
Mumpung masih agak ‘seger’ filmnya, kali ini saya kepengin bahas soal Love and Leashes. Ini adalah film BDSM comedy dari Korea Selatan yang tayang di Netflix sejak 11 Februari 2022 lalu. Berikut ini review seadanya dari saya.
Judul: Love and Leashes
Diangkat dari: M oral Sense/The Sensual M (2017)
Sutradara: Park Hyun Jin
Bahasa: Korea
Tahun rilis: 2022
Produksi: Netflix | Seed Films
Genre: drama, roman, komedi
Sinopsis
Love and Leashes adalah kisah Ji Hoo dan Ji Woo, dua orang dengan nama yang hampir sama dan kepribadian sangat berbeda. Di kantor, Ji Hoo memiliki posisi yang lebih tinggi daripada Ji Woo. Di balik pintu kamar, Ji Woo adalah ‘master’ dan Ji Hoo adalah ‘budaknya’.
Jung Ji-hoo
Bintang baru di tim PR yang sempurna dalam segala hal. Ji Hoo punya sebuah rahasia yang disimpannya rapat-rapat. Ia ingin menjadi ‘budak’ dalam sebuah hubungan BDSM.
Jung Ji-woo
Anggota tim PR yang kompeten dan dikenal dingin. Diam-diam tertarik kepada Ji Hoo dan cukup kaget saat mengetahui hasrat terpendam atasannya itu.
Rasa kagum Ji Hoo kepada Ji Woo tumbuh, karena perempuan itu tak menghakimi atau membocorkan rahasianya. Tanpa pikir panjang, ia meminta Ji Woo untuk menjadi masternya. Meskipun awalnya menolak, Ji Woo memutuskan untuk mencoba. Ia menawarkan kontrak hubungan selama tiga bulan kepada Ji Hoo.
Ternyata, menjalani hubungan semacam itu jauh lebih rumit daripada yang mereka bayangkan.
Level of Interest

Review
Love and Leashes diangkat dari manhwa Moral Sense. Film ini bisa dikatakan mengangkat tema BDSM dengan pendekatan yang cukup berbeda, yaitu dari sisi komedi. Tentu saja ini bukan hal baru. Sebenarnya, jauh sebelum Love and Leashes sudah ada The Secretary (2002) yang bernuansa dark comedy. Namun, film ini lebih kental unsur komedinya.
Tidak ada adegan seksual atau nudity di dalam Love and Leashes. Bahkan keintiman fisik di dalamnya tergolong minim. Daripada full BDSM, saya rasa film ini lebih banyak bermain dengan unsur BD (Bondage-Discipline) dan DS (Dominance-Submission).
[REVIEW BUKU] FIFTY SHADES OF GREY: SEBUAH FANFIC BDSM NAN KONTROVERSIAL
Tentunya ada beberapa adegan yang tidak nyaman disaksikan, terutama bagi penonton yang tidak menggandrungi BDSM seperti saya dan sebagian besar manusia lain. Namun seperti yang dikatakan Jung Ji Woo (Seohyun) di film itu, we’re all somewhat pervert. Jadi, apa masalahnya? Saya rasa ini cuma soal preferensi yang berbeda.
Perbedaan dengan Manhwa
Moral Sense (atau Sensual M), manhwa yang diadaptasi menjadi Love and Leashes punya garis besar cerita yang sama. Namun, cukup banyak tokoh yang dihilangkan dan diganti. Misalnya Hye Mi, sahabat Ji Woo yang mengelola pet cafe dan seorang subs. Tokoh ini aslinya tidak ada di manhwa. Adanya sahabat pria Ji Hoo yang mengelola bar. Cowok brondong karyawan pet cafe yang jadi love interest Hye Mi di akhir film juga nggak ada. Adanya cewek subs berkacamata yang jadi karyawan di bar-nya sahabat Ji Hoo. Dia juga berteman akrab dengan Ji Woo. Couple versi manhwa dan film ini sama-sama unyu. Saya kepingin membaca/menonton perkembangan hubungan mereka.
Selebihnya, tak ada perubahan berarti yang membuat plot cerita jadi berbeda jauh. Tentunya, variasi play Ji Hoo dan Ji Woo di manhwa juga jauh lebih banyak. Tapi, tetap tanpa sex scene. Memang ini bukan smut, ecchi, apalagi hentai.
