[Book Trivia] Benarkah Keperawanan Geisha Dilelang Seperti di Memoirs of a Geisha? Sekelumit Miskonsepsi tentang Geisha Modern

Saat membaca novel Memoirs of a Geisha, saya paling ingat paragraf tentang Sayuri yang menceritakan pengalamannya saat bertemu dengan orang-orang dari negara di luar Jepang. Hampir semuanya memandang rendah Sayuri, karena mengira dirinya adalah seorang PSK. Meskipun dirty talk bukan hal yang aneh ditemui pada pesta yang melibatkan geisha dan para pelanggan mereka, pada dasarnya geisha tidak melakukan transaksi seksual seperti itu.

Pada bab-bab lain, Sayuri kembali menekankan kalau geisha dan PSK adalah dua profesi yang berbeda. Profesi ini terikat kode etik dan tradisi yang sangat terjaga. Banyak PSK pada era pasca-Perang Dunia II yang melayani tentara sekutu dengan nama geisha girls. Namun, bagi Sayuri dan rekan-rekan seprofesinya, bukan geisha namanya kalau mereka tidak menjalani pendidikan formal, menguasai kesenian tradisional, berdandan dengan kimono mewah, dan cakap dalam berbincang-bincang. Mereka dibayar untuk menemani berbincang, menuangkan sake, atau bahkan meghibur dengan tarian. Tapi, idealnya tak ada geisha profesional seperti Sayuri yang dibayar untuk meghibur pelanggan dengan membuka kimono.

[REVIEW BUKU dan FILM] MEMOIRS OF A GEISHA oleh ARTHUR GOLDEN

Setelah halaman terakhir Memoirs of a Geisha saya tutup, sebuah pertanyaan muncul di benak. Apa lagi miskonsepsi tentang geisha yang diyakini kebenarannya oleh banyak orang?

Setelah saya membaca berbagai sumber tentang Mineko Iwasaki—geisha yang jadi narasumber dan inspirasi Arthur Golden untuk menulis Memoirs of a Geisha—ternyata salah kaprah lain yang cukup sering disebut adalah mizuage.

Pada novel dan film Memoirs of a Geisha, mizuage diartikan sebagai ritual kedewasaan di mana maiko (geisha magang) memberikan keperawanan mereka kepada penawar tertinggi. Hal ini dibantah oleh Iwasaki.

Lalu, seperti apa tradisi mizuage yang sebenarnya? Benarkah keperawanan mereka dilelang kepada pria-pria kaya?

Mizuage: Pengertian Etimologis

Menurut situs Geisha Culture, mizuage berasal dari kata “mizu” (air) dan “age” (mengangkat) yang bisa diartikan sebagai mengangkat sesuatu dari air. Ini diartikan sebagai peralihan menuju kedewasaan.

Jika dikaitkan dengan profesi geisha, mizuage berarti kenaikan tingkat dari maiko menjadi geisha profesional. Dalam hal ini, mizuage tak beda jauh dengan sweet 17 bagi remaja modern.

Mineko Iwasaki, salah satu geisha termahal pada masanya © dok, pribadi/Mineko Iwasaki
Mineko Iwasaki, salah satu geisha termahal pada masanya © dok, pribadi/Mineko Iwasaki

Mineko Iwasaki memberikan penjelasan yang berbeda. Menurutnya, mizuage juga bisa diartikan sebagai pendapatan kotor.

Melalui wawancara dengan Tamara Wieder dari The Phoenix, Iwasaki menjelaskan mizuage sebagai salah satu metode memancing tertua yang digunakan oleh para nelayan Jepang. Jadi ketika seorang geisha membicarakan mizuage, bisa jadi dia sedang membicarakan penghasilannya.

Tradisi dan Ritual Mizuage

upacara transisi Sayuri dari maiko ke geisha di film Memoirs of a Geisha © Columbia Pictures | DreamWorks Pictures
upacara transisi Sayuri dari maiko ke geisha di film Memoirs of a Geisha © Columbia Pictures | DreamWorks Pictures

Menurut artikel Geisha yang ditulis Liza Dalby—antropolog yang sempat menjalani pendidikan geisha untuk penelitian—mizuage merupakan ritual inisiasi menuju kedewasaan bagi geisha. Mizuage juga menandai pergantian tingkatan dalam pendidikan formal seorang geisha profesional.

Mizuage seorang maiko ditandai dengan serangkaian ritual dan upacara. Ritual yang paling utama adalah pemotongan sejumput rambut secara simbolis, kemudian disusul pesta dan jamuan makan resmi.

Selanjutnya, geisha yang sudah menjalani ritual mizuage akan menanggalkan tatanan rambut rumit, kerah merah, serta kimono bergaya dramatis yang menjadi ciri khas maiko. Sebagai gantinya, mereka akan mengenakan gaya rambut dan kimono yang lebih sederhana, namun berkesan lebih elegan.

Praktik dan Tradisi Mizuage di Zaman Edo

Meskipun mizuage sebagai bentuk prostitusi dibantah oleh para pemilik okiya (rumah geisha) di hanamachi (sebutan untuk distrik geisha) dan para geisha modern, namun mizuage pada zaman Edo ternyata memang diwarnai dengan prostitusi.

Menurut buku Encyclopedia of Prostitution and Sex Work oleh Melissa Hope Ditmore, pesta dan ritual mizuage seorang maiko biasanya melibatkan biaya yang tak main-main. Biaya ini biasanya ditanggung oleh salah satu pelanggan berdompet tebal. Sebagai gantinya, sang penyokong dana mendapatkan hak untuk mengambil kesucian sang maiko.

Teruha si "Geisha Berjari Sembilan", geisha populer di periode awal tahun 1900-an © istimewa
Teruha si “Geisha Berjari Sembilan”, geisha populer di periode awal tahun 1900-an © istimewa

Praktik prostitusi terselubung ini sesuai dengan pernyataan Teruha, geisha periode awal tahun 1900-an melalui biografinya yang berjudul Hanakuidori. Geisha terkenal ini mengakui kalau mizuage-nya ditandai dengan hubungan seksual dengan pria yang memenangkan lelang atas hak untuk mengambil kegadisannya. Menurut Teruha, pria yang ‘beruntung’ tersebut adalah Kameshichi Umehara, petinggi Osaka Stock Exchange.

Lelang Keperawanan Geisha Dilarang sejak 1959

maiko di Kyoto dalam balutan kimono sedang berjalan © unsplash.com/Tianshu Liu
maiko di Kyoto dalam balutan kimono sedang berjalan © unsplash.com/Tianshu Liu

Perdagangan seks yang berkaitan dengan geisha dianggap ilegal setelah masa Perang Dunia II, khususnya setelah tahun 1959. Namun menurut situs Geisha Culture, tradisi ini masih bisa ditemui sampai akhir tahun 1990-an.

Mineko Iwasaki mengatakan kalau praktik mizuage semacam itu tak pernah terjadi sepanjang kariernya sebagai geisha. Bisa dilihat, Iwasaki memang berkarier setelah 1959.

Hal serupa juga diutarakan oleh Umechika, salah satu geisha modern kepada Justin McCurry dari The Guardian. “Kami masih memiliki penyokong, tetapi mereka bukan para pria yang membayar untuk tidur bersama geiko perawan,” sanggah geisha Kyoto ini.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.