautiful rapunzel, and it looked so fresh and green that she longed for it, she quite pined away, and began to look pale and miserable. Then her husband was alarmed, and asked: ‘What ails you, dear wife?’ ‘Ah,’ she replied, ‘if I can’t eat some of the rampion, which is in the garden behind our house, I shall die.’

—The Grimm Fairy Tales (Jacob & Wilhelm Grimm)

Sudah pernahkah saya membahas tentang tanaman yang menjadi asal-usul nama Rapunzel, gadis berambut panjang yang ditawan di menara itu? Ya, sudah pernah saya singgung sedikit di ulasan Grimm Fairy Tales. Tapi rasanya saya ingin membicarakan tanaman itu lebih jauh lagi. Jadi akan saya jelaskan versi lebih lengkapnya di sini.

Rambut panjang dan menara. Itulah dua elemen penting dalam dongeng Rapunzel. Tapi ada satu elemen lagi yang juga penting bagi alur cerita. Tanaman sayur yang menjadi asal-usul nama Rapunzel. Tanaman ini juga yang membuat Rapunzel dipisahkan dari kedua orangtuanya sejak bayi merah.

Sewaktu kecil saya berkenalan dengan cerita Rapunzel lewat buku-buku dongeng non-Grimm. Entah karena meleng atau memang ditiadakan dari cerita, saya jadi merasa asing dengan kisah sayur rapunzel ini. Saya baru mengetahuinya ketika tidak sengaja menonton FTV Dongeng di TransTV. Iya, film televisi yang mengusung konsep modern fairytale retelling itu. Dalam salah satu adegan, Rapunzel (Nuri Maulida minus hijab) yang lagi cuci baju di kali diejek teman-temannya karena punya nama sama dengan sayuran lalap. Lho, kok…

Dari sana, saya mulai browsing ke sana ke mari dan ketemulah dongeng Rapunzel versi Grimm yang menyertakan sayur lalap bernama sama.

Dalam cerita, nama Rapunzel diambil dari sejenis sayuran yang dicuri ayahnya dari kebun milik Dame Gothel. Sebuah tindakan yang sangat nekat, karena Dame Gothel adalah seorang penyihir yang cukup sakti dan sangat ditakuti. Tetapi itu adalah risiko yang harus diambil sang ayah karena istrinya begitu ngidam lalap rapunzel. Entah mengada-ada atau tidak, si istri mengaku dirinya akan segera mati jika tidak menyantap rapunzel. Permintaan yang sangat egois sebetulnya. Karena kebun itu dipagari tinggi, sebuah isyarat yang sangat jelas bahwa isinya tak boleh tersentuh tangan orang luar.

Jadilah sang suami menyelinap ke kebun tetangga mereka itu dan mencuri sebatang rapunzel. Saking ngidamnya, daun dan akar rapunzel colongan ini langsung dilalap begitu saja.

Katanya ngidam itu bisa diatasi dengan sekadar mencicipi makanan yang diinginkan sebagai ‘obat kepingin’. Tapi si istri ini malah semakin rakus dan minta dicurikan rapunzel lebih banyak lagi. Sang suami pun nekat mencuri ke kebun tetangga lagi, kali ini tiga kali lipat jumlahnya. Dan sialnya ketahuan si empunya kebun.

Ayah Rapunzel ketahuan mencuri dari kebun Dame Gothel. Photo credit: Kozhinart.com
Ayah Rapunzel ketahuan mencuri dari kebun Dame Gothel. Photo credit: Kozhinart.com

Singkat kata…

Karena takut kena tenung, si suami bersedia menerima hukuman apa saja dari Dame Gothel. Kemudian Dame Gothel meminta bayi mereka yang bahkan belum lahir sebagai pembayaran atas kelancangan mereka melanggar hak milik sang penyihir. Jadi si bayi yang baru lahir pun langsung diambil oleh Dame Gothel dan diberi nama rapunzel, persis nama tanaman yang dicuri sang ayah dulu.

Campanula rapunculus, raponzola, rampion bellflower, atau seringnya disebut rampion saja. Kemungkinan besar inilah tanaman yang disebut rapunzel oleh Grimm Bersaudara. Ada pula yang menyebutnya rapunzel-glockenblume.

Menurut saya tanaman ini terlihat seperti tumbuhan semak biasa yang mudah kita temukan di sela-sela rumput dan alang-alang. Tapi Campanula rapunculus hanya tumbuh di Eropa, daratan Laut Tengah, Afrika Utara, dan Asia Barat.

Campanula rapunculus memiliki bunga cantik berbentuk terompet dengan warna ungu atau biru. Batangnya berlugut, sementara daunnya kecil-kecil seperti sayur arugula. Akarnya mirip dengan lobak kurus, sesuai dengan kata rapunculus yang berasal dari bahasa latin untuk umbi.

Bunga Campanula rapunculus. Photo credit: Cruydthoeck.nl

Sebenarnya ada dua sub-spesies Campanula Rapunculus. Sub-spesies pertama adalah lambertiana yang tumbuh di kawasan Bulgaria selatan dan Asia Barat. Sementara yang satunya lagi adalah rapunculus yang bisa ditemui di Eropa dan Laut Tengah.

Campanula rapunculus ini biasa disantap sebagai sayuran oleh orang Eropa sana. Daunnya bisa diolah seperti bayam. Sementara akarnya disantap seperti lobak. Jadi tidak mengherankan jika emaknya Rapunzel memakan daun dan akar tumbuhan itu mentah-mentah.

Strictly Medicinal Seeds
Campanula rapunculus.. Strictly Medicinal Seeds
Daun dan akar Campanula rapunculus. Photo credit: Stefanoeantonello.blogspot.com

Selain tumbuh liar, Campanula rapunculus juga banyak ditanam di rumah-rumah. Saya tidak tahu apakah tanaman ini bisa ditanam di Indonesia atau tidak. Kalaupun bisa penanamannya pasti ribet. Soalnya tanaman ini aslinya tumbuh di tanah kapur, padang rumput kering, atau hutan ek dan pinus. Ketinggian lahan juga tidak boleh lebih dari 1.500 meter di atas permukaan air laut.

Kalau bisa diimpor ke Indonesia, sebenarnya saya juga penasaran ingin mencicipi atau menanam bibitnya. Tapi mungkin harganya bakal menguras kantong. Jadi untuk saat ini cukuplah saya bahas dan pajang gambarnya saja di blog.

Karena sudah kepalang tanggung, mungkin saya akan membahas tanaman-tanaman dalam cerita dongeng lagi di postingan selanjutnya.

2 thoughts on “Jadi Seperti Apa Tanaman yang Jadi Asal-Usul Nama Rapunzel Itu?

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.