[Review Buku] The Skin Gods (Kevin Byrne-Jessica Balzano #2)

11271044
Judul: The Skin Gods, Adegan Berdarah Sang Aktor
Penulis: Richard Montanari
Tahun Penerbitan: 2006
Format: paperback, owned
Bahasa: Indonesia
Genre: Thriller, suspense, detektif
Seri: Jessica Balzano & Kevin Byrne #2
Latar Tempat: Philadelphia, AS
Latar Waktu: Sekarang

Cerita

Kepolisian Philadelphia digegerkan dengan video pembunuhan sadis menyerupai adeganAlfred Hitchcock- Psycho film Psycho yang disewa tanpa sengaja oleh seorang pelanggan rental video. Rekaman yang meniru pembantaian Janet Leigh di bathtub itu dibuat secara amatir; ditimpakan dalam scene pembunuhan di film yang asli; kemudian diletakkan secara sembunyi-sembunyi di tempat penyewaan video.

Kasus ini dilimpahkan kepada detektif Unit Pembunuhan Kepolisian Philadelphia, Jessica Balzano. Ia bekerjasama dengan sang partner, Detektif Kevin Byrne untuk menanganinya. Mereka berusaha menemukan lokasi kejadian dalam video dan menerka pikiran si pembunuh untuk menemukan jasad korban. Lalu video-video pembunuhan yang lain bermunculan. Kali ini si pembunuh mereplikasi scene-scene dalam film Scarface, Fatal Attraction, Les Diaboliques, Witness, & Road to Perdition.

skin

Penelusuran video-video tersebut membawa Jessica & Kevin ke dalam kelamnya industri film porno Philadelphia. Penyelidikan keduanya menemui titik terang setelah Jessica mendengar kabar mengenai insiden yang terjadi dalam pembuatan film BDSM berjudul Philadelphia Skin bertahun-tahun lalu. Tetapi rahasia di balik pembunuhan-pembunuhan ini tidak sesederhana yang mereka duga semula dan para korban tak se-innocent yang terlihat. Lalu Jessica & Kevin harus berpacu dengan waktu untuk menangkap jejak si pembunuh yang dijuluki Sang Aktor sebelum korban lain jatuh. Apalagi karena Sang Aktor mengincar anak Kevin, Colleen sebagai korban untuk pertunjukan puncaknya.

Karakter

Detektif Kevin Byrne

Duda berusia empat puluhan dengan satu anak ini sedang cuti untuk memulihkan diri dari cedera parah yang dialaminya ketika menangani kasus pembunuhan Rosario (baca: Rosary Girls). Tetapi ia masih membantu Jessica menelusuri jejak Sang Aktor. Tiba-tiba kemampuan Kevin dalam membaca masa lalu melalui benda-benda yang disentuhnya kembali. Dan tanpa diduga riwayat korban-korban Sang Aktor mulai terjalin dengan masa lalu Kevin sendiri.

Detektif Jessica Balzano

                Jessica yang berprofesi sampingan sebagai petinju pro ini sedang mengalami krisis kepercayaan diri karena memasuki usia 30-an dan perselingkuhan suaminya. Walaupun begitu upaya penyelidikan Sang Aktor yang membuat Jessica harus jungkir-balik untuk riset film-film noir & menyamar sebagai aktris porno malah membangkitkan semangatnya.

Seth Goldman

                Seth merupakan asisten produksi sekaligus tangan kanan Ian Whitestone. Ia menapaki tangga kariernya dengan susah payah dan berhasil mencapai posisinya saat ini berkat kerja keras. Seth menyembunyikan identitas diri untuk mengubur masa lalunya.

Ian Whitestone

                Ian dikenal sebagai sutradara film kawakan Hollywood yang melahirkan film-film suspense bermutu. Kegemaran terhadap film telah menyatukan dirinya dan Seth melebihi rekan kerja biasa. Walaupun begitu tak seorang pun dari para pecinta film di luar sana yang mengenal sosok Ian sesungguhnya.