Seohyun Sang Dominatrix
Setiap film bertema BDSM rilis, hampir selalu ada perdebatan di dunia maya. Dulu 50 Shades of Grey jadi omongan dan bahan cibiran di mana-mana. Sekarang, Love and Leashes pun ternyata panen kritikan di negara asalnya sana. Uniknya, sebagian besar komentar negatif dialamatkan kepada Seohyun yang mau-maunya merusak citra sebagai maknae girl group nan polos dengan memerankan seorang dominatrix.
Padahal kalau kata saya, wajar, kok, Seohyun yang sudah 30 tahun menerima peran seperti ini. Kim Go Eun-nya Goblin saja debut dengan adegan seksual eksplisit dan nudity di A Muse. Kenapa Seohyun dihujat, ya? Apalagi ternyata akting Seohyun di sini cukup bagus.
Saya lebih menyukai Seohyun sebagai aktris daripada Seohyun sebagai seorang idol K-pop. Saat di SNSD, dia lebih sering ketutupan rekan-rekan segrup macam Taeyon, Yoona, dan Jessica. Tapi, Seohyun sebagai aktris ternyata cukup mencuri perhatian. Saya menyukai karakternya sebagai putri pendendam di Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo (2016). Perannya sebagai Seul Bi yang super ceria di Jinxed at First (Masih ongoing, lho! Coba tonton, deh) juga bagus.
[REVIEW BUKU] SHINE, DEBUTNYA JESSICA JUNG EKS SNSD SEBAGAI NOVELIS YOUNG ADULTS
Sampai saat ini, aktingnya memang belum matang benar. Namun, saya tidak menyangka Seohyun yang image-nya lugu dan lembut itu cocok jadi mbak-mbak bossy di Love and Leashes. Misuh-misuhnya mantap. Pas marah-marah pun keliatan tambah cakep. Saya paham, sih, kalau Ji Hoo lama-lama naksir.
Saat Member Boyband Perankan Praktisi BDSM
Iya, dua tokoh utama Love and Leashes ini kebetulan diperankan idol K-Pop semua. Lee Jung Young (Jun U-KISS) terpilih sebagai pasangan Ji Woo yang diperankan Seohyun. Beda dari Seohyun, saya tidak mendengar banyak ribut-ribut soal peran Jun sebagai sub. Paling netizen cuma membicarakan adegan menggonggong yang dilakukannya. Itu pun karena dianggap ‘kurang nyaman’ disaksikan. Tak ada yang menghujatnya karena mengambil peran ini.
Soal akting, menurut saya dia masih belum cukup matang untuk memerankan Ji Hoo. Bukan karena aktingnya jelek. Anak ini aktingnya bagus, kok. Saya pertama kali menyaksikan akting Jun sebagai anak SMA yang nge-prank bapaknya di Avengers Social Club. Chemistry-nya dengan Lee Yo Won yang jadi ibu tirinya membuat saya terkesan. Setelah itu, saya menonton aktingnya lagi dengan peran dewasa di Let Me Be Your Knight, kali ini sebagai leader sebuah band yang bersikap dingin. Aktingnya di drama itu tidak menarik minat saya.
Jun cukup bagus dalam memerankan karakter Ji Hoo yang agak clumsy dan manis seperti anak anjing ^^. Totalitasnya patut dipuji. Chemistry-nya dengan Seohyun juga bagus banget. Tapi, menurut saya dia masih belum cukup meyakinkan untuk peran mas-mas berusia 29 tahun.
Oh, iya, film ini juga jadi ajang reuni Jun dan Kim Bo Ra yang jadi love interest-nya di Avengers Social Club. Kali ini, Bo Ra memerankan mantan pacar Jun.
Gambaran BDSM-ers sebagai Manusia Biasa
Kalau Christian Grey digambarkan sebagai seorang alpha male yang harus banget menjadi sosok dominan dalam setiap aspek kehidupan—terutama dalam kehidupan Anastasia Steele—Jung Ji Woo yang diperankan Seohyun hanya mbak-mbak biasa yang kebetulan punya sifat tegas, suka in-charge, dan hobi mencoba tantangan. Inilah bagian dari manhwa-nya yang ‘diterjemahkan’ ke layar dengan baik.
Kalau di manhwa-nya, ada beberapa tokoh lain yang juga menggemari BDSM dan mereka kelihatan seperti orang kebanyakan yang tidak punya preferensi ke sana. Soalnya, terlepas dari preferensinya, BDSM-ers ini juga manusia biasa. Sure, their taste is unusual. Namun, hal itu tak selalu berarti mereka punya gangguan kejiwaan.
