
Judul: DOUBT
Penulis: Bissme S.
Bahasa: Inggris
Format: paperback, 135 hal.
Penerbit: Merpati Jingga (2013)
Genre: fiksi, drama
Cerita
Taken from Goodreads:
A woman who hates motherhood…
A man has sex with a dead body to win a bet…
Two brothers have an incestuous relationship…
A man recalls the circumstance that led his best friend to take his own life…
Doubt is a collection of stories that deal with life, love, lust and loneliness.
1 Point for:
Story
Setting
Characterization
Writing style
Moral/interesting trivia
Level of Interest
Review
135 Halaman, 45 cerita. Ini adalah antologi cerita (sangat) pendek bernuansa suram dari negeri jiran. Bisalah kita sebut flash fiction.
Kumpulan cerita bertajuk Doubt ini merupakan karya Bissme S., seorang wartawan senior dari Malaysia. Meskipun saya beli dari lapak penerbit lokal, bukunya tidak diterjemahkan. Ceritanya ditulis dalam bahasa Inggris, tapi bahasa inggris yang kurang mulus. Rasanya seperti saya kalau lagi sok-sok bikin postingan bahasa Inggris. Sangat sederhana, tanpa prosa indah mendakik, dan ada ‘cacat’ di sana-sini. Barangkali Malaysian English memang begitu, saya juga kurang tahu.
Kalau harus menyimpulkan Doubt dalam satu kata. maka saya pilih kata ‘suram’. Isinya kalau nggak inses, dysfunctional relationship, bunuh diri, ya pembunuhan. Semua tokoh yang bunuh diri metodenya sama, lari sambil bugil menuju kereta api yang melaju. Entah ada berapa belas tokoh yang mati dengan cara ini. Kenapa harus lari telanjang nyari kereta lewat? Saya juga nggak tahu. Barangkali ada metafora tertentu yang ingin diselipkan si penulis.
Awalnya rangkaian kata karya Bissme S. menarik dibaca, karena saya suka baca cerita-cerita gelap. Cerita paling berkesan adalah kisah anak perempuan pelaku inses dengan ayahnya yang amnesia. Faktor kejutannya beneran dapet. Tapi pola yang sama diulang lagi dan lagi sampai akhirnya saya kehilangan ketertarikan.
Begitu sampai di cerita keenam rasanya saya sudah jenuh, karena variasinya memang tidak banyak. Bissme S. mencoba memasukkan segala jenis tabu yang ada. Inses, cinta lesbian, nekrofilia…sebut semua! Tapi introduksi, pembangunan konflik, sampai konklusi cerita terasa repetitif.
Saya bakal lebih menikmati kalau masing-masing cerita lebih panjang, karena lebih banyak ruang untuk eksplorasi karakter, pembangunan setting, dan pengayaan alur. Sebenarnya sayang juga, karena gagasan di setiap cerita sangat potensial untuk menjadi bacaan yang sangat bagus.
Di sisi lain, penulis punya kecenderungan untuk menjelaskan terlalu banyak di bagian konklusi cerita. Akibatnya ending yang sudah susah payah dibangun dengan plot menggantung jadi kurang menggigit.