Agen Khusus FBI Terry Cahill

                Terry Cahill diutus langsung oleh pusat untuk menangani kasus pembunuhan Sang Aktor bersama kepolisian Philadelphia. Tetapi agen muda dan perlente yang masih terlihat hijau ini dipandang remeh oleh para petugas.

Opsir Mateo Fuentes

                Jika penyelidikan suatu pembunuhan membutuhkan analisis audio-visual, maka opsir berdarah Latin inilah yang  paling tepat melakukannya. Fuentes telah membantu Jessica & Kevin menemukan lokasi pembunuhan dan sosok Sang Aktor dengan keahlian telematikanya.

Opsir Mark Underwood

                Mark merupakan petugas yang pernah dibimbing Jessica pada tahun-tahun pertamanya sebagai polisi. Kakeknya adalah mantan partner Jessica selama bertahun-tahun.

Colleen Byrne

                Colleen adalah remaja tuna rungu yang berkemauan keras sehingga ia tidak membiarkan keterbatasan menjadi penghalang baginya untuk meraih keberhasilan. Gadis cantik dan berkepribadian ceria ini merupakan puteri kesayangan ayahnya. Diam-diam ia ingin agar sang Ayah memperoleh kebahagiaan baru.

Victoria Lindstrom

                Victoria adalah salah satu korban kejahatan seksual yang kasusnya ditangani oleh Kevin Byrne. Dulunya ia adalah wanita yang cantik dan percaya diri, tetapi wajahnya dirusak oleh si pelaku yang berkali-kali lolos dari jeratan hokum berkat uang dan pengacaranya. Victoria semakin dekat dengan Kevin karena satu tekad yang sama; menjebloskan si pelaku ke penjara agar ia tidak bisa menyakiti lebih banyak wanita lagi. Lambat laun Kevin mulai jatuh cinta kepada kepribadian luar biasa dan ketabahan Victoria.

Sepintas Tentang Topik Buku

Film Noirs

Noir berasal dari bahasa Perancis untuk warna hitam, jadi film noirs secara harfiah berarti black movies. Walaupun begitu noir bukanlah suatu genre, tetapi lebih merupakan istilah dalam dunia perfilman untuk mendeskripsikan drama kejahatan ala Hollywood. Istilah film noirs pertama kali digunakan oleh kritikus film Perancis untuk menyebut film-film detektif & kriminal Amerika pada periode pasca Perang Dunia II. Film-film noir pada masa itu menampilkan dark concepts seperti gangguan kejiwaan, degradasi moral, penyimpangan soasial, dan pemikiran-pemikiran kriminalistik; disertai protagonis yang anti-hero dan karakter wanita penggoda dengan ending tidak bahagia.

Film noirs klasik bermunculan pada tahun 1940-an sampai tahun 1960. Noirs pada masa itu didominasi dengan penggambaran kondisi carut-marut masyarakat Eropa-Amerika pasca perang. Film bertema noir yang fenomenal pada masa itu antara lain The Killers, The Postman Always Rings Twice, Gilda, & The Blue Dahlia. Era film noirs modern dimulai pada tahun 1960-an. Film-film yang menandai kebangkitan gaya neo-noirs antara lain Cape Fear, Taxi Driver & Chinatown. Tahun 1990-an ditandai oleh Basic Instinct, Se7en, Fight Club, Pulp Fiction, serial Miami Vice & film komedi The Big Lebowski; sedangkan tahun 2000-an diwarnai oleh Collateral, Training Day, Road to Perdition, & ketiga seri Batman yang dibintangi Christian Bale.

Film Snuff

                Film snuff adalah genre film yang menampilkan adegan pembunuhan atau kematian asli dan didistribusikan untuk tujuan hiburan komersil. Istilah snuff kemungkinan berasal dari bahasa slang Inggris ‘snuffen’ yang merupakan turunan dari istilah kuno ‘snithan’ (menyembelih/memotong-motong) dan ‘snide’ (membunuh dengan memotong/menusuk. Isu tentang snuff muncul sejak tahun 1960-an ketika dugaan mengenai perdagangan video-video pembunuhan dari Amerika Selatan beredar di masyarakat AS.

