
Buat yang terbiasa baca novel roman bikinan pengarang bule macam Nora Roberts, Sandra Brown, Johanna Lindsey, Lorraine Heath, Loretta Chase, atau Lisa Kleypas pasti sudah apal sama ciri khasnya. Kisah cinta penuh drama, steamy sex scene, dan sampul yang super steamy pula. Hampir selalu ada mbak-mbak mas-mas sumuk (ote-ote, sih) dengan pose merem keasyikan. Saya yang mencoba mendeskripsikan aja sampai geli-geli ngeri ini. Hahah..
Namanya juga sampul buku, alat jualan, wajar kalau modelnya harus cantik dan ganteng, ya. Mbaknya mesti langsing lencir dan masnya harus punya otot perut macam martabak 6 iris, kileng-kileng pula. Dan memang terbukti dalam banyak kasus, sampul yang ciamik (lawasnya diksi saya :D) sukses bikin pembaca kepincut untuk membeli atau setidaknya berniat membaca. Meskipun sinopsisnya nggak bagus-bagus amat. Bahkan sampai ada yang ngefans sama model sampulnya. Seperti ceritanya Sztella Tziotziosz dan Pepe Toth dulu.

Seperti kata-katanya mbak Lorraine Heath, salah satu penulis historical romance kesukaan saya dalam wawnacara dengan Cosmopolitan:
“Pembaca novel romantis banyak yang lebih fokus terhadap sampulnya. Itulah hal pertama yang mereka cari … Saya sudah melihat postingan para pembaca yang menyebut bahwa mereka memilih satu buku hanya karena mereka menginginkan sampul yang ada di buku itu….[Sampul] perlu sedikit provokatif. Lebih bagus lagi kalau sampul buku setidaknya mencoba menangkap mood dari cerita di dalamnya.”
-Lorraine Heath–
Nah, bagaimana jadinya kalau sampul novel yang menjurus ero ini dihiasi foto-foto orang biasa. Pose sama persis, tapi body dan rupa seadanya saja. Jadinya, ya, seperti foto-foto jepretan Kathleen Kamphausen ini. Kamphausen mencoba mreka ulang sampul novel steamy romance, tepatnya historical romance yang biasanya memang lebay maksi. Kebanyakan, sih, novelnya Johanna Lindsey.

Hasilnya bikin ngakak habis-habisan. Atau lebih tepatnya geli, karena saya yang sebenarnya nggak suka sama cover macam ini pun sudah terlanjur terbiasa melihat sampul ‘panas membara’ tadi. Maklum, bacaan saya memang kebanyakan roman hot-hot pop yang nggak pakai mikir ini. Saya nggak tega mau masukin gambar-gambar yang paling koplo. Full version-nya silakan liat di link source di bawah, ya.

Saya sendiri kurang paham pesan moral proyek foto ini apa. Educate people about the importance of beauty as additional selling point? Entahlah, barangkali meman cuma buat lucu-lucuan. Dan saya memang cukup terhibur saat melihatnya untuk pertama kali.
Source: Cosmopolitan
Aku sih setuju aja klo cover novelnya adalah model orang biasa, lebih realistis! :))
LikeLike
Ato setidaknya nggak usah pakai gambar model yang kurang baju, ya. Hahahah
LikeLike