
Judul: Cantik Itu Luka
Penulis: Eka Kurniawan
Bahasa: Indonesia
Format: paperback, 505 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2019)
Genre: fiksi, drama, sejarah
Cerita
Taken from Goodreads:
Di akhir masa kolonial, seorang perempuan dipaksa menjadi pelacur. Kehidupan itu terus dijalaninya hingga ia memiliki tiga anak gadis yang kesemuanya cantik. Ketika mengandung anaknya yang keempat, ia berharap anak itu akan lahir buruk rupa. Itulah yang terjadi, meskipun secara ironik ia memberinya nama si Cantik.
Lewat novel ini, Eka mengisahkan nasib anak-anak manusia dalam gelombang sejarah bangsa. Manusia-manusia yang telah menjadi korban kekuasaan dan ‘kutukan karma’.
Lebih dari itu, lewat tokoh-tokohnya, Eka juga mendedahkan absurditas kecantikan yang bertengger di wajah perempuan. Kisah seorang perempuan cantik keturunan Belanda bernama Dewi Ayu yang menjadi korban kekejaman perang dan perebutan kekuasaan.
5 Points for:
Story
Setting
Characterization
Writing style
Moral/interesting trivia
Level of Interest
Review
Sebenarnya saya jarang baca novel sureal macam ini. Baca karyanya Eka Kurniawan juga baru sekali ini. Tapi si penulis ini memang cukup cerdik dalam menarik perhatian pembaca. Sejak kalimat pertama saja sudah bikin penasaran.
Sore hari di akhir pekan bulan Maret, Dewi Ayu bangkit dari kuburan setelah dua puluh satu tahun kematian.
—Cantik Itu Luka, Eka Kurniawan—
Kurang bikin penasaran gimana coba?
Baca buku ini mengingatkan saya kepada Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi yang meramu berbagai macam cerita familiar menjadi satu kisah baru. Legenda cinta terlarang sejenis Roro Mendut, Sangkuriang, Panglima Soedirman, diaduk bareng kisah-kisah zaman perang kemerdekaan, pendudukan Jepang, dan G 30S/PKI yang mungkin sudah sering kita dengar dari orang-orang tua.
Sang tokoh sentral adalah Dewi Ayu, seorang pelacur berharga diri tinggi. Wanita keturunan Jawa-Belanda dengan kecantikan luar biasa yang membuat para pria rela menghalalkan segala cara untuk menggagahinya. Bergeser dari masa ke masa, cerita pun beralih ke tiga anak perempuan Dewi Ayu yang tak kalah jelita serta si bungsu yang buruk rupa, namun ironisnya justru diberi nama Cantik.
Buat ukuran novel yang kerap dilabeli ‘sastra’, ternyata Cantik Itu Luka isinya tidak mendakik-dakik seperti yang saya bayangkan. Pemilihan katanya masih jauh lebih familiar daripada Sekar Ayu Asmara. Penuturannya pun lebih sederhana daripada Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh yang baru bisa saya pahami saat duduk di bangku kuliah.
Dari sisi surealnya, masih lebih ‘ajaib’ cerpen-cerpen Putu Wijaya, Ucu Agustin, atau Ziggy. Saya pikir cerita-cerita semacam Cantik Itu Luka memang paling cocok ditulis seperti ini saja, agar tetap mudah dinikmati pembaca yang belum terbiasa dengan plot-plot ‘ajaib’ seperti saya
Intinya novel ini sukses bikin penasaran sejak kalimat pertama dan terus memancing rasa ingin tahu, setidaknya sampai tiga perempat bagian buku. Karena tokoh A, B, C, dan seterusnya bisa terhubung oleh benang merah yang belum sempat terpikir oleh kita. Sebegitu banyak karakter, linimasa, dan subplot, Eka Kurniawan bisa menjalinnya dengan rapi. Tak ada yang tumpang tindih atau bertele-tele.
Meskipun saya akui adegan pemerkosaan bertaburan di mana-mana. Iya, adegan pemerkosaan merupakan poin penting dari Cantik Itu Luka. Begitu sering dimunculkan, sehingga mau tak mau kita pasti menangkap makna di baliknya. Bagi saya, itu merupakan alegori dari ibu pertiwi yang digagahi oleh berbagai bangsa dan rezim. Semuanya digambarkan sebagai lelaki bejat penuh nafsu. Dewi Ayu dan anak-anaknya adalah negeri jelita pada lima masa yang melawan dengan sikap tunduknya, mengutuk di balik kepasrahan sebagai tawanan nafsu. Namun tak jarang juga terlarut di dalam buaian para pria yang menguasai mereka.
Cantik Itu Luka adalah novel sejarah berbalut metafora yang menghanyutkan. Tak heran kalau dipuji di mana-mana.
Pinjam bukunya boleh , atau soft copy nya , ig @kunnkei
LikeLike
Sik rajin membaca ae mbak iki
LikeLike
Nggak sih, mas. Wis juarang.
LikeLike
Review yang sangat bagus. Terimakasih ulasan reviewnya.
LikeLike
sama2, semoga bermanfaat
LikeLike
cantik itu luka jadi novel favorit aku sejauh ini. karena sisi sejarahnya dan plotnya yang mendakik-dakik persis kata kakaknya.
btw, layout blognya bagus ya.
LikeLike
Hehehe makasih udah mampir. Cantik Itu Luka emang ‘sedep’ bgt ya
LikeLike