Di tengah kemudahan online di mana-mana dan serbuan Internet hingga ke ruang-ruang pribadi, tidaklah mengejutkan bahwa website yang dibuat khusus untuk urusan perkencannan, kian semarak.
Kisah ini bercerita tentang pencarian cinta melalui teknologi abad 21. Anda akan dibawa menempuh perjalanan mencari cinta sejati yang diwarnai dengan kelucuan, kesenalan, kesedihan, kesenangan, dan kegemasan.
Apabila Anda ingin menyelami lebih dalam atau sekadar ingin mengetahui proses lika-liku pencarian jodoh melalui Internet, kisah ini akan membuka segalanya.
Level of Interest
My Review
Kayaknya buku ini sering dikategorikan sebagai chicklit. Tapi beda dengan chicklit yang sempat hits di Indonesia seperti Bridget Jones’s Diary, In Her Shoes, Can You Keep a Secret?, dan Jemima J, chicklit yang ini lebih mirip sama Anak Kos Dodol atau My Stupid Boss. Isinya curhatan si penulis tentang suka dukanya berburu cinta di dunia maya. Saya sebut berburu karena ini mbak-mbak 30 something memang aktif sekali di situs-situs online dating. Dia sampai jadi member beberapa beberapa situs sekaligus. Dalam sebulan bisa kopdar beberapa kali dan sayangnya, sampai buku tamat masih belum ketemu pangeran impian.
Biasanya saya nggak terlalu hobi baca buku seperti ini. Tapi harus saya akui kalau buku ini memang kocak. Pria-pria yang ditemui Dianne di dunia maya memang ‘ajaib’. Ada yang cabulnya kelewatan, seksis, dekil, anak papa, bahkan ada yang sudah beristri. Yang biasa-biasa tapi nggak membangkitkan chemistry juga nggak kurang. Cerita Dianne tentang mereka benar-benar bisa bikin saya ngakak.
Sedikit banyak saya bisa mengerti ‘deritanya’ Dianne menjadi perempuan lajang di usia gawat. Soalnya saya sendiri juga begitu. Sebenarnya perempuan-perempuan seperti kami ini nggak merasa usia kami sudah di ujung tanduk. Sadar kalau pilihan semakin sedikit dan jam biologis terus bergerak memang iya. Tetapi sebenarnya kami nggak akan stres karena belum menikah atau belum punya pasangan kalau lingkungan sekitar nggak segitu ribut dengan kelajangan kami. Jadi curcol… 😀
Buku ini lumayan buat hiburan di kala senggang. Cocok buat bacaan ringan di perjalanan. Tebalnya juga cuma 200-an halaman dengan font gede. Beneran enteng buat dibawa-bawa dan dibaca.
Dan pada akhirnya, bacaan super ringan ini masih tetap memberikan pelajaran berharga bagi para lajang yang sedang mencari cinta, entah itu di dunia maya atau di dunia nyata. Seperti kata Gigi (Gynnifer Goodwin) di He’s Just Not That Into You:
Sometimes we’re so focused on finding our happy ending we don’t learn how to read the signs How to tell from the ones who want us and the ones who don’t, the ones who will stay and the ones who will leave And maybe a happy ending doesn’t include a guy Maybe… it’s you, on your own, picking up the pieces and starting over Freeing yourself up for something better in the future Maybe the happy ending is… just… moving on Or maybe the happy ending is this, knowing after all the unreturned phone calls, broken-hearts, through the blunders and misread signals, through all the pain and embarrassment… You never gave up hope.
Never give up hope till we kiss a frog that turns into prince, not a prince who turns into frog, ladies..