

Judul: The Coffee Memory (Love Flavour #1)
Penulis: Riawani Elyta
Bahasa: Indonesia
Format: paperback, 232 hal.
Penerbit: Bentang Pustaka (2013)
Genre: metropop
Cerita
Komposisi:
Cinta, Rindu, Candu, Perpisahan, Kopi
Cara Penyajian:
–Tuangkan rindu, candu, perpisahan, dan kopi ke dalam cangkir.
-Tambahkan 180cc air cinta, aduk dan sajikan.
Novel ini bercerita tentang Dania, perempuan yang baru saja menjanda setelah suaminya meninggal dunia. Sambil mencoba bangkit dari keterpurukan karena perginya Andro, Dania harus mengelola bisnis kedai kopi peninggalan Andro.
Menjalankan kedai bernama Katjoe Manis itu ternyata tak semudah bayangan Dania. Meskipun ia juga pecinta kopi, namun dedikasinya terhadap dunia ‘perkopian’ tidak sebesar suaminya yang barista handal. Rongrongan dari kakak ipar serta cinta lama yang kini menjadi kompetitor kedainya juga turut menambah masalah yang memenuhi pikiran Dania.
Belum lagi kehadiran Barry, barista baru di kedainya yang misterius. Kenapa barista dengan keahlian dan leadership sehebat itu mau meninggalkan pekerjaan di kafe dengan bayaran tinggi untuk menjadi pegawainya?
2 Points for:
Level of Interest
My Review
Pertama, saya suka banget sama cover buku ini. Bagian dalamnya bergambar biji kopi. Seperti ini.
Terus dibungkus dengan cover cokelat seperti ini.

Sebenarnya pingin punya yang cover luarnya ini.

Kesannya seperti kantong kertas pembungkus makanan takeaway. Tapi berhubung di tobuk nemunya cover yang di gambar pertama, ya apa boleh buat. Tetap unik, kok.
Mengenai isi buku: sebenarnya ceritanya biasa saja. Bahkan terlalu singkat kalau menurutku. Tapi saya suka cerita yang berhubungan dunia kuliner seperti K-drama Coffee Prince, Dae Janggeum, film Magic Kitchen, The Ramen Girl, atau Waitress. Apalagi kalau setting kedai, resto, dan profesi kuliner itu bukan sekadar tempelan. Seperti K-drama Pasta yang menampilkan seluk-beluk dapur profesional di restoran bintang lima Las Vera secara mendetail.
Nah, The Coffee Memory ini juga menyuguhkan tipe cerita yang sama. Deskripsi setting kedai Katjoe Manis benar-benar terasa hidup. Kerennya lagi, di pembukaan setiap bab ada satu paragraf atau kalimat yang menjelaskan tentang segala hal yang berhubungan dengan kopi. Jadi kita bisa sekalian belajar tentang ilmu perkopian.



Sayangnya nuansa romance di buku ini sangat minim. Mungkin tujuan si penulis memang bukan menonjolkan romance. Tapi menurutku romance akan membuat kisah dalam The Coffee Memory lebih menggigit.
Saya juga nggak terlalu suka karakter Dania, karena dia bos yang galak dan terkesan agak picik dan childish untuk ukuran ibu-ibu.
Tapi salut lah, dengan usaha ekstra penulis untuk menampilkan seluk-beluk bisnis kedai kopi yang pasti butuh riset mendalam. Saya juga masih berminat baca Love Flavour dari penulis-penulis lainnya. The Strawberry Surprise, The Mocha Eyes, The Mint Heart, The Chocolate Chance, The Vanilla Heart. Pingin koleksi semuanya (semata-mata karena cover-nya yang bikin mata seger).
Sekadar menambahkan trivia, katanya kafein dalam kopi itu bisa mempertajam long term memory. Tapi teori ini masih pro-kontra, sih. 😀
Trima kasih ya reviewnya 😀
LikeLike
Sama2. Ditunggu karya selanjutnya.
LikeLike