Kok, saya sok tahu? Setidaknya, penggambaran itu senada dengan penjelasan bu psikolog TikTok, @sundarindah.
Mereka tidak melibatkan preferensi itu dalam interaksi dengan manusia lain. Salah satu karakter di manhwa-nya yang sok bossy di kehidupan sehari-hari justru dipandang negatif oleh BDSM-ers lainnya. Soalnya, bagi mereka dominance itu hanya punya tempat di dalam hubungan sang dom dengan sub-nya. Itu pun dalam kondisi khusus yang sudah mereka sepakati bersama.
Kesetaraan dalam Hubungan BDSM dan Romantis
Kalau mengikuti film Love and Leashes dan manhwa Moral Sense, sumber konflik di antara Ji Hoo dan Ji Woo adalah kesulitan mereka berdua untuk menjalani hubungan BDSM dan hubungan romantis secara beriringan. Lho, apa masalahnya?
Love and Leashes sekilas membahas soal sifat hubungan BDSM dan hubungan asmara. Hubungan BDSM itu vertikal. Salah satu pihak memiliki posisi yang lebih tinggi daripada pihak lainnya. Sementara itu, pasangan dengan hubungan asmara yang sehat berada di posisi yang setara. Karena itulah, memisahkan hubungan BDSM dan asmara cukup sulit.
Saya jadi paham kenapa pasangan BDSM di artikel DailyMail yang sempat saya baca beberapa tahun lalu memilih untuk tidak terlibat dalam hubungan asmara. Rupanya, menjadi pasangan BDSM dan pacar sekaligus seperti Christian dan Ana itu banyak PR-nya. Apalagi kayak Ji Hoo dan Ji Woo gini. Sub-dom iya, atasan-anak buah (dengan posisi yang terbalik) iya, pacar juga iya.
Nah, satu hal yang saya sesalkan dari Love and Leashes adalah film ini tidak menunjukkan kesetaraan dalam hubungan Ji Hoo dan Ji Woo sedetail manhwa-nya. Meskipun Ji Woo memang lebih dominan daripada Ji Hoo, keduanya tetap mengusahakan kesetaraan dalam hubungan asmara mereka.
Ji Hoo tidak selalu menuruti keinginan Ji Woo, bahkan bisa sangat keras kepala kalau pendapat Ji Woo tidak sesuai dengan prinsipnya. Dia juga tahu kapan harus ‘maju’ untuk melindungi pacar/dom-nya. Dia tahu kapan harus memposisikan diri sebagai atasan Ji Woo dan kapan harus bertindak sebagai sub.
Sementara itu, Ji Woo akan meminta consent Ji Hoo dalam segala hal yang ingin dicobanya saat play berlangsung. Tentunya, dia juga tak keberatan bersikap sebagai pacar yang manut atau menjalankan tugas sebagai anak buah Ji Hoo di kantor.
Selain itu, saya paling suka ketika Ji Woo mengingatkan Ji Hoo untuk memprioritaskan dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum Ji Woo. Pendeknya, Mbak Ji Woo versi manhwa ini memang pacar yang mandiri dan cool.
Yah, itulah kesan-kesan saya soal film Love and Leashes yang tayang mulai Februari lalu di Netflix. Sudah coba nonton?
mbak coba reciew buku red living on the edge
LikeLike
Info soal bukunya, dong.
LikeLike
https://mangadex.org/title/26c2e38a-8660-41a9-ab4f-a3ebdc7fdc1c/red-living-on-the-edge ini terjemahan Inggris nya mbak
LikeLike
Yak, cek dulu. Makasii 😊
LikeLike
ada juga yang cetakan fisiknya terjemahan indonesia
LikeLike
This is very interesting. I haven’t seen Love & Leashes yet but I will have to watch it. As a BDSM practitioner, it will be interesting and, hopefully, entertaining. I live in the UK so it will be interesting to see how the topic is handled on the opposite side of the world.
You are definitely very right in what you say about it being hard to run a romantic relationship and BDSM relationship and really it has taken me 16 years of hard work and good communication. Both need to make some sacrifices and allowances, but it can happen. A great post, thank you for sharing.
LikeLike
Wow, thank you for visiting this blog 😁
LikeLike