Sampai saat ini snuff masih dianggap sebagai urban legend belaka karena tidak ditemukan video dokumentasi pembunuhan apapun yang pernah diperjualbelikan. Walaupun begitu, banyak video dokumentasi pembunuhan, eksekusi, atau kecelakaan maut yang diunggah ke situs-situs khusus gore untuk hiburan bagi para penggemar kekerasan. Jadi bukan tidak mungkin kalau suatu saat film snuff benar-benar ada, atau mungkin malah sudah ada walaupun jalur distribusinya tersembunyi. Lagipula aku sendiri pernah mendengar tentang turis mancanegara yang ditawari VCD berisi potongan dokumentasi tsunami Aceh & Thailand oleh seorang pedagang VCD bajakan. Apakah ini bisa disebut snuff?

Komentar

                Too bad I couldn’t write complete explanation about characters from The Skin Gods, since my copy have been borrowed before I wrote the review. But this is all I can share for now.

                Karena aku sudah cukup sering membaca suspence & thriller , jadi aku cukup percaya diri dapat menilai buku ini dengan obyektif. Dan menurut pendapatku, The Skin Gods memang lebih bagus daripada kebanyakan novel bergenre serupa, setara dengan The Perfect Man & Pelican Brief yang juga lain dari yang lain meskipun temanya berbeda.

                Hal pertama yang menjadi poin plus bagi The Skin Gods adalah tidak banyak sex scene di dalam cerita, dan kedua karakter utamanya tidak terlibat hubungan asmara (atau mungkin belum). Aku selalu merasa love attraction dalam buku-buku Karen Rose & JD Robb lumayan mengganggu perkembangan cerita. Syukurlah The Skin Gods tidak mengulangi pola serupa.

                Poin plus kedua adalah detil penyidikan yang dicantumkan dalam cerita, hampir seperti CSI. Jadi terkesan bahwa Jessica & Kevin benar-benar melakukan penyidikan, bukan sekedar penelusuran tanpa arah.

                Lalu poin terakhir yang paling penting tentu saja jalan ceritanya. Plot yang dibuat Montanari memang tidak biasa. Sepanjang cerita aku dibuat menebak-nebak siapa si pembunuh, dan tiga tebakanku salah semua. Biasanya aku berhasil menebak si pelaku pada pertengahan cerita atau bahkan sejak awal cerita (you’re so predictable, Beverly Barton J), tetapi aku baru berhasil menebak siapa Sang Aktor pada bab-bab terakhir.

                Jadi untuk genre suspense/thriller, tentu saja buku ini highly recommended.

Trivial Facts:

  • The Skin Gods merupakan sekuel dari The Rosary Girls yang menceritakan awal partnership antara Jessica Balzano & Kevin Byrne.
  • Richard Montanari adalah salah satu penulis terlaris versi Sunday Times yang terkenal karena novel-novel thriller seperti Kiss of Evil, Deviant Ways dan The Violet Hour. Selain seri Jessica Balzano-Kevin Byrne, Montanari juga menulis seri Jack Paris.

Sumber:

Anderson, Lessley. 13 Juni 2012. Snuff: Murder & Torture on the Internet, and the People Who Watch It. http://www.theverge.com/2012/6/13/376557/snuff-murder-torture-internet-people-who-watch-it.

Horsley, Lee. 2002.The Development of Post-war Literary and Cinematic Noir. http://www.crimeculture.com/Contents/Film%20Noir.html.

Wikipedia. 21 Oktober 2012. Film Noir. http://en.wikipedia.org/wiki/Film_noir.

Wikipedia. 21 Oktober 2012. Snuff Film. http://en.wikipedia.org/wiki/Snuff_film.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.