[Review buku] Consort: The Life and Times of Prince Philip

Consort: The Life and Times of Prince Philip. Photo credit: WPA Pool/Getty Images/Amazon

Judul: Consort: The Life and Times of Prince Philip
Penulis: Graham & Heather Fisher
Bahasa: Inggris
Format: paperback (192 hal.)
Penerbit: STAR (1981)
Genre: biografi, non-fiksi

Sinopsis

Buku ini menceritakan kehidupan Pangeran Philip sejak kecil, remaja, sampai dua dekade pertama perannya sebagai consort, pendamping resmi Ratu Elizabeth II.

Melalui penceritaan yang runut kita akan diajak mengikuti kisah hidup Philip yang masih sepupu jauh Elizabeth II sebagai pangeran Yunani dengan kehidupan bak rakyat jelata, kiprahnya di Angkatan Laut Inggris, riwayat hubungannya dengan sang istri, dan suka-duka yang dialaminya saat mengemban tugas sebagai consort.

Consort: The Life and Times of Prince Philip. Photo credit: Amazon
Consort: The Life and Times of Prince Philip. Photo credit: Amazon

Level of Interest

Review

Prince Philip of England, Duke of Edinburgh. Sekarang ini diingat publik karena lelucon-lelucon kontroversial yang kerap dia lontarkan di depan publik dan media. Dan tentu saja, dia paling dikenal sebagai consort Ratu Elizabeth II. Selain itu tak banyak yang bisa diketahui tentang pria yang rupanya menurunkan gen kebotakan dini kepad Charles, William, dan Harry ini. Padahal keluarga kerajaan Inggris adalah monarki yang paling banyak dibicarakan di seluruh dunia.

Pangeran Philip di upacara penerimaan The Duke of Edinburgh Gold Award (2010). Photo credit: WPA Pool/Getty Images
Pangeran Philip di upacara penerimaan The Duke of Edinburgh Gold Award (2010). Photo credit: WPA Pool/Getty Images

Buku tentang Pangeran Philip ini sebenarnya outdated sekali. Tahun publikasinya adalah 1981, tahun pernikahan Charles dan Diana. Tetapi isinya mungkin baru mengupas kehidupan sang pangeran sampai tahun 70-an. Walaupun begitu dari sini kita bisa mengetahui seperti apa masa muda Pangeran Philip. Juga tahun-tahun pertama ia menjalankan peran sebagai consort. Bukan tugas yang mudah mengingat pada waktu itu belum ada consort yang terhitung berhasil untuk dijadikan panutan. Katanya Philip malah consort pertama yang berhasil menjalankan perannya tanpa harus kehilangan eksistensi. Kebanyakan consort sebelum dirinya tak pernah dikenal publik, depresi berat, menjadi bayang-bayang sang istri. atau malah mati muda.

Pangeran Yunani miskin yang ‘diimpor’ dari Denmark

Pangeran Philip (dua dari kiri) bermain dengan teman-teman sekolahnya (1929). Photo credit: Associated Press
Pangeran Philip (dua dari kiri) bermain dengan teman-teman sekolahnya (1929). Photo credit: Associated Press

Pangeran Philip memang masih berkerabat dengan keluarga Kerajaan Inggris. Tetapi tak ada setetes pun darah Inggris di dalam tubuhnya. Philip adalah pangeran yang berada di urutan keenam dalam suksesi tahta Kerajaan Yunani. Pamannya adalah Raja Constantine dari Yunani. Dia menikahi Elizabeth dengan nama keluarga Mountbatten (versi Inggris dari Battenberg). Tetapi sebenarnya ia berasal dari keluarga Schleswig-Holstein-Sonderburg-Glucksburg yang menurunkan raja-raja Denmark, Swedia, Norwegia, dan Rusia.

Darah Yunani juga tak ada di tubuh Philip. Keluarganya bertahta di negara itu hanya karena tidak ada keturunan raja Yunani yang masih tersisa. Jadilah keluarga Philip diimpor dari Denmark. Tetapi kekuasaan mereka di Yunani juga tak bertahan lama. Karena dianggap gagal memimpin, keluarga itu dibuang ke luar negeri. Mereka sempat hidup di pengasingan Prancis bersama para bangsawan lain. Kehidupan mereka tentu saja tak bisa dikatakan mewah.

Ibu dan saudara-saudara Philip bekerja seperti orang biasa untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Philip sendiri berangkat sekolah dengan seragam usang yang sudah ditambal berulang kali. Namun dia adalah bocah yang cukup cerdas dan selalu riang. Menurut salah satu gurunya, Philip adalah murid yang rajin, tetapi juga lumayan caper. Sepertinya rasa insecure akibat kurang kasih sayang membuatnya bersikap demikian. Pangeran Andrew, ayah Philip menghabiskan waktunya dengan berfoya-foya sementara istrinya sibuk mencari nafkah.

Philip tumbuh menjadi pemuda yang ganteng dan sering gonta-ganti pacar. Saat itu ia sudah dikenal sebagai pemuda dengan selera humor tanpa tedeng aling-aling. Savage gitulah orangnya. Tampaknya gaya bercanda ini dia kembangkan sejak bergabung di angkatan laut. George VI, mertuanya yang juga dari angkatan laut rupanya cocok dengan sifat Philip ini.

Dikecam publik, alergi terhadap paparazzi

Seperti Kate Middleton dan Meghan Markle yang mengundang rasa penasaran sekaligus kecaman dari publik ketika bertunangan dengan pangeran Inggris, Philip juga menerima perlakuan serupa. Separuh warga Inggris membencinya, salah satu alasannya adalah karena saudara-saudara perempuannya menikah dengan orang Jerman. Bahkan kabinet tidak menyambut hangat ketika George VI mengumumkan bahwa pewarisnya akan menikahi pangeran Yunani itu.

Putri Elizabeth dan Letnan Philip Mountbatten mengumumkan pertunangan (1947). Photo credit: PA/AP
Putri Elizabeth dan Letnan Philip Mountbatten mengumumkan pertunangan (1947). Photo credit: PA/AP

Di tahun-tahun itu, paparazzi Inggris pun ternyata sudah seganas sekarang. Sebagai calon menantu Raja Inggris, Philip jadi sering diikuti oleh fotografer. Beragam rumor miring mengenai dirinya diterbitkan tabloid gosip. Termasuk kedekatannya dengan salah satu teman masa kecil yang dia hadiri pernikahannya. Pada akhirnya atensi yang tidak diharapkan ini membuat Philip gerah. Beberapa kali ia kedapatan mengutuk paparazzi. Suatu kali bahkan pernah tertangkap kamera. Namun juru bicara istana buru-buru mengklarifikasi. Katanya saat itu Philip sedang berbicara dalam bahasa Prancis, bukannya misuh.

Pesan sandwich saja prosesnya bertele-tele

Philip muda, meskipun seorang pangeran dan consort, rupanya lebih terbiasa dengan kehidupan rakyat biasa. Jadi tidak aneh jika dia menganggap rangkaian protokoler di istana kelewat bertele-tele. Ia sebal sekali karena tidak boleh membuka pintu sendiri atau proses panjang yang harus dilaluinya jika ia ingin memesan camilan.

Tekanan dari publik, peraturan di istana, tugas sebagai consort, dan kurangnya privasi akhirnya membuat Philip depresi. Dia jatuh sakit tidak lama setelah pindah ke Istana Buckingham. Tidak seperti wanita yang memasuki keluarga kerajaan sebagai istri, kehadiran Philip dipandang sebagai parasit oleh banyak pihak, terutama oposisi. Meskipun Philip bisa dikatakan consort yang paling sering bepergian untuk untuk tugas kerajaan dan membuat banyak perubahan di dalam istana.

Pangeran Philip, Ratu Elizabeth II, Pangeran Charles, dan Putri Anne di Clarence House (1951). Photo credit: AP
Pangeran Philip, Ratu Elizabeth II, Pangeran Charles, dan Putri Anne di Clarence House (1951). Photo credit: AP

Demi harga dirinya, Philip berusaha untuk sebisa mungkin menolak hak istimewa yang bisa dia dapat dari istana. Hal itu dilakukannya dengan membayar pakaian, pelayan, dan sekretaris dari kantong sendiri. Ketika dia dan Elizabeth masih pengantin baru dan berlibur di Balmoral, Philip bersikeras untuk membayar semua pengeluaran. Meskipun gaji terbatasnya membuat pasangan itu harus memasak sendiri dan ajudan mereka harus turun tangan untuk cuci piring.

Digosipkan cerai sampai puluhan kali

Seperti pasangan pesohor lainnya, rumah tangga Philip dan Elizabeth juga tak kebal dari rumor miring. Sampai tahun 1960-an saja, keduanya sudah digosipkan bakal cerai sampai 76 kali. Media-media Prancis mengabarkan Philip punya simpanan aktris, penyanyi, atau wanita tak dikenal yang sudah ‘dikonfirmasi kebenarannya oleh sumber-sumber dari istana’. Tetapi sampai hari ini kabar tersebut tak pernah terbukti.

Ratu Elizabeth II tak bisa menahan senyum saat melewati Pangeran Philip yang memakai topi bulu (2005). Photo credit: Getty Images
Ratu Elizabeth II tak bisa menahan senyum saat melewati Pangeran Philip yang memakai topi bulu (2005). Photo credit: Getty Images

Tampaknya Philip dan Elizabeth memiliki rumah tangga yang cukup bahagia. Dia diketahui dekat dengan anak-anaknya, terutama Andrew. Pers pernah memberitakannya mengejar-ngejar Elizabeth di kereta api seperti pasangan remaja. Saat Elizabeth sedang stres, Philip memberikan kado berisi ular-ularan atau roti yang bisa menguik seperti babi saat digigit.

Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth II tertawa bersama di Braemar Game. Photo credit: ANDREW PARSONS/I-IMAGES
Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth II tertawa bersama di Braemar Game. Photo credit: ANDREW PARSONS/I-IMAGES

Saya sendiri cenderung percaya kalau pernikahan Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth II cukup bahagia. Tidak mungkin selalu harmonis memang. Tetapi saya percaya foto-foto yang menunjukkan pasangan manula ini sedang tertawa berdua adalah momen yang nyata.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.